Tarot Reader Dadakan
This story contains fake chats, fake tweets, and texts.
###
Udara malam ini lebih dingin daripada beberapa hari lalu. Mungkin karena sudah mulai masuk ke musim hujan. Angin yang berembus semilir terasa begitu ngilu di kulit, tembus dari kain kardiganku. Padahal, menurutku bahan kardigan ini sudah cukup tebal, walaupun aku membelinya dengan harga murah di e-commerce.
Sudah lama juga aku tak merasakan udara malam saat jalan-jalan begini. Saat masih jadi budak korporat yang sering pulang malam, aku pasti langsung tidur karena kelelahan.
Jalanan agak sepi dan bikin merinding. Aku menyusuri jalan kecil yang mengarah ke hutan bambu. Bunyi gemerisik dedaunan pohon bambu terdengar bersahutan. Aku tidak percaya sama hantu, jadi tak ada pikiran jelek sedikit pun yang bikin paranoid. Meski sempat kudengar desas-desus mengatakan tempat ini angker.
Meski demikian, suara hantaman cukup keras praktis membuatku terperanjat kaget. Karena kadar kekepoanku sangat tinggi, aku menghampiri sumber suara sambil membuka kamera untuk merekam. Ih... siapa tau ada tindak kejahatan kan? Aku mau siapin barang bukti buat jaga-jaga.
Aku agak bersembunyi di balik dinding yang memisahkan jalanan kecil dengan hutan bambu. Tak jauh mata memandang, kulihat sosok manusia berdiri di depan sesuatu. Bukan hanya berdiri... dia mengangkat badan orang di depannya dengan satu tangan di leher....
Aku praktis membuka mulut dan bersuara kaget.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro