Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode Kelima

Lidah kelu, keringat dingin terus mengalir. (Name) tidak ingin mengatakannya, namun tidak ada waktu lagi.

Menghela napas panjang, (Name) menguatkan hati, "Jika aku mengatakannya, apakah mungkin Tuan akan percaya?"

Toji kebingungan, namun tetap mengangguk yakin.

"Apakah selama ini Tuan tidak sadar bahwa ini hanyalah alam mimpi?" Lirihnya. Tuan yang mendengarnya hanya menatap tidak mengerti.

"Apa...maksudmu?"

"Saya hanyalah seseorang yang hadir dalam mimpi Anda. Saya fana. Ini bukanlah dunia Tuan."

"(Name), apa yang kau--"

"Saya berbicara apa adanya Tuan Toji. Entah ini sebuah kekuatan atau kutukan, saya bisa menjelajah ke dunia mimpi. Saya adalah seseorang yang jauh, seorang gadis yang terbaring lemah di rumah sakit. Menderita koma sejak tahun lalu. Berakhir menjadi jiwa liar mengusik mimpi orang-orang." Puan tertawa miris.

(Full Name), usianya dua puluh satu. Kecelakaan mobil membuatnya harus mengalami koma selama satu tahun. Setelahnya dia hanya berkelana ke mimpi banyak orang. Dari satu jiwa ke jiwa lainnya, termasuk Toji Fushiguro.

"Jadi selama ini...hanya mimpi?"

"Kau benar. Maafkan aku."

"Kau ingin bilang jadi selama ini aku mencintai orang yang kutemui dalam mimpi?"

Deg!

Kali ini (Name) benar-benar kehabisan cakap. Ia tak salah dengar bukan?

"Tuan...?"

"Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal? Kenapa kau memberiku harapan? Kau tau betapa menderitanya ketika aku memutuskan untuk membuka hati untukmu dan mencoba melupakan istriku?"

"Maaf..."

"Memang sepertinya aku tidak di takdirkan untuk jatuh cinta lagi. Seharusnya aku sudah tau dari awal."

Toji merutuki dirinya sendiri, mungkin ini balasan untuknya karna sudah banyak melakukan dosa. Takdirnya hanya untuk menghadapi perpisahan.

"Maaf, ini semua salah saya. Maaf karna telah memberi harapan. Maaf telah membuat Tuan menaruh hati pada saya. Saya benar-benar minta maaf."

Kata maaf tak henti terucap, air mata membentuk sungai kecil membasahi pipi. (Name) tak sanggup menahan tangis, sungguh. Sebab dirinya merasakan yang sama.

Ya, begitu pula dengannya, (Full Name) jatuh cinta pada Toji.

Takdir selalu kejam. Memisahkan yang bersua dan menjauhkan yang dekat. Malam itu dipenuhi luka, baik sang pria maupun wanita. Tidak ada kata yang bisa menjelaskan, maka mereka berpisah hari itu.

***

Tiga bulan sunyi. Tidak ada tawa ceria itu lagi. Tak ada senyum manis yang selalu menyapa. Tak ada parasnya yang selalu indah dipandang. Toji Fushiguro kosong.

Entah itu di mimpi atau di kehidupan nyata, (Name) tidak pernah datang lagi.

Puluhan pil obat tidur menjadi keharusan. Tak dapat dipungkiri bahwa Toji pun merindukan hadirnya. Tapi nihil, takdir berkata lain.

Apakah manusia sepertinya memang tidak boleh bahagia? Merasakan kehangatan kasih sayang, apakah itu sesuatu yang sulit? Toji lelah sendirian.

Bumantara berwarna jingga. Burung gereja kembali ke sarang masing-masing. Surya sudah duduk di cakrawala, menunggu waktu untuk berpamitan pada buana.

Toji Fushiguro termenung di balkon, menatap kosong jalanan aspal yang penuh kendaraan. Macet.

Atensinya teralih kala denting bel berbunyi. Dengan langkah gontai menuju pintu utama.

"Dengan Tuan Toji Fushiguro? Ada surat untuk Anda." Petugas berseragam biru menyodorkan sebuah amplop biru muda, hanya bertuliskan alamat rumahnya, namun tidak dengan alamat pengirimnya.

Saat Toji membukanya, terdapat secarik kertas disana. Tulisan tangannya asing, tetapi kalimat pertama sudah menjelaskan benar siapa pengirim surat itu.

"Kepada Tuanku, Toji Fushiguro.

Saya tidak tahu, harus berkata apa selain maaf. Maaf karna sudah menghilang selama tiga bulan ini. Akhirnya saya bangun dari tidur panjang, ternyata dunia sudah berubah banyak. sayang sekali, orang pertama yang kutemui bukan Tuan, padahal saya sangat ingin bertemu dengan Anda.

Dengan surat ini pun saya juga ingin mengatakan bahwa, saya pun merasakan perasaan yang sama, saya mencintai Tuan. Tapi sepertinya mustahil, karna jika Tuan telah membaca surat ini, itu artinya saya telah tiada.

Maafkan karna kita belum bisa bertemu secara langsung. Terimakasih banyak atas semuanya, saya sangat bersyukur bertemu dengan Anda, walau hanya lewat mimpi. Semoga hidup Anda selalu bahagia, jangan terlalu cepat menyusul kami.

Kami mencintaimu."

Sekujur tubuh Toji lemas. Kertas putih itu diremas, basah oleh air mata yang tak bisa terbendung lagi.

Episode kelima, ditutup.

Apa ini anj. Gajelas. Dah lah sementara end dulu. Nanti direvisi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro