Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[New Team Old Avengers] - 1. Tony Stark (2)

"Sir, dia adalah intern yang akan bekerja sebagai asistenmu menemani Ms. Potts," Jarvis membawa anak berusia 12 tahun itu memasuki menara Stark. Pemuda yang terlalu muda untuk bekerja di perusahaan sebesar perusahaan Stark. Namun, kenyataannya Tony selalu mengandalkan pengamatan dari Jarvis yang sudah melayani ayahnya selama ini.

Dan sekarang, ia sedikit meragukan pengamatan dari butler itu ketika melihat anak SMP yang berdiri di dekatnya itu.

"Kau tidak salah Jarvis? Ia bahkan tidak lebih tinggi bahuku. Biarkan ia kembali ke sekolah dan belajar kembali," Tony tampak menghela napas dan mengibaskan tangannya tampak bahkan tidak menatap lebih lama kearah Jarvis dan anak itu.

"Ia bisa menemukan kesalahan pada perhitungan dr. Banner sir. Dan ujian penerimaan perusahaan yang anda buat bisa ia kerjakan dengan nilai 5 tertinggi dari ratusan orang pelamar yang anda rekomendasikan," jawab Jarvis tampak berbicara dengan nada tenangnya. Tony menghentikan pekerjaannya dan tampak memperhatikan lebih jelas anak itu untuk pertama kalinya.

"Siapa namamu nak?"

"P...Parker. Peter Parker!"

.
.

"Peter?"

Anak itu tampak menyerengit, menatap Tony yang memanggil nama depannya. Mereka hanya bertatapan, tampak Peter terlihat gugup dan menundukkan kepalanya.

"Ada apa?"

"Ka--kau tidak pernah memanggilku dengan nama depanku. Apakah... aku melakukan kesalahan lagi Mr. Stark?" Peter tampak menatap kearah Tony yang menyerengit kali ini dan menggeleng.

"Tidak Pe--Mr. Parker. Ada apa kau kemari?" Tony harus melihat footage dari dirinya di dunia ini dari Friday. Jika dirinya di dunia ini sama dengannya, maka seharusnya semua yang dilakukan olehnya akan terekam oleh Friday.

"Uh, a--anda memintaku untuk mencari sesuatu tentang Mr. Stane bukan?" Tony tampak membulatkan matanya, "karena minggu lalu Mr. Jarvis menemukan beberapa transaksi mencurigakan, anda memintaku untuk merentas beberapa dokumen dari Mr. Stane."

Peter memberikan sebuah flash disk pada Tony yang segera diterimanya dan ia bhka di laptop yang ada di depannya. Beberapa transaksi dengan nominal yang tidak kecil, dan juga jejak dari Obadiah yang tampak tidak sedikit disana. Beberapa catatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh pria itu, hingga ia menemukan satu transaksi yang mencurigakan.

Dan itu adalah transaksi yang sama dengan yang ditemukan oleh Pepper di dunianya.

"Kau jenius, son," Tony tampak menepuk pundak Peter beberapa kali, bahkan ia tidak sadar memanggil apa pada pemuda itu. Namun Peter, tampak cukup terkejut dengan itu dan menatapnya dengan mata membulat. Tony tampak terdiam, menyadari apa yang ia katakan tadi.

"Ah... uh, lupakan yang tadi kukatakan," Tony tampak menggaruk kepala belakangnya. Sepertinya hubungannya dengan Peter di dunia ini tidaklah santai seperti dirinya di dunianya yang dulu.

"Tidak... tidak apa-apa, uhm apakah pekerjaanku selesai Mr. Stark? Karena aku harus bersiap sekolah siang ini," Peter tampak menggeleng dan menoleh kearah Tony yang melihat tanggal dan juga jam disana.

"Ah tentu saja. Mau kuantarkan?"

"Ti-tidak perlu Mr. Stark, aku hanya akan merepotkan!" Dan sebelum Tony membantah, Peter segera menundukkan kepalanya dan berbalik keluar dari bengkel tempat Tony berada.

"Mr. Parker, jika Obadiah menanyakan tentang ini semua katakan jika kau tidak tahu apapun!" Ia tidak ingin apa yang terjadi pada Pepper yang hampir tewas karena terjatuh terjadi pada Peter. Ia tidak akan membiarkan Peter dalam bahaya lagi.

.
.

Peter sendiri menutup pintu belakangnya dan tampak memegangi dadanya. Jantungnya berdetak sangat cepat dan tampak ia hanya diam dan mencoba menenangkan dirinya.

"Peter?" Ia menoleh dan melihat Jarvis yang akan memberikan teh dan juga donat pada Tony, "ada apa? Kau sudah bertemu tuan muda?"

"U-uh... Mr... Mr. Stark memanggilku son. A--aku hanya kaget. Apakah ia mengetahuinya Mr. Jarvis?" Peter tampak menatap pria tua itu yang tampak menghela napas. Jarvis mengetahui tentang pemuda ini. Pemuda yang berasal dari Queens, pemuda jenius dengan IQ 250 yang merupakan intern dari perusahaan Stark bahkan saat usianya 12 tahun.

"Young Master masih dalam keadaan bingung setelah penculikan itu. Tetapi tentu saja kuharap jika ia mengetahuinya nak," Jarvis tersenyum dan mengacak rambut Peter, "kuharap ia tahu jika kau adalah anaknya..."

Sementara Jarvis dan juga Peter berbicara, seseorang tampak berada di dekat sana dan mendengar tentang apa yang dikatakan oleh keduanya itu. Ia hanya diam, sebelum berbalik dan tampak meninggalkan tempat itu.

.
.

Beberapa hari dibutuhkan oleh Tony untuk mengumpulkan bukti kuat Obadiah yang merencanakan penculikannya dan mencoba untuk menguasai perusahaannya. Namun beberapa hari itu juga ia tidak melihat Peter yang seharusnya berada di perusahaannya pada saat minggu dan sabtu.

Dan ini bahkan sudah lewat hingga 2 hari lamanya.

'Kuharap itu bukan berarti sesuatu yang buruk terjadi padanya,' ia juga selalu bertanya pada Jarvis dan Pepper apakah Peter datang baik di menara Stark ataupun di perusahaannya. Dan semuanya nihil. Beberapa hari ini jejaknya seolah menghilang.

"Young Master?"

"Ah Jarvis, apakah kau sudah bisa menghubungi Peter?" Tony bekerja membuat lengan Iron Mannya sambil berbicara dengan Jarvis. Ia tidak bisa membuat Prototype terbaru karena ia membutuhkan bantuan T'Challa. Dan jika perhitungannya benar, bahkan T'Challa saat ini belumlah menjadi raja dari Wakanda.

"Belum, tetapi minggu ini ia seharusnya memang menghadapi beberapa ujian di sekolahnya," Jarvis menginformasikan dan Tony hanya mengangguk-angguk mengerti. Setidaknya ia baik-baik saja. Sepertinya.

Entah kenapa ia punya firasat buruk yang entah bagaimana bisa ia rasakan.

"Young Master," Tony menoleh pada Jarvis yang memanggil namanya, "saya ingin bertanya tentang Mr. Parker..."

"Ada apa?" Ia menghentikan pekerjaannya dan menatap kearah Jarvis.

"Apakah... anda tahu siapa Mr. Parker?"

"Pertanyaan macam apa itu?" Tony menatap Jarvis. Ia kira pria itu bahkan terlihat lebih dekat ketimbang dirinya disini bersama dengan Peter, "ia adalah intern di perusahaan Stark. Dan kau yang merekomendasikannya."

Ia mendengar dari beberapa laporan tentang Peter sejak awal ia masuk. Ia tidak ingin mengambil resiko mengatakan hal lainnya seperti jika pemuda itu adalah Spiderman atau tidak. Lagipula, ia tidak begitu tahu kapan pastinya Peter mendapatkan kekuatannya.

"Hanya itu yang anda ketahui?"

...

"Apa ada sesuatu yang seharusnya kuketahui Jarvis?" Tony menatap curiga pada Jarvis yang hanya diam dengan dahi yang sedikit mengerut. Pria itu tampak membuka mulutnya, akan mengatakan sesuatu.

"Mr. Jarvis," namun Friday tampak bersuara membuat keduanya menoleh keatas seolah Friday adalah sesuatu yang nyata, "ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda. Ia mengatakan jika pria itu ingin memberitahu sesuatu yang penting."

"Siapa Fri?"

"Seseorang dari Midtown Junior High School," dan Tony tahu, jika itu adalah nama sekolah dimana Peter seharusnya berada.

.
.

Seseorang berjaket denim dengan kaus berwarna hitam tampak berdiri di depan bangunan menara Stark. Ia memperhatikan sekeliling sambil menyenderkan tubuhnya di motor besar yang ada di belakangnya.

"Sir, Mr. Jarvis sudah datang," ia mendengar itu dan menoleh kearah pria yang baru saja keluar dari bangunan itu. Ia mendekati pria itu dengan segera.

"Mr. Jarvis, maaf jika mengganggu anda. Saya tadi sedikit tidak yakin saat alamat darurat dari Peter menuju ke menara Stark," pria itu dengan ramah tampak tersenyum dan menatap Jarvis.

"Tidak apa, ada apa dengan Peter?"

"Saya tidak bisa menemukan kontak lain yang bisa digunakan untuk menghubungi anak itu. Jadi saya terpaksa kemari," pria itu menggaruk kepala belakangnya, sementara Tony yang memutuskan untuk ikut tampak baru saja keluar dan akan mendengarkan lebih jelas terutama saat nama Peter dikatakan.

"Sudah beberapa hari ini ia tidak masuk sekolah dan ketinggalan beberapa ujian. Tidak ada yang bisa kuhubungi selain anda dari nomor daruratnya," pria itu terdengar sedikit cemas. Namun entah kenapa Tony mengenal suara orang itu, dan ia semakin panik saat mendengar jika Peter tidak masuk ke sekolah beberapa hari ini. Sudah hampir seminggu berarti Peter menghilang dari manapun.

"Apa maksudmu dengan--" Tony akan mencoba untuk mendapatkan penjelasan lebih dan untuk pertama kalinya melihat pria itu dengan jelas saat ia berhenti bergerak, tampak dahinya berkerut dan matany membulat.

Ia tahu ia pernah mendengar suara itu, dan pria di depannya, ia tidak mungkin tidak mengenalnya.

"Steve?"

To be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro