2
Seorang karakter 'fiksi' merupakan iblis yang dijadikan husbu olehnya. Dia memiliki iris bewarna biru laut dengan kanji yang terlukiskan di sana. Tiga tanda berbangun datar persegi menghiasi masing-masing pipinya dan diantaranya juga terlihat persegi kecil yang memisahkan. Ia juga memiliki rambut sepanjang dagu berwarna hitam gelap, sisi kanannya terselip di belakang telinganya. Semakin ujung rambutnya memudar menjadi warna merah muda. Kulit bewarna putih pucat dengan gigi taringnya sudah membuat identitasnya mudah ditebak.
Kini iris (Name) membulat seutuhnya dan bibirnya sedikit terbuka. Saat ini ia sangat-sangat terkejut dengan makhluk yang ada di hadapannya. 'A-apa aku sedang bermimpi?'
Untuk membuktikan ini mimpi atau bukan, gadis ini mencubit pipinya sendiri. 'Sakit!'
'Loh berarti ini kenyataan?! Seriusss?!!! Oemji, bahagianya watashi!!'
"Di mana ini? Hei manusia, apa kau yang membawaku ke sini?" tanyanya menampilkan senyum khas miliknya.
'Suaranya?!! Senyumnyaaa?!!! Ini benerann?!!! Seriuslyyy?!!! Astogehh gwehh mimpi apa semalem?!!'
"Huwaaaa demi apa!!!! Ayangku nyata gaess!!!!"
═══════•°• ! Warning ! •°•═══════
╰► ᴬʷᵃˢ ᵗʸᵖᵒ ᵇᵉʳᵗᵉᵇᵃʳᵃⁿ
╰► ᴬᵍᵃᵏ ᵒᵒᶜ
╰► ᴬˡᵘʳ ˢᵉᵖᵉʳᵗⁱⁿʸᵃ ᵍᵃʲᵉ
═•°• ! INFO ! •°•═
╰► Italic : karakter sedang membatin, kata yang dianggap penting, kata yang menggunakan bahasa luar (Inggris, Jepang, Korea).
╰► Bold : dialog yang bermakna penting dalam cerita.
╰► Bold Italic : Sound effect, tanggal + jumlah word.
◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤◢◤
.
.
.
.
.
┎┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┒
ANOTHER WORLD
┖┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┚
.
.
.
Rasa senangnya membludak sehingga dapat diketahui hanya dari raut wajahnya. Husbunya nyata? Jika iya (Name) benar-benar akan jingkrak-jingkrak kesenangan.
'Tapi ada yang aneh,' benaknya mengabaikan pertanyaan sosok di hadapannya. Ia memasang pose berpikir untuk menyelidiki bagian mana yang terlihat berbeda. "Ah! Kamu jadi bocil? Atau jangan-jangan anak tetangga yang lagi kosple?!" tanyanya setelah menyadari tingginya yang terbilang pendek, seukuran anak kecil sekitar umur 6 tahun.
"Aku yang duluan bertanya. Segera jawab atau mau kuberikan mimpi yang indah?" tawarnya dengan masih mempertahankan senyumnya. Tetapi urat-uratnya jelas muncul di dahinya menandakan jika dia sedang kesal.
'Akhh-- gawat aku bakal mampus kalo dia keluarin teknik darah iblisnya T__T' batinnya menangis.
'Tapi ini kan husbu tercintaku. Aku tentu seneng banget meski masih tidak percaya!!' girangnya dalam batin.
Normalnya kita yang ke isekai, jadi menurutnya aneh karena justru Enmu yang malah pindah isekai. Dan ini menyatakan jika pemikiran konyol (Name) sungguh menjadi kenyataan.
Baik, sepertinya (Name) harus segera menjawab daripada harus mati karena bagaimanapun husbunya ini tetaplah 'iblis'.
IBLIS versi ikemen.
IBLIS versi kawai.
"Kau ada di rumahku. Tetapi bukan aku yang membawamu kemari," jawabnya.
"Aku tidak suka gadis kecil yang pandai berbohong," ucapnya.
Padahal (Name) tidak berbohong tapi iblis ini malah mencurigainya. Sudah dijawab dengan ramah malah dibilang berbohong, rasanya (Name) ingin menampol iblis itu, tapi tidak bisa karena ia terlalu sayang. Dan siapa juga yang mau mati kalau salah bertingkah kan.
"Aku tidak berbohong dan apa benar kau adalah Enmu?" jawabnya sekaligus melontarkan pertanyaan untuk meyakinkan dirinya.
Menatap tajam bak sebilah pendang, iblis bernama 'Enmu' ini menatap waspada. "Kenapa kau bisa tau?"
Darimana bisa tau? Tentu saja jawabannya sudah jelas. (Name) menjawab, "Karena kau ini chara anime sih. Iblis gila penyuka rasa sakit"
Sebuah senyum lebar terlukis. Sekarang Enmu menundukkan kepala membuat (Name) menatapnya tidak mengerti. "Begitu ya? Kalau begitu mau melihat sesuatu yang indah?" tawarnya tersenyum manis sembari berjalan mendekat.
"Ogah. Emang kau pikir aku gatau apa niatmu yang sebenarnya? Awalnya kau memberikan mimpi indah yang pada akhirnya akan menjadi mimpi buruk. Aku ini tau seluk beluk tentangmu. Jadi aku tidak mudah kau bohongi~," ocehnya menyombongkan diri.
"Gadis kecil kau memang mencurigakan ya," balasnya.
Gadis kecil katanya, tapi di sini (Name) itu jauh lebih tinggi loh. Apa Enmu perlu dibawakan kaca besar? Tampang bocil tapi malah menyebut (Name) gadis kecil.
"Yang kecil itu Enmu dan kenapa pula tubuhmu bisa jadi pendek kek gitu?" tanya (Name) menyadari fakta bahwa iblis di hadapannya ini berversi anak kecil. 'Tapi imut banget!'
"Kalau begitu aku harus langsung membunuhmu," ujarnya enteng. Enmu berniat melangkahkan kaki namun entahlah tiba-tiba saja dia malah jatuh ke depan dan mukanya mencium permukaan lantai.
"Astaga... Enmu ngapain?" tanyanya berwajah datar seperti ini -_-
'Aku berniat menerjangnya tapi ada apa?! Aku tidak bisa langsung maju dan malah jatuh?! Apa aku kehilangan kemampuan?' benaknya. Ia mengusap-ngusap hidungnya yang memerah akibat terbentur. Senyuman nampak cerah di wajahnya. "Ah... Ini sakit," ujarnya senang.
'Kan gila... Tapi aku tetep sayang'
Sedikit merasa gemas melihat Enmu versi bocil, (Name) terkekeh kecil melihatnya. Tanpa ragu lagi gadis itu pun menghampiri Enmu kecil. "Husbuku sekarang jadi kiyuttt!!"
'Bicara apa dia?' tanya Enmu dalam benaknya. Ia menatap kedua telapak tangannya yang sepertinya mengecil. 'Aku menyusut?' tanyanya lagi-lagi. Ia merasa bingung dengan kondisi tubuhnya saat ini dan dirinya sama sekali tidak mampu mengelurkan jurus/teknik iblisnya sedikitpun.
Sementara di sisi lain (Name) sendiri dapat menyimpulkan jika iblis satu ini tidak bisa mengeluarkan tekniknya, jadi dia aman. Mau bagaimanapun ini di dunianya... Dunia tanpa adanya manusia super dan semacamnya. Jadi wajar jika Enmu tidak bisa mengaktifkan teknik darah iblisnya.
"Enmu ada di duniaku sekarang jadi kupikir wajar jika tidak bisa menggunakan teknik darah iblis," jelasnya.
"Dunia yang aneh dan menyusahkan. Kenapa aku bisa ada di sini?" balasnya menyerah. Mencoba beberapa kali pun, ia tidak bisa menggunakan kemampuammya.
"Padahal aku ingin membuatmu mimpi indah," ucapnya.
"Aku sudah mimpi indah karena Enmu ku nyata!!" balasnya kehirangan.
"Siapa Enmu mu? Jangan seenaknya!"
"Awhh!! So kyutt banget si kecil ini!"
"Aku bisa membunuhmu kapan saja loh!" amcamnya.
"Coba saja~"
Sesuai permintaan (Name) kini Enmu berniat membunuhnya lalu memakannya. Tangannya diarahnkan menuju gadis itu berniat menusuk dengan kukunya yang panjang dan tajam. Sayangnya realita tidak sesuai ekspetasi.
"Hm? Astaga... imut banget sih!" ucap (Name) merasa gemas dengan tingkah Enmu yang terlihat seperti anak kucing yang sedang mencakar-cakar.
'Ti-tidak mempan bahkan tidak mengeluarkan warna darah yang indah?!' benaknya terkejut. Ini berarti ia tidak ada bedanya dengan manusia biasa. Hanya bocil imut yang tidak berbahaya.
Tidak terima atas apa yang menimpanya, Enmu tetap berusaha menusuk kulit (Name) berharap untuk mengeluarkan cairan merah yang begitu indah baginya. Yah... meskipun bagi (Name) tindakan Enmu seperti anak kucing yang mencakar sofa. Imut level tinggi!
Hingga sebuah suara nyaring membuat aktivitasnya terhenti.
*kruyuk
Bunyi perut yang lapar sudah berdering untuk meminta makanan. Tertawa gemas (Name) bertanya, "Lapar? Mau makan?"
"..." Tidak berkutip Enmu hanya bisa mengangguk sekali.
"Berikan dagingmu," requestnya.
"Idih! Kanibal!" celetuknya.
'Eh bentar... Enmu kan memang makan daging manusia... TAPI AKU GAMAU JADI MAKANANNYA!!!' batinnya yang sedang ribut sendiri.
Berdehem sekali, (Name) membalas, "Ekhem. Da-dagingku tidak enak. Bagaimana jika makan ind*mie saja?"
"Cih... menyebalkan," balasnya mempoutkan bibir.
Ah... sungguh... (Name) merasa beruntung bisa melihat wajah imut milik husbu tercintanya.
"Ind*mie itu enak! Ayo sini makan bareng aku!"
▬▬ι══════════════ι▬▬
1066 words
8 Juni 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro