Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[New Team Old Avengers] Bucky Barnes (2)

"Sorry Tony, but he is my friend."

"So, was I."

"Hei Stark."

Suara itu membuatnya tersentak. Tony bahkan baru menyadari jika ia masih berdiri di ambang pintu saat itu, dan kepalan tangannya memutih. Ia mencoba untuk mengatur napasnya. Ia harus ingat jika dunia ini tidaklah sama dengannya, dan Bucky mungkin saja bukan orang yang sama dengan yang ia kenal saat di dunianya.

Mungkin saja bukan dia yang membunuh keluarganya.

"Stark?"

Bucky menatap aneh pada Steve yang memanggilnya Stark. Tentu saja, Bucky mengenal nama itu, namun yang ia kenal adalah ayah dari Tony. Howard Stark.

"Ah, namanya adalah Tony Stark. Ia orang yang kuceritakan beberapa minggu yang lalu," Tony tampak sedikit curiga dengan apa yang dikatakan Steve tentangnya terutama dengan pemuda yang ada didepannya saat ini.

"Ah, apakah kau adalah anak Howard? Kau mirip dengannya," Bucky tampak berdiri dari posisinya dan mengulurkan tangannya, "perkenalkan. Namaku James Buchannan Barnes. Kau bisa memanggilku Bucky."

Tony menatap Bucky yang tersenyum padanya. Ia sedikit berbeda dari Bucky yang ia kenal. Winter Soldier yang tampak dingin dan tidak berekspresi. Ia bahkan tidak yakin pernah melihatnya tersenyum seperti itu. Meski tentu, ia sangat jarang bertemu dengan Bucky, dan saat bertemu dengannya adalah saat yang buruk.

"Kau bisa memanggilku Tony," ia memutuskan untuk mengawasi Bucky saat ini. Meski saat itu, ia bahkan tidak sadar jika ia menjabat tangan Bucky sangat keras, "seperti aku memintanya untuk memanggilku seperti itu. Aku bukan ayahku..."

Tony menatap Steve. Ia meminta pemuda itu untuk memanggilnya Tony. Dan Steve hanya tertawa canggung dan menggaruk kepala belakangnya. Bucky yang tampaknya sedikit kaget karena jabatan tangan itu kemudian menatap Tony dan kemudian pada Steve.

Lalu ia tertawa.

"Kurasa jika ia memang menurunkan sifat kakeknya, akan sangat susah untuk memintanya melakukan itu," Bucky tampak menggeleng dan menghela napas. Tony hanya menatap Steve yang menggaruk dagunya dan kemudian menatap pada lengan kiri Bucky, "ah, apakah ini mengganggumu?"

Tony menoleh dengan cepat kearah Bucky yang menunjuk pada bagian lengan kirinya.

"Sepertinya saat mereka menemukanku di bawah rel kereta api itu, lenganku terkena infeksi dan terpaksa diamputasi," jawab Bucky tampak mengangkat bahunya seolah itu bukan hal yang buruk.

"Menemukanmu?"

"Kau tidak mendengar berita beberapa minggu ini?" Tony tampak berpikir, ia memang menyibukkan diri dengan Obadiah dan juga Peter. Juga beberapa upgrade dari seragamnya. Setelah kejadian itupun ia masih harus mengurus surat untuk mengambil hak asuh Peter agar ia bisa tinggal dengannya.

"Beberapa orang prajurit menemukan Bucky yang membeku dibawah rel kereta dimana ia mengalami kecelakaan 70 tahun yang lalu. Entah bagaimana ia bisa selamat dan tetap hidup dalam keadaan membeku selama 70 tahun itu," Tony tampak mencerna perkataan dari Steve. Ia bisa menyimpulkan jika itu adalah saat dimana seharusnya para prajurit itu menemukan Steve.

Dan jika memang Bucky yang ditemukan, dan fakta jika ia tidak memiliki lengan besi, itu artinya HYDRA tidak menemukan Bucky. Mungkin mereka memang sudah bereksperimen dengan tubuhnya menggunakan serum super soldier, namun mereka tidak bisa menemukannya dibawah rel kereta itu.

...

"Kutebak kau tidak tidur lagi."

"Aku tidak mau menghabiskan waktu untuk mengistirahatkan otakku," Tony mengangkat bahunya tampak acuh. Ia sedikit rileks mengetahui jika Bucky didepannya bukanlah Winter Soldier. Meski tentu saja ia masih tetap terlihat waspada, bagaimanapun ia sudah terbiasa untuk melihat Bucky sebagai seseorang yang berbahaya.

"Aku akan meminta Mr. Parker untuk mengatur pola tidurmu."

"Hei, jangan menggunakan kelemahanku begitu saja," Tony tampak mendengus. Tentu saja Steve menyadari jika Tony akan melakukan apapun jika itu Peter yang memintanya. Jarvis juga menyadarinya dan menjadikan itu sebagai senjata untuk membuat Tony makan ataupun tidur, "dan ngomong-ngomong, kau bisa keluar dari sini beberapa hari lagi."

"Ah benarkah? Aku sudah bosan disini," Steve tampak menghela napas lega dan tampak merenggangkan tangannya, "tidak bisa hari ini?"

"Jangan bodoh," Tony dan juga Bucky berbicara bebarengan.

"Kau terkena ledakan bom. Beruntung tubuhmu masih utuh dan kau tidak masuk ICU," Tony tampak menyilangkan tangannya dan menghela napas. Baru saja ia akan mengatakan sesuatu saat pintu kamar Steve kembali diketuk.

"Masuklah."

"Hei Steve, kubawakan dorito untukmu!" Suara itu tampak terdengar familiar. Dan saat Tony menoleh, ia menemukan Clint yang membawa sebungkus Dorito di tangannya. Itu membuat dahinya berkerut bingung, dan Clint yang menghentikan langkahnya dengan gestur canggung.

"Hei Stark."

.
.

"Jadi, bukan Natasha yang terkirim?"

Tony tampak memijat pelipisnya dan menghela napas. Ia baru mengetahui jika Clint adalah seseorang dari dunianya juga setelah mereka keluar dari rumah sakit dan Clint segera menceritakan semuanya.

"Nat memaksaku. Dan aku punya alasan sendiri juga," Clint tampak bergumam untuk kata-kata terakhirnya itu. Tony menatapnya bingung sebelum ia menatap kearah jalanan didepannya, "ngomong-ngomong, aku mendapatkan tugas dari Fury."

"Tugas?"

"Ia sedang tidak bisa menghubungimu. Kau tahu, saat di dunia kita--Coulson yang menemuimu."

"Saat aku sedang bersama Pepper. Tentu saja," Tony tampak terdiam sebelum benar-benar mengingatnya, "tetapi si bajak laut itu belum memintaku untuk membentu Avengers?"

"Tentang itu, sebenarnya itu juga tugasku. Aku mencoba untuk menemuimu di menara, tetapi kau tidak ada. Kudengar dari butlermu, kau sedang mengurus sesuatu tentang anakmu? Aku tidak pernah tahu kalau kau memiliki anak," Clint tampak baru menyadarinya dan menatap kearah Clint.

"Kau ingat pertarungan di Jerman?"

"Ah Civil War. Tentu, ada apa dengan itu?"

"Spiderman," Tony bergumam. Mereka memang tidak pernah bertemu dengan Peter, namun mereka pernah bertemu dengan Spiderman. Dan itu membuat Clint membulatkan matanya sempurna.

"Berapa usia anakmu?"

"Lima belas tahun saat kalian bertemu dulu. Sekarang usianya 12 tahun," ujar Tony membuat Clint menganga.

"Kau membawa remaja ke pertarungan kita? Terlebih anakmu? Kudengar Steve melemparkan Garbarata padanya!" 

"Dia bukan anakku di dunia kita dan--apa maksudmu Steve melemparkan Garbarata padanya?" Tony baru mengetahuinya dan menatap Clint dengan mata membulat. Clint sendiri hanya melihatnya sekilas, jadi tidak memiliki banyak informasi tentang itu.

"Yang lebih penting, kau tahu dua alasanku kemari bukan? Pertama karena aku mewakili Direktur Fury memintamu untuk membentuk tim superhero, dan yang kedua adalah masalah Tesserac," Clint tampak memberikan dua buah file padanya. Dan saat ia akan memberikannya, Clint menariknya kembali.

"Kau... tidak keberatan dengan Bucky yang sekarang bukan?"

"Ia bukan Winter Soldier. Kurasa ia bukan orang yang membunuh kedua orang tuaku disini, memang ada apa?" Tony menatap curiga Clint sebelum mengambil file itu dan membukanya

"Kau tahu kenyataan di dunia ini Steve sama sekali tidak membeku. Dan ia sudah tewas entah karena apa, menikah dengan Peggy Carter dan memiliki anak bahkan cucu," Clint tampak bergumam dan menghela napas, "Nick mencari orang-orang berpotensi untuk bisa menurunkan gelar Kapten Amerika. Dan kurasa--"

"Bucky... Barnes, sebagai kapten Amerika?"

"Ia memiliki serum super soldier Tony," Clint segera menjelaskan sebelum Tony bisa memprotesnya, "kau tahu jika Steve yang tadi kita temui bukanlah Steve Rogers yang kita kenal. Meski terlihat daya  tahan tubuhnya lebih kuat ketimbang orang normal, namun kita tidak bisa memastikan apakah Serum Super Soldier menurun padanya. Tetapi, kau tidak keberatan dengan itu bukan--jadi--"

"Aku memang tidak keberatan dengan pria itu yang ada di dunia ini. Namun, bukan berarti ia tidak mengingatkanku pada Bucky yang ada di dunia kita," Tony menggeram kesal pada Clint dan ia sedikit meremas file itu, "bagaimanapun juga ia sudah membunuh orang tuaku. Apakah menurutmu aku akan memaafkannya?"

"Tony," Clint menghela napas dan tampak menatapnya, "jika kita ingin mengalahkan Thanos dan membuat semuanya menjadi lebih baik, kita harus melakukannya."

...

"Akan kupikirkan," Tony menghela napas dan tampak berjalan kearah mobilnya dimana Jarvis dan Peter sudah menunggunya. Jarvis baru saja menjemputnya dari sekolah.

.
.

"Mr. Sta--dad," Tony menoleh pada Peter saat ia sedang sibuk dengan apa yang bisa ia lakukan di bengkelnya. Ia menggesturkan Peter untuk masuk sebelum Peter tersenyum dan membuka pintu lebih lebar, "apa yang sedang kau lakukan?"

"Menambah beberapa upgrade untuk seragamku. Ingin membantuku?" Tony tidak bisa menahan senyumannya saat melihat mata Peter berbinar dan segera ia mengangguk cepat dan menghampiri Tony, "baiklah, berhati-hatilah dengan listrik dan api disini. Dan gunakan alat pengaman."

"Kenapa kau tidak menggunakannya dad?" Tanya Peter sambil mengenakan kacamata pelindung yang diserahkan oleh Tony.

"Karena aku adalah orang dewasa dan--"

"Dan anda harus tetap menggunakannya," Jarvis masuk dengan nampan berisikan mac & cheese dan juga segelas air. Ia mengambil helm yang ada disana setelah menaruh nampan di atas salah satu meja, dan menaruhnya diatas kepala Peter dan Tony.

"J!"

"Kalau tidak, maka tidak ada dessert untuk anda," Jarvis menatap dengan senyumannya yang biasa. Namun, keduanya tahu jika ia serius. Dan bahkan akan melakukan yang lebih daripada sekedar tidak adanya dessert legendaris dari Jarvis.

"Baiklah-baiklah," Tony begitu saja menyerah. Peter hanya tertawa pelan melihat kedua orang didepannya dan kembali melakukan tugasnya.

"Hei Pete," Peter hanya bergumam saat Tony tampak memanggilnya, "hanya pertanyaan cepat. Kalau saja, terjadi sesuatu padaku--maksudku kalau aku tewas. Dan kau bertemu dengan orang yang membunuhku. Dan kau mengetahui jika ia dikendalikan seseorang untuk membunuhku, apa yang akan kau lakukan?" Baik Jarvis dan Peter menatap kearah Tony dengan tatapan aneh. Peter tampak diam dan bergumam, melihat keatas dan berpikir.

"Aku mungkin akan marah padanya. Tetapi, jika ia memiliki alasan terutama karena dikendalikan oleh orang lain, kurasa aku akan mencoba memaafkannya dad," Peter tampak mengatakannya tanpa ragu, "maksudku, aku akan marah padanya. Tentu, karena kau adalah keluargaku dan ia sudah membunuhnya. Namun, ia tidak bermaksud melakukannya. Semua orang berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua."

Tony sudah berhenti mengerjakan apapun yang ia kerjakan tadi saat mendengar penuturan Peter.

"Kalaupun ada yang lebih disalahkan dari orang itu, itu adalah orang yang mengendalikannya."

Tony tampak menghela napas, tersenyum kearah Peter yang berhenti dan menatap ayahnya itu dengan tatapan gugup.

"U-uh, apakah aku salah berbicara?"

"Tidak," Tony berdiri dan menepuk kepala Peter beberapa kali, "hanya menyadari kalau kau terlalu baik untuk menjadi anakku."

"Eh?" Wajah Peter memerah seketika mendengar itu. Tony sendiri mengambil sebuah blueprint yang ada di salah satu rak dan melebarkannya, "apa yang kau lakukan dad?"

"Perubahan rencana," Tony menyilangkan kedua tangannya di dada, "apakah kau pernah membuat tangan robot?"

.
.

"Kau bisa memakai ruangan manapun yang kau inginkan. Masih banyak renovasi yang harus dilakukan, namun masih ada kamar yang bisa ditempati selain milikku, Peter, dan Jarvis."

Clint dan Bucky yang pertama menjadi anggota Avengers. Mereka pindah ke menara Stark setelah Tony menyetujui pembentukan itu. Bucky hanya menatap kearah sekeliling sementara Clint sudah menganggapnya seperti rumah sendiri. Tentu, bagian dalam menara tidak berubah dari saat sebelum mereka terkirim ke dunia baru.

"Aku akan ada di--"

"Clint, aku memindahkan akses ke langit-langit di dekat kamarku. Ada kamar Peter disana," Tony tampak berbicara seolah tahu apa yang akan dilakukan oleh Clint, "ngomong-ngomong Romanoff belum bisa dihubungi?"

"Nat? Sudah, ia sedang membujuk Banner," Clint sudah memanjat pada tangga menuju langit-langit. Yang tentu membuat Bucky yang melihatnya sweatdrop, "hm, berarti tinggal Thor. Apa yang akan kau rencanakan dengan Loki?"

"Nick baru akan mengajakku untuk melihat Tesseract. Kau tahu, aku punya ide yang bagus," Clint tampak tersenyum penuh arti dan tertawa pelan sambil terus memanjati tangga itu menuju langit-langit.

Dan hanya tinggal Tony dan juga Bucky.

...

"Aku akan ada di lab. Jika kau butuh sesuatu kau bisa memanggil Jarvis," Tony tampak berbalik dan akan meninggalkan Bucky.

"Ah tunggu," Bucky menghentikan Tony yang juga segera berhenti karena itu, "apakah... aku melakukan sesuatu yang membuatmu marah?"

Tony berbalik dan menatap Bucky dengan wajah bingung.

"Kau menghindariku. Dan kau jarang bertatapan denganku," Bucky menggaruk dagunya dengan telunjuknya dan menghela napas, "aku tidak tahu, tetapi jika memang aku salah, aku ingin minta maaf padamu."

"Kau tidak salah apapun," Tony tanpa ragu mengatakan hal itu. Kesalahannya membuat Avengers terbelah di dunianya yang lama tidak akan ia ulang lagi disini. Seperti kata Peter, bahkan Bucky sekalipun membutuhkan kesempatan kedua, "oh, kau mau bertemu dengan anakku?"

"Anak?"

.
.

"D-dad?!" Peter yang berada di laboratorium karena ini adalah hari libur tampak membulatkan matanya. Tentu saja, ia masih belum terbiasa dengan keberadaan ayahnya, dan sekarang ia harus berhadapan dengan Bucky. Peter menyukai para superhero termasuk kapten amerika. Dan Bucky Barnes adalah sahabat dari superhero yang ia sukai. Ia mendengar berita tentang penemuan Bucky, namun ia tidak menyangka akan bertemu langsung saat ini, "oh tuhan! A-anda James Buchannan Barnes?!"

"Ah kau mengenalku?"

"Kau bercanda? Musium kapten Amerika tidak lengkap tanpa ada informasi tentang anda! Bagaimana cara anda untuk bertahan hidup? Apakah anda bertemu dengan Mr. Rogers? Lalu kenapa anda disini?" Peter tampak berbinar dan menanyakan banyak hal dalam satu kali berbicara. Bucky sendiri tampak kaget namun tertawa pelan. Anak didepannya mengingatkan Bucky pada Steve sebelum ia mendapatkan serum super.

"Ia berada disini karena ia akan tinggal disini mulai sekarang Pete, dan ya ia sudah bertemu dengan Steve. Apakah ada yang susah dengan pekerjaanmu? Kurasa ia membutuhkan lengan itu segera," Tony mendekati Peter yang tampak sedang mengerjakan sebuah lengan besi yang tampak berwarna perak.

"Tunggu," Peter menoleh pada Bucky dan juga lengan kirinya yang tidak ada. Tony memintanya untuk membuat sebuah proyek lengan besi, namun ia tidak mengerti untuk apa, "dad?! Kau menyuruhku untuk membuatkan tangan buatan untuk seorang Superhero?!"

"Begitulah, aku melihat idemu sangat bagus. Makanya kupercayakan lengan itu," Tony tampak tersenyum lebar dan mengacak rambut Peter yang sudah gugup hanya karena mengetahui hal itu.

"U-uh, sebenarnya sudah 80% selesai. Tetapi kurasa aku akan mengulanginya lagi. Bagaimana jika tidak berfungsi, kalau tidak nyaman juga bagaimana? Mr. Barnes harus bergerak seperti tangan aslinya bukan? Kurasa harus kuukur juga beban lengan ini--" Peter tampak gemetar dan panik, Tony tampak tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Sambil menunggu, kurasa aku akan menyerahkan sesuatu," Tony tampak berjalan menuju salah satu rak dan mengeluarkan sebuah box yang ia buka. Didalamnya, tampak sebuah perisai Vibranium yang sangat terkenal tentu saja. Tony menyentuhnya sejenak, ragu karena sampai sekarang ia mengingat bagaimana Steve yang sebelum ini menggunakannya.

...

"Ini milikmu sekarang," Tony tampak mengulurkan perisai itu pada Bucky, "kau adalah Kapten Amerika sekarang."

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro