Sahabat [BSD]
Bisakah Ango menggapainya?
Bisakah Ango memilikinya?
Bisakah Ango memeluknya?
"Sadarlah, dirimu hanya orang asing yang masuk lalu menghancurkan semuanya. Masih beruntung Odasaku tak mati pada hari itu."
Kata itulah yang terus terngiang di pikiran karena terus diucap oleh bibir.
Tidak.
Jawabannya adalah tidak.
Lantas, sekarang apa yang didengarnya ini?
"Ango, walaupun kau pernah mengkhianati kami. Kau tetap sahabat kami."
Rasa lega yang telah lama pergi pun kembali hinggap di dada Ango. Membuat pemuda berkacamata bulat ini dapat tersenyum dengan manisnya.
"Kau benar, Odasaku-san."
.
.
.
.
Sahabat
By KunikidaDerai
Bungou Stray Dogs by Kafka Asagiri and Sango Harukawa
Warn : AU dimana Oda selamat saat bertarung dengan Gide dan pergi ke ADA dengan Dazai.
Hope You Enjoy.
.
.
.
.
"Odasaku-san?"
Pertemuan yang dapat dikatakan tak sengaja itu sama sekali tak dikira oleh Ango. Sedikit kaget melihat mantan sahabatnya berada di tempat yang sama dengan yang kakinya pijak.
Ya benar, mantan sahabat.
Setelah kejadian empat tahun lalu, Ango tak lagi berharap ia masih diakui oleh pria bata didepannya ini.
Walaupun begitu, entah mengapa ia tetap memanggil orang itu saat bertemu.
Tampak Oda juga sama kagetnya, walaupun ekspreksi datar masih saja kentara di wajah.
"Ango." Hanya kata itu yang terdengar, tapi mampu membuat Ango tersenyum walau canggung.
"Sedang apa disini? Kukira kau sibuk dengan pekerjaan barumu dan Dazai-kun." Ucap Ango basa-basi, padahal niat awalnya hanya menyapa lalu pergi saja.
Sungguh, Ango sekarang merasa dirinya sama sekali tak tahu diri. Melihat pertanyaannya yang tak direspon pun membuat Ango diam-diam mengepalkan tangan.
"Maaf, a-"
"Sedang luang."
Ango terdiam sejenak, menatap lekat manik biru yang masih menampakkan ekspreksi datar. Senyum tipis pun terukir di bibir Ango.
"Begitu, maaf menganggumu. Aku permisi."
Ya, begitu. Seharusnya Ango sedari tadi seperti itu. Seharusnya ia sadar diri lebih awal.
"Ango, tunggu."
Tangannya pun ditahan, membuat kaki berhenti melangkah. Sedikit kaget dengan yang terjadi, sehingga bingung harus melakukan apa. Kepala pun menoleh dengan canggung.
"Mau ... makan siang?"
"Eh?"
Lisan yang tak pernah dikira Ango akan keluar dan tertuju padanya.
︿
Dan disinilah Ango dan Oda. Duduk di sebuah meja dalam Cafe yang tampak sepi. Menunggu 2 piring kare yang dipesan oleh Oda, benar, Ango hanya mengikut saja.
Auranya pun begitu canggung, Ango hanya diam menunduk, manik hijaunya tak berani menatap iris sapphire didepannya.
"Ango, kau baik?" Tanya Oda dengan heran, sedikit khawatir karena pria didepannya sama sekali tak mengeluarkan suara.
Ango pun mendongak, tersenyum dan mengangguk dengan canggung.
"T-Tentu saja, aku baik kok."
Ah ... sungguh, mengapa Odasaku mengajaknya makan siang? Apakah pria didepannya ini ingin memarahinya?
Tak apa, Ango sudah menyiapkan hati untuk itu. Toh, ia sudah tak berharap hubungan mereka kembali seperti dulu.
Karena Ango tahu, yang dilakukannya dulu sama sekali tak termaafkan.
"Oh, terima kasih, Ango."
"Eh?"
Entah sudah berapa kali Ango kaget dan menatap Odasaku dengan kaku. Bahkan bertanya-tanya, ada apa dengan pria didepannya ini?
Salah makan? Mengingau? Atau sekedar menjebak Ango dengan rasa manis yang sementara.
"A-aku tak mengerti ucapanmu, Odasaku-san."
Ango menunduk, diam-diam mengepalkan tangan yang ada di bawah meja.
"Untuk apa kau berterima-kasih oleh pengkhianat sepertiku, aku ... sama sekali tak mengerti."
Suasana hening, Ango terlalu sibuk menunduk hingga tak menyadari tatapan Odasaku padanya.
"Ango, angkat kepalamu."
Tidak. Ango tak bisa melakukannya, ia malah semakin menunduk dan menggigit bibir bawahnya.
Hingga jari Odasaku mengangkat dagunya, dan Ango pun mendongak menatap pria dengan iris biru itu.
"Kau pasti bekerja keras demi menghapus jejak kejahatanku dan Dazai."
Ango masih setia dengan bisu, tak tahu harus mengeluarkan rangkaian kata seperti apa.
Terlalu kaget atau mungkin saja tersentuh.
"Kau sudah bekerja keras menebus kesalahanmu, jadi buat apa aku dan Dazai membencimu?"
Ah ... mengapa, dada Ango terasa sesak dan begitu hangat? Tangan yang terkepal itu pun perlahan terbuka, masih menatap Odasaku dengan tak percaya.
"A-aku pernah mengkhianati kalian."
Tampak Odasaku diam sejenak, seakan mengiyakan apa yang dikatakan Ango. Tapi, saat sadar Ango tak lagi berkata. Seketika ia paham apa yang Ango takutkan.
"Ango."
Senyuman tipis terukir dibibir Oda.
"Walaupun kau pernah mengkhianati kami. Kau tetap sahabat kami."
Perasaan lega seakan menerpa Ango sekali lagi.
"Lagipula, kau sudah menebus kesalahanmu. Mengapa kami harus membencimu?"
Ah ...
"Dan Dazai terus-menerus mengoceh tentangmu yang sama sekali tak datang ke bar."
Apakah ini ...
"Dan mengapa sulit sekali mencarimu? Apa sebegitu sibuknya kau? Jangan memaksakan dirimu."
... perasaan saat beban itu terlepas?
"Datanglah hari ini, dan kau akan melihat Dazai bersorak."
Perkataan Odasaku seakan dapat membuat Ango tersenyum dengan manisnya.
"Kau benar, Odasaku-san. Aku ... pasti akan datang."
Dan bersamaan dengan datangnya dua piring Kare, Ango pun mengetahui sesuatu.
Bahwa, ia harus kembali menjaga tali persahabatan yang sempat putus itu.
End
Apa yg kuketik ini, jangan dibaca:')
Udah lama gak up disini yah? Maap~ ku sibuk dg ffn dan (menyibukkan diri) dengan beberapa urusan:'u
Jujur aja, aku lagi males ngetik sebenernya, tapi ku buat ini entah kenapa⊙︿⊙
Voment, saran, dan kritik diperluka^~^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro