Chapter 3
"(y/n) Bangun?!!! Ibu sudah menyiapkan sarapan untukmu!!"
Suara ibumu terdengar samar samar di telingamu. Kau membuka matamu perlahan.
Rupanya kau sudah kembali berada di kamarmu. Kau masih tak percaya apabila semua hal yang terjadi itu hanyalah omong kosong belaka.
Kau segera bangkit dari kasurmu. Kau melihat ke arah buku yang tergeletak di atas meja belajarmu.
Buku yang kau pinjam dari perpustakaan itu kelihatannya sudah kering. Kau melihat buku itu baik baik dan ajaibnya robekan yang kau buat sudah tak kelihatan.
"(y/n) apa kau sudah bangun??!!!"
Ibu mu memanggil mu lagi untuk kedua kalinya.
"Baik bu, tunggu sebentar" jawabmu.
Kau langsung mengganti pakaian dan menyiapkan segala perlengkapan sekolah. Setelah itu kau bergegas keluar dari kamar, dan menuruni tangga menuju dapur.
Kau mendapati ibumu yang sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat kerja.
"(y/n) ibu mau berangkat duluan ya!, kau harus habiskan makananmu. Jangan lupa pastikan mengunci pintu sebelum pergi sekolah!" Tuturya panjang lebar.
Kau hanya mengangguk mengerti sembari melahap sarapanmu yang tersedia di atas meja.
"Baiklah ibu pergi dulu ya dah"
Ucap ibu mu tergesa gesa sambil lalu keluar dari rumah.
Kau hanya melihatnya dan lanjut menghabiskan makananmu. Setelah itu kau mencuci piring, kemudian bersiap siap untuk berangkat menuju sekolah.
Kau memakai kedua sepatumu lalu mengunci pintu dari luar. Pagi ini suasananya begitu sejuk rasanya sangat berbeda jauh dengan udara di gurun pasir.
Kau berjalan melintasi jalur yang sama seperti biasanya.
Sesampainya di sekolah kau memasuki kelasmu dan belajar seperti sediakala. Entah mengapa tapi kau merasa jenuh dengan semua aktivitas ini.
Kau jadi teringat dengan Gil-kun dan ingin kembali ke zaman mesopotamia kuno untuk kedua kalinya. Padahal saat kau berada di sana kau malah ingin kembali ke zaman modern ini.
Bel pulang sekolah berbunyi. Banyak siswa yang berhamburan keluar untuk mengikuti kegiatan klub mereka, sementara kau tak punya urusan lagi di sekolah ini.
Kau berjalan pulang menuju rumah mu. Dan tiba tiba saja seseorang menepuk pundakmu. Rupanya itu Rin-Tohsaka.
"(y/n) ayo pulang bersama" ajaknya.
Kau hanya mengiyakan nya sambil terus berjalan.
"Hari ini cuacanya cerah ya?!. Tak seperti kemarin sore,yang cuacanya tidak begitu bagus" cakapnya.
Kau hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Ohh iya jadi bagaimana dengan buku yang kau pinjam kemarin?? Apakah buku itu cukup bagus??" tanyanya.
Kau menggeleng.
"Aku rasa... aku belum sempat membacanya, mungkin hari ini aku akan segera menamatkannya.." jawabmu.
"Eh begitu ya.."
Kalian berpisah di sebuah pertigaan.
"(y/n) sampai jumpa besok" ucapnya.
Kau melambaikan tangan ke arahnya dan kembali berjalan menuju rumahmu. Apa yang Rin tanyakan benar.
Kau harusnya membaca buku itu sampai habis supaya dapat mengetahui siapa sebenarnya raja Gilgamesh yang pernah kau lihat di zaman itu.
Sesampainya di rumah kau segera membuka sepatumu, berjalan menaiki tangga menuju kamarmu.
Di sana kau mendapati bukumu yang masih tergeletak apik di atas meja belajar. Kau lekas membaca buku itu.
'Kriing-Kriing'
Mendadak saja telepon rumah berbunyi. Lantas kau harus kembali menuruni tangga untuk mengangkat telepon itu.
[Halo.. (y/n)?]
Suara dari telepon itu terdengar seperti suara ibumu.
"Halo bu? Ada apa?" tanyamu.
[Hari ini ibu di tugaskan ke luar kota untuk sebulan penuh. Kau bisa menjaga dirimu baik baik bukan?]
"Iya" jawabmu.
[Baiklah ibu percaya padamu. Kau bukan anak kecil lagi. Kau sudah dewasa seperti kakak mu, berhati hatilah!!]
Ia menutup telepon.
Kau menghela nafas. Entah mengapa, selalu saja ada halangan bagimu untuk membaca tulisan di atas sehelai halaman dalam buku itu.
Kau mengambil segelas air jeruk dari lemari es, mungkin saja itu bisa mengembalikan suasana hatimu.
Setelah itu kau kembali menaiki tangga menuju kamarmu. Kau duduk di kursi meja belajar.
Kau membolak balikan halaman buku itu sampai halaman paling tengah. Lalu kau mulai membacanya.
'Raja it-
'Drrt - drrt' kini ponsel mu yang bergetar. Kau menaruh segelas air jeruk itu di atas meja.
[Halo (y/n)? Ini aku Shirou Emiya, maaf mengangganggumu... aku hanya ingin bertanya soal kamus milik ku yang kau pinjam kemarin lusa, Apakah itu masih ada padamu?..]
Kau merasa telah mengembalikan buku yang ia tanyakan itu. Tapi kau segera membuka laci meja belajar untuk memastikan hal itu.
Kau mengobrak abrik laci itu sampai semua bukumu berantakan. Kau menaruh beberapa buku itu di atas meja hingga 'Clang' gelas berisi air jeruk yang kau taruh terjatuh membasahi ratusan kertas itu..
Kau terdiam bagai patung.
[Halo..?]
"Maaf tidak ada"
[Eh begitu ya? baiklah, terima kasih]
Panggilan ditutup.
Kau segera merapikan buku buku itu. Kemarin buku yang kau pinjam dari perpustakaan yang basah, sekarang malah semua bukumu jadi ikut ikutan basah.
Kau melihat lembaran kertas halaman buku mu itu berubah warna menjadi kejinggaan. Kau segera memindahkan nya ke dekat jendela kamar.
Kau mencari cari buku babilonia yang kau pinjam dari perpustakaan itu, dan... untuk kedua kalinya buku itu basah lagi.
Suasana hatimu menjadi sangat kacau. Rasanya alangkah lebih baik jika kau kembali berada di zaman mesopotamia kuno itu.
Mungkin saja dengan begitu kau tidak perlu lagi membaca tulisan di atas secarik kertas untuk mengetahui sejarah Babilonia. Kau hanya perlu merasakan apa yang terjadi.
Kau membuka buku itu lebar lebar untuk memastikan bagian halaman mana yang telah di basahi cairan jingga itu.
Seketika cahaya aneh keluar dari buku itu. Cahaya itu terlihat seperti yang kau lihat kemarin. Sinar itu benar benar membutakanmu dan...
***
•
¤
•
¤
•
¤
•
"Hey nona muda, apa kau masih hidup??"
Suara seorang kakek tua terdengar begitu jelas di telingamu. Kau segera membuka matamu.
Seketika kau dibuat terkejut, karena rupanya kau sudah kembali berada di padang pasir yang gersang sama seperti sebelumnya. Kau melihat kakek bungkuk itu. Wajahnya benar benar tidak asing bagimu.
Kau merasa ia terlihat seperti penjaga yang mengantarmu ke hadapan Gil-kun, hanya saja kini wajahnya dipenuhi dengan lipatan keriput.
Tubuhnya yang gagah telah berubah menjadi lemah tak berdaya. Bagaimana bisa ia menjadi setua ini?.
"Aku rasa aku mengenalmu dari pakaian mu itu.. tapi, Ini bukan waktu yang tepat untuk berbincang!! Kau harus segera pergi sejauh mungkin, sekarang juga!!, Jangan sampai ia mengetahui keberadaanmu" suruhnya.
Kau tentunya tidak tahu harus pergi kemana. Semuanya benar benar terulang kembali, ini bukan hanya sebuah mimpi belaka.
"Kumohon nona cepatlah!!" Serunya lagi.
Kau hanya mengangguk dan hendak berjalan lurus melawan arah kota. Kau melangkah beberapa langkah dan..
'Tcak'
Mendadak saja sebuah busur melayang dan menancap di depanmu.
Kakimu nyaris saja terkena busur itu. Kau benar benar dibuat sangat ketakutan olehnya.
"Kau pikir hendak pergi ke mana penyihir?" Ucap seorang pria muda perkasa yang baru saja melempar busur itu padamu.
"Ohh tidak!" gumam kakek itu.
Si kakek tua bersikeras menghalang halangi si penjaga supaya tak dapat mendekatimu.
Namun si penjaga berkulit kecoklatan itu mendorong si kakek tua hingga jatuh tersungkur.
"Minggir kakek tua, jangan ganggu pekerjaanku!" Ujarnya dengan suara yang tinggi.
Tanganmu di tarik dengan kasar oleh nya. Kau merasa kesakitan.
"Tolong lepaskan!" Pintamu.
"Hei lepaskan dia!" suruh si kakek.
Tapi ia tak menghirau dan malah mengikat tanganmu dengan semakin kuat. Ia menarik mu masuk ke dalam kota yang pernah kau kunjungi sebelumnya.
Di dalam kota itu, kau mendapati beberapa orang berbadan kurus kerontang terduduk di sisi jalan. Mereka melihatmu dengan mata bulat mereka.
Kau merasa sangat iba dengan mereka. Rasanya ada yang salah dengan kota ini. Tempat ini benar benar berbeda dengan apa yang pernah kau lihat sebelumnya.
Tak lama kemudian akhirnya kau sampai di sebuah kerajaan. Kau tentu sudah tidak asing dengan tempat itu.
Iya, tidak salah lagi... itu adalah kerajaan milik si raja kecil Gil-kun. Kau di bawa masuk ke dalam tempat itu.
Kau ingin segera bertemu dengannya dan memintanya untuk membuat si penjaga ini melepaskan ikatan tali di tanganmu ini.
Kau di bawa masuk ke dalam sebuah ruang singgasana tempat Gil-kun berada.
Namun begitu kau memasuki ruangan itu...
Kau mendapati seorang pria angkuh menatap matamu dengan tajamnya. Begitu juga dengan singa peliharaan nya yang ikut menatapmu, seperti akan menerkam mu hidup hidup.
"Raja Agung maafkan aku, aku-
"Lancang sekali kau!! Berani beraninya Anjing kampung sepertimu memasuki ruangan ku tanpa izin!!" Ucapnya dengan suara yang meninggi.
Penjaga itu langsung terdiam bagai patung. Sepertinya suasana hati raja itu sedang kacau.
Raja Angkuh itu melihat diri mu baik baik. Seketika ia melotot, dan itu berhasil membuatmu bergidik ketakutan.
"Hm..menarik sekali.. Darimana kau menemukan gadis ini?" Tanyanya.
"Aku menemukannya di perbatasan tempat kami biasa berperang" jawab si penjaga.
"Perbatasan ya..."
Mata si Raja menyipit, ia seperti tengah memikirkan sesuatu.
"Lepaskan tangan nya!" Suruhnya.
Penjaga itu langsung melepaskan ikatan di tanganmu dengan sangat tergesa gesa.
"Sekarang aku tak butuh kau lagi, KELUARLAH!!" perintahnya dengan suara keras.
Penjaga itu pergi kalang kabut. Kau di tinggal sendirian menghadapi raja bengis itu.
Ia menepuk tangannya dua kali. Seketika masuklah dua orang wanita berpakaian ala timur tengah. Mereka langsung berlutut pada sang raja.
"Berikan dia gaun paling indah di kota ini!" Seru nya sembari menunjukmu.
"Baik Tuan Raja" jawab mereka bersamaan.
"Ayo kemari" ucap salah satu dari mereka menuntunmu berjalan ke suatu tempat.
"Suasana hati Tuan Raja sedang sangat buruk, itulah kenapa dia menjadi sangat pemarah hari ini" ucap salah seorang wanita itu padamu.
Akhirnya kalian sampai di sebuah ruangan yang pernah kau masuki sebelumnya. Iya, itu adalah ruangan yang pernah kau gunakan untuk mengganti pakaianmu.
Para pelayan wanita memberimu sebuah pakaian berwarna biru cerah yang terlipat dengan apik. Kau menerimanya dan merasakan kainnya yang sangat lembut dan halus.
"Ini adalah gaun dari kain yang sangat istimewa, sangat lembut bukan?" Tanya nya padamu.
Kau mengangguk sembari tersenyum.
"Terima kasih" ucapmu.
Ia membalas senyum mu itu.
"Ayo segeralah mengganti pakaianmu, Tuan Raja pasti sedang menunggumu" tambah salah satu pelayan itu.
Kau memasuki ruangan itu dan segera mengganti pakaian itu.
***
Lanjut...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro