Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

30a. Berpisah

Rombongan itu akhirnya berhasil keluar dari rawa gambut berkat petunjuk beras ajaib. Matahari belum terbit, namun alam mulai terang. Beberapa puluh meter di hadapan mereka, membentang lebar Sungai Kahayan, sungai terpanjang di daerah kediaman rumpun Dayak Ngaju. Arusnya deras dan airnya keruh kecokelatan karena membawa endapan dari hulu.

Simpei tidak langsung menuju wilayah Desa Kanamit di tepi Sungai Kahayan, melainkan mengarahkan sampan memasuki sebuah anak sungai yang lebih cocok disebut parit besar. Letaknya dekat dengan muara sungai. Setelah menyusurinya sejenak, mereka tiba di sebuah rumah panggung kecil yang pekarangannya dikelilingi pohon kelapa, rambutan, dan cempedak. Kayu-kayu penyangga dan dinding rumah itu terlihat baru.

Seorang lelaki seusia Simpei berlari mendatangi lanting tempat sampan disandarkan. "Hooh, Simpei! Rupanya kamu masih hidup!" serunya sambil memamerkan senyum lebar. Salundik, sepupu Simpei itu berbadan tambun dan lebih pendek, namun gerakannya gesit.

"Kurang ajar! Nyawaku banyak!" cetus Simpei. "Rumahmu baru?"

"Iya. Rumah warisan bapa sudah lapuk," jawab lelaki muda itu sambil menunjuk sisa-sisa tiang penyangga yang telah lapuk di sebelah rumah barunya.

"Kamu hebat!" puji Simpei. Ia sendiri tidak sempat mengurus rumahnya di kampung karena selalu berpindah-pindah untuk bertempur. Bila mengingat itu, ingin rasanya pensiun sebagai pejuang dan hidup sebagai lelaki biasa di tengah keluarga.

Salundik mengajak tamunya naik ke rumah. Sesuai kebiasaan orang Dayak, rekan-rekan saudaranya juga dianggap sebagai temannya. Oleh karena itu, ia menyuruh istrinya menyiapkan hidangan terbaik untuk menyambut kunjungan tak terduga itu.

Urai pergi ke dapur untuk membantu nyonya rumah menyiapkan hidangan seperti kebiasaannya saat di kampung. Tahu-tahu, Deka mengekor. Jelas saja, ia keheranan. "Kenapa ikut ke sini, Kodeka?"

Ditanya seperti itu, Deka baru sadar telah berada di dapur dan dihujani tatapan keheranan para wanita penghuni rumah. Tadi itu, ia hanya refleks membuntuti Urai. Sekarang, ia menyesali kecerobohannya. Apa sih yang ada di otaknya ini? Memangnya siapa Urai sampai harus dibuntuti?

"Nggak ada apa-apa!" cetus Deka sekenanya karena kebingungan mencari alasan.

Sok gengsi! Bilang aja nggak mau pisah, Bos! batin Urai.

"Ini suamimu?" tanya istri Salundik.

Urai hanya bisa meringis. Melihat tamunya malu-malu, istri Salundik langsung menduga-duga. "Oh, kalian pasti pengantin baru, makanya lengket terus!"

Deka menatap Urai, meminta terjemahan.

"Dia tanya apa kamu mau membantu memasak," bisik Urai sambil menahan senyum.

Deka langsung mengangguk kepada istri Salundik. "Iyoh, Mina," ucapnya tanpa rasa berdosa. Urai sampai menutup mulut agar tawanya tidak terdengar Deka. (Iya, Tante. – Dayak Ngaju)

"Wah, kalian sangat serasi. Lakinya tampan, perempuannya cantik!" puji istri Salundik.

Deka kembali memandang Urai. Gadis itu segera mendorongnya ke pintu dapur. "Kamu disuruh ikut mengobrol dengan bapak-bapak!"

"Loh, nggak jadi membantu memasak?"

"Enggak! Cepetan pergi!"

Deka pun berlalu menuju ruang tengah dengan kepala penuh tanda tanya. Di depan pintu dapur, ia melewati Jala yang terus mengamati tindak tanduknya. Pemuda itu meringis penuh arti.

"Lelengau ati ku rindu ka nuan sulu!" ucapnya untuk menggoda Deka. (Kerinduan hatiku padamu membakar jiwa - Dayak Iban)

Deka tidak mengerti artinya, tapi tahu sedang diolok. "Apaan, sih? Mau apa kamu?" tukasnya sambil manyun.

Jala menunjuk saku celana di mana kantong beras ajaib tersimpan. Deka cepat tanggap. Diambilnya dua butir. Satu untuknya dan satu untuk Jala. Mereka pergi ke samping rumah, lalu mengunyah butiran itu sambil memejamkan mata. Gambaran memilukan kembali terpampang dalam benak keduanya.

Napas terengah.

Sebuah tangan menggapai kekosongan.

Rasa nyeri yang sudah bertumpuk sehingga sulit dilukiskan dalam kata-kata.

Darah ....

☆Bersambung☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro