Bagian 4
*****
Ran tengah menyisir rambut pirangnya yang maha daya panjang ketika mendengar suara seseorang yang menggerutu di luar menara jelek tempatnya berada.
Memang tidak terlalu jelas, tapi ia merasa pernah mendengar suara ini sebelumnya.
Apakah Sanzu?
Tentu saja bukan.
Penyihir dengan bekas luka itu sudah pergi beberapa jam yang lalu. Katanya sih mau healing sebentar biar tidak stres sekalian cari mangsa baru.
Mangsa untuk apa?
Tentu saja untuk jadi tikus percobaan beberapa sihir anehnya.
Kalian ingat Rindou yang disihir jadi kadal? Ketika Ran menanyakan alasan kenapa Sanzu menyihir adiknya, penyihir itu hanya menjawab bahwa ia kesal Rindou terus saja memanggilnya boneka Barbie karena rambutnya yang merah muda. Meski Sanzu mengatakan Rindou akan berubah menjadi manusia setiap malam Jum'at Kliwon, tetap saja yang Ran inginkan adalah Sanzu mengubah Rindou menjadi manusia kembali.
Bukannya tidak bisa, Sanzu hanya tidak mau. Penyihir itu bilang Rindou lebih cocok jadi kadal daripada pangeran.
Pada saat Sanzu berkata seperti itu, barulah Ran menyadari sesuatu.
Sanzu mengatakan bahwa Rindou adalah pangeran, yang mana itu berarti Ran juga seorang pangeran 'kan? Lantas bagaimana mereka berakhir di menara jelek Sanzu? Apakah mereka diasingkan? Atau mungkin diculik?
Ketika Ran menanyakan alasan keberadaan mereka disini, Sanzu hanya menatapnya aneh sebelum mengangkat bahu tanpa memberikan jawaban.
Sialan.
Kalau tahu akan terjebak dalam situasi seperti ini, Ran tidak akan menolak saat dirinya diajak nobar film Rabunjel atau apalah itu namanya.
Jika tidak tahu alur dan jalan ceritanya seperti apa, bagaimana Ran harus bertindak kedepannya?
Dan rambutnya .... Ran tidak bisa berkata-kata lagi.
Bagaimana bisa rambutnya jadi sepanjang ini?! Tangannya sampai pegal menyisirnya sejak tadi!
"Kenapa menara setinggi ini tidak disediakan lift saja coba?"
Ran menoleh saat pemilik suara itu memasuki menara dengan napas tersengal. Dan matanya seketika melotot begitu mengenali siapa tamu tak diundang tersebut.
"Yuki?!"
Ran terkaget-kaget, sedangkan Yuki terheran-heran.
"Errr... Hai, tampan. Aku tidak tahu kalau tempat ini berpenghuni. Aku hanya-..." Kalimat gadis itu terpotong saat iris birunya memandang takjub pada rambut pirang Ran yang panjangnya melebihi umur kakak Mikey dan Izana. "Apakah itu asli?"
Sang pemilik tak menjawab. Ran terlihat masih terkejut atas kehadiran gadis yang mirip dengan tetangganya tersebut, terlebih ketika gadis itu bersikap seolah tidak mengenalnya. "Kenapa... Kenapa kau ada disini?"
"Aku hanya-...." Kalimat Yuki kembali terpotong saat gadis itu merasakan sesuatu hinggap di bahu kanannya. Ketika menoleh, iris birunya langsung bersiborok dengan manik ungu seekor kadal atau mari kita sebut saja Rindou, karena kadal itu memanglah pangeran Rindou. "Hewan jelek apa yang kau miliki disini?"
Setelah melontarkan pertanyaan tersebut, Yuki meringis kesakitan karena ekor Rindou memukul wajahnya dengan keras.
"Kadal brengsek. Kau mau mati?!" desis Yuki kesal. Gadis itu segera mengejar Rindou yang sudah melarikan diri.
Ran hanya bisa menghela napas melihat Yuki dan kadal Rindou yang saat ini kejar-kejaran di sekitar ruangan. Ia tidak tahu harus merasa senang atau pusing karena sepertinya tidak di dunia ini maupun dunia asalnya, Rindou dan Yuki tetap saja bertengkar jika mereka bertemu.
"Kenapa aku harus terjebak di tengah omong kosong ini?" Ran meringis pilu.
Seseorang, tolong bangunkan dia dari mimpi buruk ini.
.
.
.
Words : 504
Senin, 29 Agustus 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro