Chapter 2
"Apa ia masih hidup?","siapa dia?", "dia pasti bukan berasal dari sini",
"dia cantik sekali", "bla..bla..bla.."
Suara riuh orang orang seperti memenuhi telingamu. Kau menutup kedua alat pendengar mu itu, namun suara itu masih saja terdengar.
Akhirnya dengan terpaksa kau bangunkan tubuhmu ke posisi duduk, dan membuka kedua matamu perlahan.
Ternyata, orang orang berkulit kecoklatan sedang mengerubungi mu. Kau dibuat terkejut karenanya.
Kau mencoba mengucek-ngucek matamu. Tapi semuanya masih terlihat sama.
Kau berpikir jika ini semua hanyalah mimpi. Namun semua ini terlalu realistis untuk disebut sebagai mimpi.
"Apa yang terjadi...??Di..Dimana aku??" Ucapmu.
Tanganmu menyentuh suatu butiran butiran kecil. Saat kau melihat ke bawah rupanya itu adalah butiran butiran pasir.
Kau melihat ke arah orang orang itu. Mereka berpakaian ala orang timur tengah.
Sedangkan kau masih mengenakan seragam sekolahmu.
"Si..Siapa kalian..???" Tanya mu dengan penuh rasa takut.
Seorang wanita tua menghampirimu.
"Kau harus segera bergegas anak muda!!, sebelum para penjaga membawamu ke hadapan tuan muda" ucapnya.
"Hah apa?..,Penjaga?.."
Kau tidak mengerti dengan apa yang ia katakan. Dan tiba tiba saja...
"Semuanya minggir!!!"
Seorang lelaki bertubuh kekar menerobos masuk kerumunan.
Kulit hitam legamnya itu benar benar menambah seram rupa wajahnya.
Ia melihatmu.
"Siapa kau?? Darimana kau berasal??"
Suaranya begitu keras dan menggelegar. Ia pasti penjaga kerajaan yang di maksud wanita tua itu.
"A..a..aku ti..tidak tahu" ucapmu dengan ketakutan.
Wajahnya berubah menjadi sangat menyeramkan, matanya melotot ke arahmu.
"Kau harus menjadi tawanan, dan berhadaplah pada raja muda!!!"
Ia mengikat kedua tanganmu di belakang punggungmu.
Kemudian kau di bawa masuk melewati kota yang ramai. Kota itu dipenuhi banyak pedagang yang berjualan.
Mereka menatapmu begitu kau berjalan melintasi mereka. Banyak anak anak yang bermain dengan senangnya.
Kau di bawa masuk menuju sebuah bangunan kerajaan megah bergaya Mesopotamia.
Rasanya kau sudah sering kali melihat kerajaan bergaya seperti itu dari foto buku sejarah yang pernah kau baca.
Saat memasuki kerajaan...
Kau langsung di paksa berlutut di hadapan lelaki kecil yang terduduk di singgasana seorang raja.
Ini terlihat seperti lelucon bagimu. Karena rasanya kau belum pernah mendengar soal raja yang usianya masih sangat belia seperti dia.
"Yang mulia, maaf mengganggu kesibukanmu. Aku baru saja bertemu dengan orang asing ini di perbatasan kota. Aku curiga jika ia adalah seorang penyihir atau penyusup yang di kirimkan untuk menghancurkan kerajaan ini."
Bocah lelaki itu melihatmu baik baik.
"Hmm... begitu ya... Hei wanita muda yang manis, apa alasanmu datang ke kota ini?"
Lelaki mungil itu bertanya padamu. Namun kau kebingungan hendak menjawab apa.
"Eh??sepertinya kau kebingungan.. Baiklah bagaimana jika aku mengganti pertanyaanku, dari manakah asalmu?"
Kau bertambah bingung
"Aku..berasal dari negeri seberang?" jawabmu.
Tiba tiba saja seluruh penjaga di istana menodongkan senjata nya ke arahmu.
"Hei tenanglah semuanya.."
"Tapi tuan dia kelihatan mencurigakan" Kata penjaga di sampingmu.
"Sudahlah..ayo turunkan senjata kalian dulu!"
Mereka semua menuruti perintah bocah lelaki itu. Kau pun bernafas lega.
"Tidak, dia tidak mungkin berasal dari negeri seberang manapun."
"Karena, aku belum pernah melihat seorang pun mengenakan pakaian seperti yang ia kenakan" tuturnya.
"Aku masih keberatan tuan muda. Aku tak bisa mempercayainya" ucap salah seorang penjaga.
Raja itu tertawa kecil.
"Baiklah baik... untuk membuktikan jika wanita ini bukanlah penyusup aku ingin ia menjadi pelayanku untuk hari ini saja. Bagaimana?"
"Tapi tuan itu terlalu beresiko" balas salah satu penjaga.
"Tidak, semuanya akan baik baik saja. Selama kalian ada di sini, kalian pasti akan melindungi ku dari segala marabahaya bukan?"
Para penjaga itu terdiam.
"Nah sekarang aku ingin kau melepas ikatan di tangan nya itu!" pinta nya.
Penjaga yang membawamu ke istana itu membuka ikatan tali di tanganmu. Kau merasa terbebas.
"Ekhem... pelayan - pelayanku"
Seketika datang lah tiga hingga empat orang wanita menghadap raja kecil itu.
"Apa yang anda inginkan tuan?" Tanya salah seorang wanita itu.
"Tolong antar kan wanita manis ini ke ruangannya, dan berikan pakaian yang sesuai untuknya"
"Baik tuan muda" jawab mereka.
Seorang wanita menghampirimu.
"Ayo lewat sini"
Kau di bawa masuk lebih dalam kerajaan megah itu.
Kau melihat lihat segala penjuru ruangan. Semuanya terlihat sangat kuno, kau merasa seperti seorang penjelajah waktu.
"Ini ruangan mu, pakaian nya sudah kami siapkan di dalam" ucap salah seorang pelayan.
"Segeralah mengganti baju mu kami akan menunggu mu di luar" kata nya lagi.
"Baiklah" ucapmu.
***
Setelah memakai pakaian itu kau di bawa kembali ke hadapan raja kecil itu.
Ia langsung tersenyum manis begitu melihatmu.
"Wah?!! kau kelihatan anggun mengenakan pakaian itu" ucapnya memujimu.
Kau hanya membungkuk sebagai ucapan terima kasih.
"Baiklah pelayan pelayanku sekarang kalian boleh kembali. Aku ingin berbicara empat mata dengannya" pintanya.
Para pelayan menolak untuk meninggalkanmu sendirian dengannya.
"Maaf tuan kami keberatan" ujar salah satu dari mereka.
"Kalian tidak perlu khawatir, aku pasti akan memanggil kalian jika terjadi sesuatu" kata bocah kecil itu.
Mereka terdiam sebentar.
"Baiklah jika itu mau mu tuan"
Akhirnya mereka pamit meninggalkan kalian berdua sendirian.
"Jadi wanita yang manis? Maukah kau menceritakan awal mula bagaimana kau bisa berada di sini?" Tanya nya.
Kau menghela nafas panjang. Bimbang harus bercerita mulai dari mana.
"Maaf aku bingung, aku rasa aku bukan berasal dari tempat ini atau zaman ini semuanya terjadi begitu saja...." ucapmu.
Raja mungil itu hanya mengangguk ngangguk mengerti.
"Hmm...begitu ya... baiklah baik aku mengerti" jawabnya.
Kau sedikit bernafas lega.
"Ohh iya aku lupa, kita belum saling mengenal bukan? Namaku Gilgamesh, tapi aku rasa jika kita sedang berdua begini kau boleh memanggilku Gil-kun" katanya dengan senyuman manis mengembang di wajahnya.
"Namaku... (y/n)..." ucapmu.
"Wah (y/n)? Itu benar benar nama yang indah hehe..." katanya sambil tertawa kecil.
"Kau tahu (y/n)? Aku tak menaruh rasa curiga sedikitpun padamu. Untuk membuktikan hal itu, apakah kau bersedia menjadi pelayanku?"
"Iya aku bersedia tuan muda" ucapmu sambil membungkuk menghormatinya.
"Hei sudah ku bilang bukan, panggil saja aku Gil-kun" katanya.
"Eh?..baiklah tuan... maksudku Gil-kun" ucapmu.
"Oh iya jadi... aku pikir kau tak perlu bekerja sebagai pelayanku sepenuhnya, kau hanya perlu berada di sampingku hingga waktu yang sudah di tentukan" tuturnya.
Kau mengangguk. Kau pikir anak ini benar benar bijaksana dan dewasa, kau tak pernah mengira jika bocah itu memiliki sikap yang sangat baik. Rasanya pantas saja jika ia dijadikan seorang raja.
***
Waktu berlalu begitu cepat, hingga waktu senja tiba.
Kau sudah melayani raja kecil itu dari menyuapinya makan, hingga membantunya merapikan pakaiannya.
Rasanya tak butuh waktu lama bagi kalian untuk menjadi sangat dekat.
Gil-kun banyak bercerita soal kotanya, rakyatnya hingga hal hal yang belum kau ketahui. Ia benar benar senang bercerita dengan mu karena kau seorang pendengar yang baik.
"(y/n) kau benar benar wanita yang anggun dan tak banyak bicara ya... hehe" cakapnya sambil tertawa kecil.
Kau hanya membalas senyuman nya.
"Wah.. sepertinya waktu mu untuk menjadi pelayanku akan segera usai" katanya dengan raut wajah sedikit kecewa.
Kau jadi merasa khawatir tidak bisa kembali ke rumahmu. Kau sangat takut terjebak di dunia mesopotamia kuno ini. Apalagi di zaman ini kau tak punya tempat tinggal.
"Kau boleh menjadi pelayanku kapanpun kau mau (y/n). Kau tak perlu gelisah jika tak bisa kembali ke tempat asalmu" katanya.
Ia benar benar bisa membaca pikiranmu.
"Maaf, aku rasa... aku hanya sedikit khawatir dengan orang tuaku" ucapmu.
Jika dipikir pikir lagi Gil-kun tak pernah bercerita soal orang tuanya padamu.
"Orang tua ya..."
Gil kun berdiri dari singgasananya raut wajahnya terlihat sangat sedih.
"Aku tak pernah tahu dimana atau siapa orang tuaku...
Banyak rakyat ku yang bilang jika aku terlahir dari seorang dewi yang cantik...Tapi..."
"Mengapa ia meninggalkanku sendirian?"
"Dan kalaupun ayahku seorang manusia mengapa ia tak ada disampingku saat aku membutuhkannya?"
"Rasanya walaupun aku sudah di kelilingi oleh banyak orang aku tetap merasa kesepian..."
"Aku harus bersikap selayaknya seorang pemimpin... aku merasa benar benar sendirian"
Jelasnya dengan mata berair.
Kau jadi merasa bersalah padanya. Kau berjalan mendekatinya dan membelai kepalanya dengan lembut.
"Hei kau tak sendirian sekarang.. kau punya aku sebagai pelayanmu. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu seperti kedua orang tuamu. Kalaupun aku pergi aku pasti akan kembali pada mu... Aku yakin" kata mu mencoba menyemangatinya.
Ia melihatmu dengan mata berkaca kaca.
"Benarkah?" tanya nya.
Kau mengangguk sembari tersenyum manis. Kau baru tahu jika raja kecil ini terpaksa harus bersikap dewasa karena keadaan hidupnya.
Tiba tiba saja ia memelukmu. Kau dibuat terkejut karenanya.
"Terima kasih (y/n)" ucapnya.
Kau menerima pelukannya itu. Rasanya ini pertama kalinya bagimu memeluk seorang anak kecil.
"Baiklah... aku rasa sekarang waktu mu untuk pergi" katanya.
Ia melepas pelukannya dengan sedih. Kau jadi merasa kasihan untuk meninggalkannya sendirian.
Tiba tiba saja seorang penjaga memasuki ruangan.
"Tuan muda, waktu ia di sini telah berakhir. Izinkan kami mengantarkan ia kembali!!" Ujarnya.
"Baik ku izinkan. Tolong bawa ia kembali kemari, jika ia tak tahu dimana keberadaan tempat tinggalnya!!" Pinta Gil-kun.
Para penjaga membungkuk ke arah Gil-kun dan mempersilahkanmu keluar dari ruangan itu.
Mereka benar benar membawamu kembali ke tempat awal mula kau tiba di kota ini.
Hanya ada gurun pasir sejauh mata memandang. Namun ini pertama kalinya kau melihat semua ini di senja hari.
"Ayo bergegaslah pulang!" Serunya.
Kau jadi bimbang harus pergi kemana. Kau mencoba berjalan mengelilingi tempat itu.
Namun mendadak saja kakimu seperti menginjak sesuatu yang lembut. Dan mendadak saja cahaya aneh yang menyilaukan keluar dari tanah itu...
***
Lanjut...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro