Tingkah Yang Aneh
Pada akhirnya Nyonya Takeda mampu menerima kenyataannya. Ia bahkan berjanji ingin menemui Nyonya Uchida untuk meminta maaf, baik itu tentang masa lalu suaminya yang dipaksa menikah dengannya, ataupun karena dia selalu menghina anak satu-satunya keluarga Uchida.
"Apa kami bisa bertanya satu hal lagi?" Tetsuo kembali bertanya pada Nyonya Takeda.
"Iya, silahkan..,"
"Apa Anda ingat kapan tepatnya Tuan Takeda meninggal? Dan apa beliau sempat meminta izin kepada Anda?"
"Kalau tidak salah itu tanggal 29 Desember, suamiku meminta izin untuk pulang telat, katanya ingin membantu salah satu siswanya yang mau masuk perguruan tinggi." Jelas Nyonya Takeda sembari memutar ingatannya ketika dua tahun silam.
Sekali lagi Tetsuo tampak tersenyum, dia baru saja mencocokkan apa yang dikatakan Nyonya Takeda dengan mendiang senpainya.
"Satu lagi, apa mungkin Tuan Takeda pernah mengatakan suatu kasus di sekolah pada Anda? Seperti... narkoba..," tanya Tetsuo lagi, dengan sedikit memelankan kata terakhirnya.
"Hmm... aku tidak ingat pasti, suamiku jarang menceritakan masalah di sekolahnya. Tapi seingatku dia pernah bercerita tentang salah satu siswa barunya yang sangat cerdas yang membangun klub misteri. Katanya juga dia sering membantu siswa itu menyelesaikan masalah di sekolahnya. Tapi untuk masalah apa itu, Eiji-san tidak pernah memberitahuku."
Tetsuo terus mengangguk sambil mendengar penjelasan Nyonya Takeda. Tidak lama setelah itu, ponsel Tetsuo berdering menandakan panggilan masuk.
Di layar ponselnya menunjukkan nama kontak 'Paman Matsumoto'. Tetsuo tampak mengerutkan dahinya, kemudian dia berbisik kepada Reina dan Hikari, "tanyakan apa saja, aku mau mengangkat telepon dulu." Setelah mengatakan itu Tetsuo lalu pergi ke halaman rumah untuk mengangkat panggilan di ponselnya.
Reina dan Hikari sekilas menatap bingung ke arah Tetsuo, tidak biasanya dia mengangkat ponsel dengan menjauh dari teman-temannya, kecuali itu adalah hal yang penting. Apa mungkin Tetsuo menyembunyikan sesuatu?
***
Setelah puas bertanya kepada Nyonya Takeda, mereka pun pamit untuk pergi.
Penyelidikan mereka belum selesai, mereka melanjutkan perjalanan sampai ke sekolah mereka. Namun, sebelumnya mereka sempat singgah di salah satu rumah makan untuk makan siang. Rumah makan itu terhubung langsung dengan game center, jadi Reina dan Hikari meluangkan waktunya untuk memainkan beberapa game.
Tetsuo sendiri lebih memilih untuk tetap duduk di bangku rumah makan, anehnya saat itu dia tidak tertarik dengan game, padahal dialah yang paling menguasai game diantara mereka semua.
"Tetsuo biasanya memang seperti itu ya kalau ada kasus yang sedang dia pecahkan?" tanya Reina pada Hikari sambil sesekali menatap Tetsuo.
"Begitulah... dia selalu begadang sampai larut malam, bahkan sesekali tidak masuk sekolah... Akio-senpai sering memarahinya, tapi dia tetap tidak mau mendengarkan." Jelas Hikari terdengar prihatin.
"Kira-kira sejak kapan ya dia seperti itu, dan kenapa?" tanya Reina lagi.
"Aku juga tidak tahu kenapa, tapi mungkin karena dia sangat menyukai misteri sejak kecil."
"Sejak kecil?"
"Iya, aku tidak tahu sejak kapan pastinya dia menyukai misteri. Hanya saja, waktu itu aku pernah diajak Rui-san ke ruangan klub misteri, kulihat di sana juga ada Tetsuo yang membantu suatu penyelidikan. Itu pertama kalinya aku bertemu Tetsuo."
"Begitu ya... jadi dia memang sudah menyelesaikan kasus dari SMP." Reina berkata sambil mengangguk pelan.
Hikari lalu tersenyum tipis dan menyenggol tangan Reina, "kenapa? Kau menyukainya ya?"
"Ti-tidak! Tentu saja tidak! Aku tidak mau menyukai seseorang yang bisa membuatku bergidik ngeri saat bersamanya."
Hikari hanya tertawa mendengar perkataan Reina.
***
Setelah sekitar setengah jam akhirnya mereka meneruskan perjalanannya. Tujuan mereka selanjutnya adalah sekolah, di tambah lagi jarak ke sekolah cukup jauh, dan saat ini mereka ada di Tokyo.
Iya mereka sekarang ada di Tokyo, karena alamat keluarga Takeda ada di Tokyo, mereka pindah seminggu setelah kematian Tuan Takeda.
Tadinya Tetsuo, Reina, dan Hikari menaiki bus sampai ke stasiun, dan mereka memilih menaiki kereta Shinkansen untuk menghemat waktu.
Kereta Shinkansen adalah salah satu kereta tercepat di Jepang. Perjalanan dari Tokyo sampai ke Osaka hanya akan memakan waktu dua setengah jam jika menaiki kereta ini, dan mereka sekali lagi menaiki kereta itu untuk pulang ke Osaka.
Sekarang mereka tengah duduk di salah satu bangku penumpang di dalam kereta Shinkansen, untuk perjalanan pulang.
Hikari yang dekat dengan anak-anak tampak bermain dengan anak kecil yang tidak terlalu jauh dari tempat Reina dan Tetsuo duduk.
Tetsuo menyempatkan saat itu untuk bertanya pada Reina tentang Erina. "Kapan kematian adikmu?" tanya Tetsuo langsung.
Reina sempat kaget, tapi tetap menjawabnya. "Kalau tidak salah tanggal 29 Desember saat malam hari."
"Apa dia dibunuh?" tanya Tetsuo lagi.
"Iya, dan yang membunuhnya aku yakin adalah seorang sniper. Aku menyadarinya karena tembakannya tepat mengenai jantung adikku." Reina menjelaskannya dengan perasaan penuh amarah.
"Sniper ya..," Tetsuo tampak tersenyum. Sekali lagi Reina berpikir kalau ada yang sedang disembunyikan Tetsuo.
"Ada apa memangnya?" tanya Reina yang penasaran saat melihat senyuman Tetsuo.
"Bukan apa-apa... aku lanjut ya, apa sebelumnya adikmu pernah datang ke Osaka?" tanya Tetsuo lagi.
"Osaka? Tentu saja tidak! Aku tidak akan mengizinkannya kalau pergi sampai sejauh itu."
"Begitu ya... apa dia tidak pergi ke suatu tempat pada hari itu?"
"Seingatku sih katanya dia ingin pergi ke Chiba, yah walaupun dia pulang agak telat sih."
"Chiba? Tunggu, coba jelaskan lagi lebih rinci, pukul berapa dia pergi sampai dia pulang dan bagaimana keadaanya saat dia pulang!" desak Tetsuo.
"Kalau tidak salah dia meminta izin padaku tepat setelah pulang sekolah sekitar pukul 14:00, dan dia balik tepat pukul 21:30. Keadaanya, saat itu dia memakai jaket tebal. Wajahnya sangat pucat, mungkin saat itu dia sedang kedinginan." Jelas Reina sambil mengingat kejadiannya.
"Hm... ini semua mulai terhubung," gumam Tetsuo pelan.
"Kau tahu sesuatu?" tanya Reina lagi.
"Tidak banyak, akan aku jelaskan saat tiba di sekolah nanti."
Setelah mereka sampai di stasiun tujuan mereka, mereka pun langsung pergi dengan menaiki mobil yang di kendarai ayahnya Tetsuo sampai ke sekolah dengan waktu tempuh kira-kira sekitar 30 menit.
Ketika sampai, Tuan Matsumoto pamit pulang dan akan kembali menjemput mereka saat Tetsuo menelponnya. Katanya dia saat ini mempunyai tugas yang sangat penting di Osaka, jadi tidak bisa menemani mereka.
###
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro