Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5. Academy

Semuanya terlihat buruk dari sini. Mulai dari pesan ponsel yang tidak terkirim, membuatku mengantarkan surat saat tengah malam. Helikopter yang datang saat aku berada di luar dan untungnya tidak ada yang menyadari keberadaanku. Hingga aku yang akhirnya tidak tidur sama sekali karena surat payah ini. Sungguh hari yang sangat buruk. Lalu hari ini aku disuguhi pemandangan orang yang berlalu lalang dengan sisa kesadaranku yang masih berada di dalam kamar.

Namun perintah adalah perintah, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Beberapa orang yang berlalu menabrakku tanpa sengaja dan memakiku dengan suara yang lumayan pelan. Saat mereka sadar aku adalah orang yang akan mereka antarkan mereka langsung meminta maaf dengan cara yang berlebihan. Aku hanya memasang wajah, "Ya, aku tau kalian takut kakek." Karena aku tidak peduli aku langsung melewati mereka.

Akhirnya kakek memberikan pesan kepadaku sebelum aku pergi ke akademi itu. Kata-katanya untukku hanya masuk ke telinga kanan lalu keluar ke telinga kiri. Setelah mereka sudah selesai menyiapkan semuanya demi penerbangan yang tiba-tiba ini dan aku tidak melakukan apa-apa karena nyawaku masih melayang-layang. Bahkan asisten kakek, Samuel yang ikut bersamaku ke akademi terlalu banyak melakukan tugas tidak penting untuk mengawalku.

Karena terlalu lama melamun. Samuel akhirnya menarikku dan masuk ke dalam helikopter yang sudah disediakan lalu kita berangkat. Tadinya aku kira perjalanannya tidak begitu panjang. Namun, aku bersumpah tadi terasa begitu panjang hingga rasanya aku ingin menangis. Sekarang disinilah aku, di tengah lapangan penerbangan yang aku tidak tau namanya.

Selanjutnya aku harus kembali meneruskan perjalanan dengan mobil sedan berwarna hitam yang mereknya tidak aku ketahui. Lama kelamaan mataku tidak kuat dan kesadaranku semakin habis. Akhirnya aku memesan sebuah kopi yang membuat Samuel memakiku selama dua puluh menit yang pada akhirnya aku abaikan. Lagipula dia di gaji jadi biarkan saja.

"Athena, cepatlah kau akan terlambat!" ucapnya dengan nada tinggi, akhirnya aku berhadapan dengan Samuel versi marah. Aku hanya diam dan melihatnya dengan tatapan datar, lalu kembali bicara dengan barista yang berada di cafe ini. Tadi aku memaksanya berhenti di tengah jalan setelah melihat cafe di kota terpencil ini, jadi dia terlihat sangat kesal kepadaku. 

Maaf tapi perutku lebih penting daripada akademi yang kakek minta.

Akhirnya kami menghabiskan satu jam lebih hanya untuk mengisi perut. Sekarang Samuel terlihat ingin memakanku hidup-hidup karena terlambat di hari pertama akademi yang jadwalnya di majukan. Lagipula aku tidak pernah benar-benar terlambat. Dia saja yang selalu menyiapkan jadwal satu jam lebih awal daripada yang semestinya, jadi aku tidak perlu panik. Keheningan di dalam mobil mulai mengusikku, membuatku mengambil headphone yang berada di dalam totebag dan menyetel lagu sembari meminum kopiku yang lain. Karena aku memesan dua untukku sendiri, agar aku tidak  segera kehilangan kesadaranku.

Tangan Samuel menepuk bahuku dengan kuat, membuat perhatianku teralih dari ponselku. Ternyata aku sudah sampai di akademi yang begitu kakek puja. Kenapa akademi ini terlihat seperti kastil tua? Aku hanya menatap Samuel dengan tatapan bertanya dan dia hanya diam membisu.

"Samuel kau tidak bisu, kan?" Dia hanya melebarkan matanya dan auranya seperti ingin mencekikku.

"Kenapa?" ucapnya menahan emosi. Aku hanya melihatnya dengan tatapan aneh.

"Kau sedang datang bulan, ya? Aku cuma mau bertanya. Kenapa akademi ini terlihat seperti kastil tua?" tanyaku, melepaskan headphone-ku dan meletakkannya di dalam totebag.

"Kau tanyakan saja dengan penciptanya." Aku menatapnya dengan tatapan pasrah karena tidak mendapat jawaban yang aku inginkan. Akhirnya setelah beberapa saat, aku sudah sampai di halaman akademi. Aku segera turun dari mobil sembari menunggu Samuel dan supir yang kakek tugaskan untuk mengantarku, mengambil barang-barangku di bagasi.

Setelah koper dan totebag milikku sudah berada di tanganku. Aku menyerahkan totebag kecil kepada mereka, yang berisi dua buah kopi dan dua buah croissant dari cafe tersebut.

"Untuk kalian berdua dan satu tampon untuk Samuel." Lalu aku tersenyum menahan tawa.

"Athena, aku laki-laki!" Dia mengucapkannya dengan nada kesal. Supir yang tidak aku ketahui namanya juga ikut menahan tawa. Perasaanku ingin mengganggunya langsung naik drastis karena hanya dia yang dapat aku ganggu.

"Aku bercanda, Samuel. Makanya jangan kesal terus-terusan nanti jadi seperti kakek." Lalu aku mengacungkan kedua jempolku kepada mereka berdua sambil tersenyum dan menyeret koperku meninggalkan mereka berdua.

Maafkan aku kakek, aku hanya bercanda.

Sekarang aku melihat hampir satu aula penuh dengan orang-orang seumuranku dengan pakaian yang begitu elegan. Aku lebih terlihat seperti orang yang salah tempat, harusnya aku lebih baik melayat daripada sekolah. Karena aku hanya memakai baju lengan panjang berwarna hitam, celana berwarna beige , dan coat hitam. Aku hanya bangga dengan ankle boots kulit dengan merek ternama yang aku kenakan. Setidaknya caraku berpakaian tidak begitu buruk.

Setelah beberapa menit aku menunggu kepala sekolah akademi ini mulai bersuara. "Anak-anak yang aku cintai selamat datang di Valerie Academy. Kami akan memberikan nomor kamar kalian secara acak. Pada pembagian asrama untuk perempuan silahkan ke tangga naik bagian kanan dan laki-laki bagian kiri." Semuanya berjalan dengan teratur karena aku malas berdesak-desakkan aku menunggu di barisan paling belakang sambil berharap aku tidak pingsan karena kelelahan.

Beberapa saat aku menunggu hingga rasanya ingin aku lepas kakiku. Aku menemukan kejanggalan di sekitar sini. Kenapa semua murid senior dan guru-guru disini mengenakan jubah aneh berwarna hitam yang begitu panjang? Memangnya designer pencipta seragam sekolah seburuk itu atau mereka terlalu malas untuk memilih ide lain untuk seragam sekolahnya. Akhirnya aku mencoba berpikir positif dan menghiraukannya. Sebelum otak ajaibku mulai berpikiran yang tidak-tidak. Selagi tidak ada hal atau kejadian abnormal yang menyusahkan diriku tidak ada yang perlu dipermasalahkan. 

Saat hanya tersisa aku sendiri, aku mendengar suara langkah kaki yang berjalan cepat ke bagian kiri.

Aku melebarkan mataku saat melihat Callister dan beberapa orang laki-laki menginjakkan kaki disini.

Kenapa dia ada disini?

_____

hope u all enjoy it.
please vote and comment💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro