Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

═══════•°• ! Warning ! •°•═══════

╰► ᴬʷᵃˢ ᵗʸᵖᵒ ᵇᵉʳᵗᵉᵇᵃʳᵃⁿ
╰► ᴬᵍᵃᵏ ᵒᵒᶜ
╰► ᴬˡᵘʳ ˢᵉᵖᵉʳᵗⁱⁿʸᵃ ᵍᵃʲᵉ

═•°• ! INFO ! •°•═

╰► Italic : karakter sedang membatin, kata yang dianggap penting, kata yang menggunakan bahasa luar (Inggris, Jepang, Korea).

╰► Bold : dialog yang bermakna penting dalam cerita.

╰► Bold Italic : Sound effect, tanggal + jumlah word.

◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤

.

.

.

.

.

┎┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┒

ANOTHER WORLD

┖┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┚

.

.

.

Sebuah rumah yang awalnya sangat sepi karena hanya terdapat satu insan di sana, kini menjadi sedikit agak ramai berkat kehadiran iblis kecil imut kesayangan (Name). Suasana hening dan sunyi telah digantikan suara perdebatan di setiap menitnya. Barang-barang selalu terlempar dan tergeletak tidak rapi di lantai, yah... semua itu karena ulah si penghuni rumah. Benar-benar tidak ada kata 'tenang' lagi di dalamnya.

Bahkan kini lemari (Name) penuh dengan baju-baju kecil yang khusus dibelikannya untuk iblis yang telah diangkat menjadi adik kecilnya. Tidak hanya baju, perlengkapan dan benda lainnya secara spesial dia belikan untuk iblis imut ini. Ia sungguh memberinya kasih sayang layaknya seorang kakak. Dari yang katanya husbu sekarang malah dianggap seperti adik kandung sendiri. Author tidak bisa menebak pemikiran mbak Nem.

Padahal baru seminggu berlalu, tetapi dalam waktu 7 hari ini (Name) membawa perubahan besar baginya. Seperti dirinya yang menjadi lebih dekat pada iblis sadis berkedok imut itu, Enmu yang kini menjadi lebih terbuka kepadanya, perdebatan yang sedikit berkurang, dan semacamnya.

Yang terpenting... Ia sama sekali tidak menyangka jika rasanya seru sekali tinggal bersama si gepeng kesayangannya yang menjadi nyata.

Ini memberikan kesan penuh kepada (Name)

Setidaknya hidupnya menjadi lebih ramai bersama orang lain-- em... tepatnya iblis.

Memang agak sesat kalo tinggal bersama iblis tapi ya mau bagaimana lagi? (Name) terlalu sayang.

Enmu, iblis yang pindah isekai menuju dunianya telah menciptakan kenangan indah dalam sejarah hidupnya.

.
.

Kini dua insan ini tengah bersantai di dalam kamar dengan (Name) yang merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamar. Ia melirik melalui sudut matanya. "Ahh! Sungguh hari yang melelahkan," gerutunya membalikkan badan supaya bisa menatap iblis kecil ini dengan nyaman.

"Pokoknya aku yang menang!" seru Enmu tetap dengan sifat keras kepalanya.

Ngomong-ngomong beberapa menit yang lalu mereka  baru saja selesai gelut. Memang sudah menjadi rutinitas tiap harinya jika mereka adu mulut lalu berakhir gelut.

"Ya-ya... Terserah," balasnya dengan nada malas. Hari ini ia cukup lelah untuk berdebat, jadi biarkan saja. Toh akan memalukan jika tidak mengalah pada yang lebih kecil. Maksutnya tubuh Enmu lebih kecil, beda lagi kalo umurnya...

Merasa tidak menarik karena (Name) mengalah begitu saja, Enmu yang mendudukkan diri di tepi kasur kini menatap gadis itu dengan heran. "Tumben sekali kau mengakui kemenanganku"

"Hari ini aku sangat lelah...," ucapnya mengusap matanya, merasa jika pandangannya mulai memburam. Kelopak matanya seakan tidak kuat lagi untuk terus terbuka dan mengadu ingin segera diistirahatkan. "Aku mengantuk"

Mendengus kecil Enmu dengan baik hatinya menarik selimut untuk (Name) yang kesadarannya perlahan berkurang. "Ini bukan karena aku peduli padamu ya!" tegasnya memalingkan wajah.

Tersenyum kecil atas tindakan Enmu yang merenyuhkan hatinya, tangan (Name) terulur dari dalam selimut menuju pucuk kepala iblis itu. Ia mengusap lembut surai hitam lembut milik Enmu dengan kasih sayang. "Adik iblisku ini telah banyak  berubah, hehe"

"Aku tidak berubah!" sangkalnya tanpa menatap iris (Name) secara langsung.

"Tsundere"

"Siapa yang tsundere!"

"Sudah sana tidur!" perintahnya menyuruh (Name) untuk menutup mata dengan segera. Membiarkan gadis aneh nan ga waras itu untuk mengistirahatkan tubuh lelahnya. 'Aku bukannya peduli!'

Bagaikan tersihir oleh suara itu, kelopak mata (Name) akhirnya terpejam dengan sempurna diakhiri kesadarannya yang kini berpindah menuju alam mimpi. Sebelum kesadarannya menghilang secara paksa, (Name) menyempatkan diri untuk membalas dengan dehuman, "Uhm..."

"..."

Hening.

Sunyi.

Sepi.

Hanya suara pergerakan jarum jam yang terdengar memenuhi seisi kamar yang sunyi.

Kira-kira mungkin sudah hampir satu jam (Name) tertidur, menyisakan sang iblis yang masih menatap lekat gadis yang menurutnya gila itu. Irisnya yang indah dan memiliki goresan di sana menatap lama pada sosok (Name) yang terlihat tenang ketika tidur.

Merasakan perasaan aneh yang hadir tiba-tiba kala sesuatu terjadi pada tubuhnya, Enmu dengan sadar menerbitkan senyum kecil di wajah pucatnya. Ia mengubah posisinya menjadi berdiri sembari tetap memandang (Name) penuh arti.

"Sampai sekarang aku tidak tau bagaimana caraku yang sudah menjadi abu berpindah ke dunia aneh ini"

Baju yang sebelumnya dikenakannya telah menghilang tanpa jejak entah ke mana dan digantikan oleh pakaian khas yang selalu dikenakannya selama ratusan tahun. Tubuh pendeknya kini telah bertambah sebanyak beberapa centi. Penampilan bak anak kecil itu telah tergantikan oleh sesosok lelaki yang merupakan iblis.

Melihatnya saja sudah jelas jika Enmu kembali pada wujud sebenarnya.

Sekarang ia seharusnya bisa menghabisi (Name) dengan mudah. Seperti mencekik atau merobek isi perutnya. Ia juga bisa melihat warna merah yang disukainya.

Tetapi...

Entahlah...

"Aku benar-benar tidak peduli padamu," tuturnya mengambil beberapa helai rambut milik gadis yang terlelap itu.

"Keseharian yang sangat singkat dan menyebalkan," monolognya menjatuhkan beberapa helai rambut itu. Kedua irisnya menatap datar pada jari-jemarinya yang mulai menghilang diiringi dengan butiran hitam yang menguar langsung darinya. "Apa aku dibiarkan menjalani kehidupan normal sebelum benar-benar menghilang?"

Pandangannya turun ke bawah, melihat kedua kakinya yang kini telah menghilang. Perasaan aneh pun kunjung menyelimuti suatu sudut di hati kosongnya. Entahlah... Iblis yang terkenal sadis itu sama sekali tidak mengerti.

"Kau gadis aneh yang tidak kenal takut"

Iblis satu ini tidak akan bertahan lama. Butiran-butiran hitam ini terus-menerus menguar bersamaan dengan sebagian tubuhnya yang telah menghilang tanpa jejak.

Ia sungguh merasakan keanehan di suatu tempat. Mulutnya seakan terkunci dengan paksa. Namun meski begitu, dengan berat hati ia berucap, "Sayonara"

"Nee-san"

~~

Suara lenguhan kecil terdengar samar-samar di dalam kamar tersebut. Sang penghuni yang mengeluarkan lenguhan kini sedang meregangkan tubuhnya untuk melemaskan otot-ototnya yang sedikit tegang. Kelopak matanya berkedip beberapa kali untuk mengumpulkan seratus persen kesadarannya.

'Ah... Ini rutinitasku setiap hari ya...'

Gadis ini mengubah posisinya menjadi duduk. 'Rasanya ada yang berbeda...'

Kepalanya menoleh ke sana-sini menyelidik seisi kamarnya yang rapi. Hening. Suasana rumah yang sepi dikarenakan hanya dihuni oleh dirinya saja.

'Seperti ada sesuatu yang kulupakan?'

Menyingkirkan selimut yang menutupi kakinya, (Name) berjalan menuju lemari lantas membukanya. 'Hanya bajuku'

Membiarkan lemari itu dalam kondisi terbuka, gadis dengan nama (Full Name) ini melangkah linglung menuju dekat jendela. 'Aku seperti bermimpi sedang panjang'

Ia membuka kaca jendela itu, membiarkan cahaya sang surya mengintip kamarnya yang sunyi tanpa hehadiran siapa pun selain dirinya. 'Aku merasa sedih entah karena alasan apa... Sangat menyakitkan'

Bibirnya tertutup rapat, ia dapat merasakan air berkumpul di kedua matanya. Tubuhnya mulai gemetaran bersamaan dengan tetesan air yang menelusuri pipinya lantas terjatuh ke lantai.

Perasaan sedih yang tidak diketahui alasannya kian meluap. Rasa sesak pun tanpa izin memasuki hatinya. Sungguh terasa begitu aneh. Di suatu tempat ia merasa hampa seakan 'seseorang' telah menghilang selamanya.

Aliran air mata yang terus menitik tiada henti itu menemani pagi hari (Name) yang terasa 'sedikit' berbeda. Ia tidak bisa menghentikan isaknya, mau sekeras apapun ia memutar otaknya... Ia sama sekali tidak tau penyebab rasa sakit di hatinya.

Meskipun wajah cantik itu dihiasi oleh bulir bening yang menetes dari kedua maniknya, senyuman penuh ketulusan terbit dengan indah di sana.

"Kira-kira siapa yang memanggilku Nee-san di dalam mimpi ya?"

- F I N -

▬▬ι══════════════ι▬▬

- 1160 words
20 Agustus 2022

                                             

Akhirnyaa~! Setelah menerjang badai kemalasan & kemageran serta melewati berbagai hambatan & kesibukan rl, satu utang pun berhasil lunas! Yatta!

Sorrii yaw, semisal alur/ending tidak sesuai ekspetasi :) Pokoknya saya begitu sibuk tehehe -- smua orng pasti memiliki kesibukan sih :D
Yodahlah.

Makaciww buat yang udh nyempetin mampir ke acc ku!

Vote dari kalian memberiku motivasi & semangat :)

Sampai jumpa di lain karyaku ya ^^

Bye-bye~!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro