Bagian 5
"Tidak takut boleh, Takabur jangan!"
Normal Kamaru
°∆°_______________________________°∆°
Bel berbunyi menandakan waktu pelajaran terakir telah usai, aku mengemasi barang-barangku dan memasukannya kedalam tas, kemudian bersiap-siap untuk memenuhi janji yang telah dibuat.
"Mal, buruan nanti si Ori marah-marah, kalau kita datangnya telat" kataku kepada Normal yang terlihat malas-malasan saat memasukan bukunya kedalam tas.
"Bentar napa sih, Sa! Gak sabaran amat! Aku kan lagi siap-siap ini !!!" jawabnya ketus.
"Siap-siap apaan mal? Lelet gitu! Jangan-jangan kamu takut ya?" tanya ku penuh selidik.
"Kagak, aku kagak takut, Sa" jawab Normal memalingkan wajahnya yang memerah kayak abis kepergok maling ayam tetangga.
"Kalau takut bilang aja Mal, gak usah ngeles kamunya, dari pada kamu kencing di celana pas liat hantunya serrem" kataku sedikit menakut-nakutinya.
"Gak usah nakut-nakutin gitu, nanti kebalik lho!" katanya ngebalas perkataanku sambil memasang senyuman yang mampu membuat orang jengkol eeh dongkol.
"Kan aku sudah bilang aku gak percaya yang kayak begituan, makanya aku santuy-santuy aja, Mal" kataku dengan senyum khas orang songong minta di tabok.
"Terserah kamu aja lah, Sa! Jangan takabur kamu" katanya pasrah.
"Ayok buruan ah, aku gak mau di bilang cemen karena hal sepele ini" kataku sambil berjalan keluar kelas dengan gaya ala "Osamu Dazai" tokoh anime detektif favoriteku, si maniak bunuh diri yang otaknya encer, sayangnya aku gak punya kekuatan super seperti dia.
Saat aku lagi sibuk-sibuknya, ngehalu sambil jalan tentang tokoh utama anime favoriteku, aku mendengar terikan si Normal yang kagak normal juga.
"Oiii, Sa!!"
"Awas, di depan ada tembok!!!" teriak Normal ngegas persis kek cewek yang rebutan wc kebelet boker. LOL.
"Duukk, adowww sakit" kataku sambil mengelus-elus jidatku yang memerah tak sengaja kepentok sama tembok, gegara kaget setengah hati ketika mendengarkan teriakan si Normal.
"Aaihh, ngapain teriak-teriak sih, Mal!!! Aku kepentok nih gegara dengar kamu teriak begitu" kataku.
"Ya maap, Sa! Lagian siapa suruh kamu jalan sambil ngehalu gitu pake senyum-senyum segala lagi, aku kan cuma kasih tau didepan ada tembook" katanya sambil memoyongkan bibirnya kedepan.
"Ayoklah, buruan! Nanti di bilang cemen lho sama si Ori kalau telat" katanya lagi sedikit memanas-manasi hatiku yang sudah panas.
Sesampainya di toilet yang dimaksud, aku melihat garam bertaburan dimana-mana, kemudian aku berfikir ini mau ngusir ular atau mau cari hantu sih, dengan otak yang masih loading gegara kepentok tembok, aku bertanya pada si pelaku dengan watadosnya.
"Ori, kamu lagi pengen jadi pawang ular ya? Atau kamu mau jadi ularnya?"
Si Kotori yang sedang asyik-asyiknya menabur garam di sekeliling WC menatapku lempeng kemudian dia tertawa terpingkal-pingkal setelah menatap kearah jidatku yang memerah, aku yang tak sadar pun bertanya.
"Ada apa? Kenapa kamu ketawa? Emang ada yang lucukah?
Bahkan saat aku melihat ke arah Datar reaksinya juga sama, Datar yang mukanya selalu datar sekarang lagi tersenyum geli meski tak sama seperti Kotori itu termasuk salah satu keajaiban dunia.
Karena mendapat respon yang tak terduga, aku memutuskan untuk bertanya kepada Normal mana tau dia tau jawabannya kenapa.
"Mal, apa muka ku berubah jadi ganteng? Atau mukaku berubah mirip Justin Bieber? Kenapa Datar dan Kotori reaksinya aneh begitu?" Tanyaku bertubi-tubi dengan narsisnya.
Reaksinya Normal lebih tak terduga lagi, teman kampretku itu malah menjitak kepalaku kemudian mengeluarkan sebuah cermin dari dalam tasnya.
"Liat aja sendiri" katanya memasang senyum ala malaikatnya itu, sambil nyegir kuda minta di tampol.
Aku menerima cermin yang diberikan Normal kepadaku, kemudian aku bercermin disana, seketika aku kembalikan cermin itu kepada pemiliknya kemudian dengan wajah datar, aku berjalan masuk kedalam salah satu bilik toilet.
Diluar toilet terdengar suara tawa mengelegar Normal dan Kotori, aku yang ditoilet hanya berkata dalam hati.
"Hazukashii (memalukan)" sambil menutup wajahku dengan kedua tangan, masak di jidat ku ada tompel berbentuk love dan warnanya merah pulak persis berada di tengah-tengah jidat ku dan itu sangatlah memalukan.
"Udahlah, Sa! Ngapain masuk toilet gitu? Mana tau di dalam toilet yang kamu masuki itu ada Sadako-Channya" kata Normal dari luar.
Aku baru tersadar setelah Normal memberitahuku tentang itu, seketika bulu kudukku meremang dan bulu romaku berdiri merasakan udara di sekitarku mulai mendingin hingga membuatku merinding, kemudia aku melihat ada yang terbang kearahku kemudian hinggap di hidungku.
Aku yang melihatnya tercenung sebentar, setelah itu berteriak histeris.
"Kyaaaaaaaaaaa"
"Ohh, tidakkkk kecoakkk, ibuuuuu aku takuuuttt, huwaaaaaaa aaaaa"
Normal dan yang lainya yang mendengar teriakanku bergegas mendobrak pintu toilet dan mendapatiku yang sialnya sedang dalam posisi yang tak sedap di pandang mata, kaki diatas dan tangan dibawah berpose seperti cicak di dinding akibat terlalu panik dan sialnya lagi itu kecoak masih hinggap dihidungku.
"Sa? Ini masih kamukan? Bukan hantu yang lagi nyamar?" tanya Normal kepadaku.
"Angkasa-Kun kamu masih waraskan? Belum gilakan?" Kata Kotori menimpali.
Sedangkan Datar menatapku dengan wajah datarnya itu seakan-akan mengatakan.
"Kamu masih manusiakan, Sa? Belum berubah jadi cicak yang suka nempel di dinding?" Begitulah kira-kira yang ku tangkap dari ekspresi wajahnya Datar.
Aku dengan wajah galak dengan tompel lope dikening dan kecoak yang hinggap di hidung mendegus kemudian berteriak sekuat tenaga.
"Masihlah kampret! Aku masih manusia bukan hantu ataupun hewan! Juga masih waras dan takkan pernah gila!" ucapku sewot dengan memoyongkan bibir lima senti.
"Mal, tolongin dong ini kecoak nempel terus di hidung aku, gak mau pergi dia, tolongin aku Mal" pinta ku dramatis kepada Normal berharap dia mau mengusir kecoak yang hinggap di hidungku.
Kulihat Normal dengan baik hatinya tersenyum tulus kepadaku, "kamu tenang aja, Sa" katanya, kemudian ia membuka sepatu yang dia pakai setelah itu mengarahkan sepatu tersebut ke hidungku.
"Kamu mau ngapain, Mal?" Tanyaku saat Normal memasang kuda-kuda untuk memukul kecoak yang ada dihidungku. "Kamu diam dulu, Sa!" Ini tidak sakit kok" katanya sambil meletakan jari telunjuk di bibirnya.
Sambil tersenyum devil yang Normal mengarahkan sepatunya memukul hidungku.
"Adowwww!!!"
"Sakit, Mal!!!" Kataku kepada Normal yang memukul hidungku menggunakaan sepatunya dengan sangat keras, sialnya lagi tu kecoak kagak kena pukulan Normal, si kecoak malah terbang dengan rasa tak bersalahnya meninggalkan hidungku yang berdarah karena pukulan maut Normal.
"Liat nih Mal, idung aku berdarah ini" kataku merajuk.
Entah kenapa aku sial sekali hari ini, setelah pagi-pagi disiram pake air garam, berangkat sekolah lari-lari sampai lelah, hampir di hukum membersihkan toilet, trus kepentok pulak di dinding dan sekarang kena pukul pake sepatu karena ulah kecoak yang nakal.
"Aaihh aku mau pulang, titik gak pake koma atau pun yang lainnya" kata kepada Normal dan yang lainnya.
"Iya Sa, maaf tadi aku mukulnya kekencangan" kata Normal kepadaku sambil mengakat jarinya membentuk huruf V dan tak lupa dengan tampang watadosnya itu.
"Sekarang kita pulang aja, itu idungnya Angkasa-Kun masih berdarah, ayok kita obati dulu" kata Kotori berjalan menuju ruangan UKS.
Aku hanya diam dan tak menanggapi apa yang di katakan oleh temanku, dari tadi aku sibuk memperhatikan seorang cewek cantik duduk didalam bilik salah satu toilet, ia melambai-lambaikan tangannya kemudian tersenyum menampakkan giginya yang seperti pisau berjejer rapi.
Melihat itu aku bergidik ngeri dan kemudian lari tunggang-langgang melebihi kecepatan cahaya, ingin secepatnya sampai dirumah, Normal dan yang lainnya menatapku heran, aku yakin mereka tak melihat apa yang kulihat disana.
"Ada apa dengan Angkasa?" Tanya Normal sambil melihat kearah Kotori dan Datar.
"Aku gak tau! Mungkin otaknya error saat kamu pukul tadi, Normal-Kun" jawab Kotori yang membuat aku gemas pengen nyubit ginjalnya.
Sedangkan Datar hanya mengangkat bahunya menandakan ia tidak tahu apa-apa yang terjadi denganku.
Sekarang aku tahu bahwa makhluk tak kasat mata itu memang ada dan Normal sudah mengingatkan aku untuk tidak takabur, kita boleh tidak takut tapi jangan sampai kita takabur karena akan buruk akibatnya, sepertinya kesialan yang aku alami ini karena aku takabur dan menganggap ini remeh.
Besok-besok aku takkan takabur lagi itu janjiku mulai dari sekarang.
______________________________________
Yeay aku update ya manteman......
Maafkan aku yang bilang mau update sekali dalam seminggu tetapi tak dilakukan .....
Itu semua ada alasannya
Yang pertama daku sedang dalam masa kuliah ....
Yang kedua sinyal dan wattpad kadang error .....
Up 6 Maret 2020
Arigatou Gozaimasu buat teman-teman yang masih mau membaca dan menunggu cerita ini update ...
Daku ucapakan terima kasih banyak ...
Dan selamat membaca.....
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya .....
Daku sayang kalian .....muaaaccchhhh
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro