Chapter 15
"Tadaimai." Seru (Name) dari pintu depan.
"Okaeri na sai." Seru ibunya dari ruang tamu.
(Name) menghela napas legan saat melihat tidak ada orang yang dia maksud. "Kamu pasti nyari Geo, kan? Walaupun kamu bersikap kasar, tapi kamu tetap peduli ya? Dasar tsundere." Kata Ibunya membuat (Name) cengo dengarnya.
"Haah...!? Si- SIAPA JUGA YANG PEDULI AMA MANUSIA ITU?!! Lebih baik aku menanyakan kabar tetangga sebelah daripada dia!" Teriak (Name) sambil berlari ke kamarnya. Semua anggota keluarganya menatap bingung melihat tingkah putrinya.
Gadis itu duduk di depan pintu kamarnya sambil merintih. Dia mengecek layar handphone-nya dan menjatuhkan kepalanya ke lantai yang dingin. "Aku benar - benar perlu istirahat." Ucapnya sih gitu, tapi...
Akhirnya, dia tidur telat lagi.
---
(Name) celingak - celinguk di sekitar perumahan yang pertama kali dia kunjungi. Karena Ritsu tidak tahu cara memakai smartphone, jadi dia bertanya alamat rumah Ritsu kepada Mao. Dari jadwal yang dia tahu, hari ini UNDEAD memiliki latihan yang di bawa oleh Anzu, gadis itu tetap rajin di hari libur.
Gadis itu melihat penampilannya dari atas sampai bawah ; sebuah kaos berlengan pendek berwarna hitam dengan hiasan berwarna silver di bajunya dan rok berwarna ungu pastel. Ditambah kaos kaki berwarna putih, sepatu berwarna mawar merah muda dengan tali sepatu berwarna putih. Rambutnya dia biarkan tergerai dengan pita berwarna putih, biasanya dia mengsanggul rambutnya.
"Akh...! Kenapa aku harus berpakaian sepert ini?! Ini tidak seperti diriku!" Teriak (Name) di dalam kepalanya sambil menendang kerikil yang ada di depannya.
Dia melihat lagi alamat yang ada di ponselnya dan kembali menatap rumah yang ada di depannya. Dengan ragu, dia langsung menekan bell yang ada di depan rumah tersebut.
"Bentar..." kata seseorang dari balik pintu tersebut.
Jantungnya langsung berdetak tidak keruan seperti menghadapi ujian. Pemuda bermahkota hitam membukakan pintu, matanya juga terlihat lelah. "Aaww~! Kau berdandan cantik hari ini untukku." Goda pemuda tersebut. Dia juga memakai baju kasual.
Gadis itu tertawa gugup. "Sudah kuduga ini terlalu berlebihan..." gumam (Name) sambil menutup matanya. Dia makin merasa tenang saat Ritsu terus menatapnya "Kenapa? Kau terus menatapku membuatku tidak tenang." Kata (Name) yang masih mengalihkan pandangannya.
"Kau kurang tidur lagi... bukannya sudah ku bilang...? Nanti rasa darahmu jadi tidak enak." Kata Ritsu dengan wajah cemberut.
"Asal senpai tahu, aku tidur kemarin malam... ya walaupun beberapa jam." Kata (Name). Di kalimat terakhir dia memelankan suaranya agar tidak terdengar oleh Ritsu.
"Terserah apa katamu... silahkan masuk." Kata pemuda tersebut yang diakhiri dengan menguap.
Gadis itu langsung duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut dan mengeluarkan catatan yang berisi jadwal unit - unit yang ada di Yumenosaki. Tiada hari tanpa kerjaan, kau tahu. (Name) melihat rekaman tarian UNDEAD yang baru saja dikirim oleh Anzu lewat handphone-nya. Sinkronisasi yang mereka cukup bagus membuat (Name) kagum melihatnya.
Ritsu menatap kesal kearah (Name) yang serius melakukan kerjaannya. Dia ikutan duduk disamping gadis itu yang masih fokus dengan kerjaannya.
"Ritsu-senpai, kalau kau ngantuk.. tidur saja." Kata (Name) sambil menutup buku catatannya. Tiba - tiba, Ritsu langsung memelukmu.
"Tidurlah... matamu terlihat lelah," bisik Ritsu membuat wajah gadis itu memerah.
"Aku gak ngantuk sama sekali!" Elak (Name) sambil mencoba melepaskan dirinya dari pelukan tersebut, tapi pelukannya tambah erat menjadi susah baginya untuk membebaskan dirinya.
(Name) pasrah dan ikut tiduran di sofa panjang. (Name) membalas pelukan Ritsut dan menutup matanya. Tapi, selalu gagal. Ritsu langsung menutup kedua mata (Name) dengan telapak tangannya... sepertinya membantu. Gadis itu tertidur di pelukan pemuda tersebut, dia tidur bagaikan kucing. Ritsu menguburkan wajahnya ke rambut coklat keemas - emasan milik (Name), aroma lemon menyapa indra penciumannya.
"Um..." (Name) menutup matanya dengan erat sambil mengepalkan tangannya. Ritsu menemukan hal tersebut sangat imut. Tiba - tiba, pelukannya bertambah erat.
Ritsu tersenyum kecil dan mengelus rambut (Nam dengan halus. "Daisukida, (Name)..." gumam pemuda tersebut dan kembali ke alam mimpi.
Wajah (Name) langsung memerah mendengar ucapan terakhir pemuda tersebut. Dia menutup matanya lebih rapat dan mencoba untuk tidur.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro