Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 5

(Name) dan Ritsu langsung melihat kearah pintu, mendapati Mao dan Tsukasa yang berdiri di ambang pintu.

"Ritsu, kau tahu itu pelecehan seksual 'kan?!"

"Aku hanya mengisap darahnya, sudah lama aku tidak meminum darah tau!"

Tsukasa langsung menghampiri (Name) dan mengangkat tangan bagian kiri (Name). "Tangan Onee-sama terluka, kita harus mengobatinya." Gadis itu langsung menggeleng dengan cepat.

Dia langsung membalut tangannya dengan pembalut luka yang selalu dia bawa di sakunya.

"Mao-kun apa yang kau lakukan disini?" Tanya (Name).

"Tsukasa bertanya padaku tadi. Karena aku khawatir, aku ikut dengannya." Jelas Mao

"He~? Maa-kun khawatir padaku?"

"Takut kau tidur dimana dan menganggu orang." Lanjut Mao

---

Setelah latihan, Ritsu langsung tidur dipangkuannya (Name). Ditambah Leo yang menyandarkan kepalanya di pundak (Name). Sedangkan, gadis itu hanya bisa pasrah sambil menggambar di buku sketch-nya.

"(Name)-chan terlihat seperti seorang ibu. Dia selalu memanjakkan mereka berdua." Kata Arashi.

"Apa mereka tidak memikirkan kalau Onee-sama juga kelelahan?" Tanya Tsukasa dengan nada kesal.

"Kalau kau merasa iri dengan mereka, kenapa tidak bergabung saja dengan mereka? Bukannya kau suka dimanjakan oleh (Name)?"

"Urrghh... tapi aku tidak mau menambah beban Onee-sama."

"(Name), kau memang lembut dan aromamu memang harum. Pantasan Ritsu betah tidur di pangkuanmu. Hahahah!" Kata Leo sambil memainkan pulpennya.

Ritsu menatap Leo tidak suka. Dia mulai memeluk (Name) sampai membuat gambar gadis itu berantakan. "Ou-sama... jangan mengambil bantal orang lain." Katanya dengan malas.

"Hee~? Jangan pelit Ritsu! Lagipula, (Name) milik semua." Kata Leo.

Tsukasa berjalan menghampiri mereka dengan tatapan tidak suka. "Sudahlah, kalian membuat onee-sama merasa tidak nyaman." (Name) langsung menggeleng kecil.

"Gak papa kok, kita juga masih menunggu Izumi-senpai." Kata (Name) dengan senyuman kecil.

"Umm... kalau onee-sama merasa tidak nyaman, bilang saja pada mereka. Onee-sama harus straight-forward." (Name) mengangguk mengerti dan membelai rambutnya Tsukasa.

"Makasih atas nasihatnya, Tsukasa-san."

Leo mengambli buku tulisnya (Name). Sampul bukunya cukup menarik perhatiannya. Karena raa ingin tahu, dia membuka lembaran pertama. Matanya mulai bersinar seperti mendapat sebuah inspirasi yang hebat.

Dia membaca tiap lembar dalam buku itu. Tiba - tiba, dia tertawa keras membuat semua orang yang ada di studio kaget tidak kepalang. (Name) langsung pucat melihat apa yang ada di tangannya leo.

Gadis itu mau mengambil buku tulis yang ada di tangannya Leo, tapi Leo cepat menghindar dan membaca lembaran itu satu persatu membuat gadis itu takut.

"Apakah seorang peri membuat lagu ini. Semua liriknya sangat berpadu!" Arashi mengambil buku itu dari tangannya Leo.

"Lirik lagunya sangat bagus, sama seperti buatanmu Leo-kun. Tulisan ini seperti buatan seorang perempuan... apa ini buatanmu, (Name)-chan?"

Gadis itu sudah berkeringat dingin. Ritsu membuka matanya perlahan - lahan dan melihat wajahnya (Name) yang sudah pucat.

"Onee-sama.. apa kau tak apa?" (Name) hanya mengangguk kecil.

"E-eum... Naru-senpai... bisakah saya mendapatkan buku saya kembali? A-aah! Maaf atas kekasaran saya.."

"Iya, silahkan. Apa kau tidak apa, (Name)-chan? Kau terlihat pucat." Tanya Arashi yang khawatir.

"Daijobu... aku hanya merasa ngantuk aja." Gadis itu langsung menutup bukunya dengan kasar.
Tiba - tiba, mood-nya menjadi down seketika.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro