Chapter 3
"Subaru-kun!"
"Eh? Toshtano (Name)-chan?"
"Apa kau tau siapa ketua klub basket?"
"Kenapa emangnya?"
"Aku mau main basket! Sudah lama aku tidak olahraga!"
"Barusan saja kau berlari."
"Itu tidak termasuk! Beritahu aku siapa ketua atau anggotanya atau letak gedungnya!"
"Kalau aku beritahu, kasih aku duit, ya?"
"Liat nanti."
"Hmm, setauku gedungnya tidak terkunci jadi--"
(Name) langsung berlari sekencang mungkin menuju gedung olahraga, murid lain melihat kecepatannya (Name) langsung terkejut, kecuali Anzu.
"He~? Dia anak baru itu? Kau mengenalnya, Subaru?" Tanya salah satu murid bersurai merah muda.
"Iya, dia produser dari unit Knights."
"Dia seperti macan."
"Aku setuju denganmu."
---
Gadis itu mengambil salah satu bola dan men-dribblenya. Dia berlari menuju ring basket dan melempar bolanya, lemparannya meleset. Gadis itu gerutu kesal, karena kegiatan idol-nya membuat dia melupakan cara berolahraga.
"Uwooh! Kecepatan yang bagus!" Puji seseorang.
"Arigatou.. demo cara men-shoot ku sedikit salah." Kata gadis itu sambil membenarkan roknya.
"Apa maksudmu? Kubilang cukup bagus." Gadis itu mengangguk kecil kearah pemuda tersebut.
Gadis itu men-dribble bola basket itu. "Tapi, aku hanya bisa lay up. Aku tak bisa menggunakan cara lain." kata gadis itu dengan nada kesal.
"Begitukah, tapi aku akui kau punya jiwa bagaikan seorang athletik. Kau anak baru itu, kan?" (Name) mengangguk kecil.
"Pantesan, namaku Mao Isara desu."
"(Name) desu." Kata gadis itu dengan senyuman kecil.
"Kapan - kapan kita main basket bersama, ya?"
"Oke!"
---
Gadis itu berjalan ke sebuah pohon rindang yang menjadi tempat favoritnya di sekolah ini. Dari kejauhan dia bisa melihat seseorang yang sedang tiduran dibawah pohon rindang yang dapat menutupi sinar matahari. Yuna bisa menebaknya tanpa melihat secara dekat, dia langsung menghampiri Ritsu.
"Bukannya dia selalu tidur di ruangan bukan tempat terbuka seperti ini? Atau dia memilih tempat yang nyaman untuk tidur? seperti itukah pikirannya?" Gumam gadis itu.
"Hggnn... (Name) uzai.."
"Maaf menganganggu waktu tidurmu." Kata gadis itu sambil menundukkan kepalanya.
"(Name) pinjam pangkuanmu." Tanpa menunggu respon dari (Name), dia langsung tidur diatas pangkuan gadis itu.
"Kau sangat menyukai tidur, ya? Ritsu-senpai." (Name) mengusap lembut rambut hitam itu.
Gadis itu cukup terkejut kalau rambutnya Ritsu sungguhlah halus. Beda dengan rambutnya sekali disentuh seperti menyentuh berjuta jarum kecil. Saking irinya gadis itu mengusap rambutnya Ritsu dengan kasar. Tapi, karena melihat ekspresi Ritsu yang tidak tenang, (Name) kembali mengusapnya dengan lembut.
Gadis itu menyandungkan sebuah lagu. Lagu favoritnya setiap dia mendengar 'orang' itu bernyanyi, dia juga rela mempelajari lagu itu dan menyusun lagu tersebut selama 1 bulan penuh. Bagi (Name), lagu itu menjadi hadiah yang sangat indah yang sudah diberikan oleh 'sosok' itu.
Tanpa (Name) ketahui, pemuda yang tidur diatas pangkuannya tersenyum kecil.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro