Chapter 18
Tempat favoritmu di sekolah yang besar ini adalah perpustakaan dan ruang rahasia yang ada di bawah perpustakaan. Buku memenuhi berada di sekelilingnya bagaikan surga baginya. Handphone-nya terus berdering karena sebuah notifikasi membuat telingnya ingin pecah.
"Oh, (Name)-chan kau kesini lagi." Sapa Tsumugi. Kamu hanya tersenyum kecil dan melambaikan tanganmu . "Apa kau suka membaca hal mitologi?" Kamu mengangkat salah satu alismu.
"Um... aku tidak menyukainya dan di waktu yang sama aku tidak membencinya." Jawabmu sambil menutup buku yang baru kau baca baca. "Aku sedang mencari hal yang menarik.. yang bisa mengganggu pikiranku dari hal lain." Lanjutmu sambil meletakkan bukunya ke tempat semula.
Kemarin malam kamu menonton film horor bersama sepupumu yang tersayang. Setiap kejadian jumpscare, kamu berteriak dengan histeris yang bisa membangunkan tetangga. Film itu sukses membuat kamu tidak bisa tidur dan kamu baru tidur beberapa menit a.k.a mengistirahatkan mata.
Kamu berjalan dengan malas di sekitar taman sambil membaca buku novel yang kamu bawa ke sekolah. Kamu terlihat gelisah saat membaca bagian antagonis mencelakai sang protagonis, tapi sang protagonis dengan rela memaafkannya. Diantara marah atau iri, kamu tidak tahu lagi harus merasakan apa saat membaca sikap sang protagonis pada sang antagonis. Tapi rasa yang bisa memaafkan seorang musuh dengan tulus, itu adalah suatu hal yang luar biasa.
Matamu menjadi berat, hawa dingin nan segar di sekitar taman membuatmu ngantuk. Kamu tidak bisa menahan lagi, kamu menidurkan badanmu di bawah pohon yang rindang. Tanpa kau sadari, kalau ada orang disampingmu.
-- 3rd person PoV
Ritsu membuka matanya perlahan saat mendengar langkah sepatu seseorang menghampirinya. Seorang gadis bersurai coklat keemas - emasan tidur disampingnya, sepertinya gadis itu tidak mengetahui keberadaan Ritsu. Matanya tertutup rapat, gadis itu sudah tenggelam ke alam mimpi tapi tangannya dengan setia memeluk buku novel itu seakan hidupnya tergantung pada novel itu. Ritsu menatap gadis itu lekat - lekat. Dari rambut coklatnya yang keemas - emasan dia gerai sampai ke ujung kakinya. Gadis tidur bagaikan seorang bayi dan Ritsu menganggapnya imut.
Tiba - tiba, gadis itu gelisah. Wajahnya mengeluarkan keringat dingin dan tangannya gemetaran. Air matanya keluar di sebelah kiri. Dia memeluk buku novel itu dengan erat. Ritsu memeluk gadis itu dan mencium aroma lemon dari gadis tersebut, dengan lembut dia mengusap air mata (Name).
Ritsu selalu melihat gadis itu membaca novel tersebut berulang kali, tidak di kelas, perpustakaan, atau kantin. Dia membaca ulang isi novel itu seakan tidak pernah bosen dengannya. Perlahan - lahan, Ritsu menutup matanya dan ikut terlelap.
---
(Name) membuka matanya perlahan - lahan, menunjukkan manik violet yang terlihat lelah. Dia beranjak dari posisi tidurnya, ada sebuah blazer sekolah Yumenosaki di pangkuannya. Gadis itu mengangkat salah satu alisnya, bertanya - tanya siapa pemilik blazer tersebut.
"Oh.. bangun juga."
Gadis itu langsung melihat ke sumber suara. Sang pemuda bersurai hitam dengan manik merah darahnya menatap gadis itu, tidak ada tanda - tanda kelelahan dari pemuda tersebut. Naomi melihat keatas langit yang sudah menunjukkan semburat jingga yang penuh kehangatan.
"Tadi kau tidur dengan nyenyak sambil memelukku." Ucap Ritsu membuat wajah gadis itu merona. "Kau juga mengigau--" (Name) langsung menutup mulut pemuda tersebut, wajahnya sudah memerah padam.
"Gomenasai..." gumamnya sambil menundukkan wajahnya. Pemuda tersebut melepaskan tangan (Name) dari mulutnya.
"Emang kau memimpikan apa?" Tanya Ritsu membuat wajah (Name) kembali pucat. Dia mengalihkan pandangannya dari manik merah darah itu dan menatap hamparan rumput hijau yang segar.
"Hal yang tidak jelas.." balas gadis itu. "Apa kau akan tinggal di sekolah?" Tanya (Name) sambil beranjak dari posisi duduknya.
"Aku akan mengantarmu pulang. Berbahaya kalau seorang perempuan pulang sendirian di malam ini. Kau tidak tahu apa yang terjadi di luar sana." Jawab Ritsu. Dia ikutan berdiri dan menarik tangan (Name).
"Tu-tunggu..! Ke kelas dulu!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro