7
Sejak kejadian dikafetaria sekolah satu minggu yang lalu Jongho pikir Yeosang akan menjauhinya tapi pemikirannya salah besar karena Yeosang tetap gencar mendekatinya mengabaikan perkataan sarkasnya yang mengatakan bahwa ia menyukai wanita.
"Ayo mandi hujan!" Seru Yeosang sambil berlari kecil menuju pintu utama mansion tanpa memperdulikan Jongho yang mendelik tajam
"Kau sudah tua jadi jangan banyak tingkah!" Cibir Jongho sambil menarik kerah kemeja belakang Yeosang santai namun ampuh membuat langkah Yeosang yang bersiap menginjakkan kakinya dihalaman mansion terhenti diudara
"Lepas Jongho!" Pinta Yeosang melas
"Tidak, kau menyusahkan kalau sakit" Dengus Jongho lalu menyeret Yeosang seperti anak kucing kembali kedalam mansion
"PELIT! SEMOGA JODOHMU JELEK!" Maki Yeosang kesal
"Bukankah kau mengatakan kau pasanganku? Berarti kau jelek?" Ejek Jongho
"Aku tampan!" Seru Yeosang tidak terima
"Cantik" Ralat Jongho
"Tampan, yang cantik itu eomma" Bantah Yeosang sambil menunjuk Jongho kesal
"Cantik, aku tidak perlu membelikanmu kacakan?" Cibir Jongho dingin
"Kalau begitu kau sudah mencintaiku? Kau bilang hanya menyukai wanitakan? Wanita itu cantik" Tanya Yeosang sambil mengerjabkan mata bulatnya penasaran
"Tidak" Jawab Jongho mantap
"Ingin membuktikannya?" Tantang Yeosang
"Tidak tertarik" Jawab Jongho malas
"Penakut" Gumam Yeosang sambil menatap Jongho meremehkan
"Baik, buktika...!"
CUP...
Tubuh Jongho menegang saat Yeosang mencium pipi kirinya cepat, detak jantung Jongho luar biasa abnormal saat ini. Jongho meraba pipi kirinya dan menatap Yeosang tajam, bagaimana bisa Yeosang mencium orang sembarangan?
"B-bagaimana?" Tanya Yeosang gugup
"Menjijikkan" Cibir Jongho lalu meninggalkan Yeosang yang masih berdiri dengan wajah memerah sempurna
"Kenapa kisah cintaku serumit ini, appa?" Gumam Yeosang lalu berbalik kembali keluar mansion dan menatap langit gelap diatasnya
"Aku belum mencintai Jongho tapi kenapa rasanya tetap menyesakkan saat mendengar Jongho mengatakan aku menjijikkan appa?" Lirih Yeosang sambil memejamkan matanya erat
Dilain sisi Jongho mencuci wajahnya dengan kasar mencoba menghilangkan bekas ciuman Yeosang dipipi kirinya, sial. Batin Jongho.
"Anda tidak berniat membantu pangeran Yeosang, dewa?" Tanya tangan kanan Dewa cinta penasaran
"Tidak, itu pilihannya. Meski aku harus kehilangan putraku, aku tidak akan menolognya. Melanggar hukum alam" Jawab Dewa cinta tegas
***
"Yeo tidak mau ikut Jongho lagi?" Tanya nyonya Choi sambil menuangkan kopi manis kecangkir tuan Choi saat melihat sudah hampir dua minggu Yeosang tidak ikut Jongho sekolah, bahkan ia tidak melihat interaksi antara keduanya
"Tidak eomma" Jawab Yeosang setelah menelan ayam gorengnya
"Kalian bertengkar?" Tanya tuan Choi angkat suara setelah lama menyimak pembicaraan istrinya
"Tidak" Jawab Jongho dan Yeosang bersamaan
"Yakin?" Selidik nyonya choi sambil menodohkan garpu kearah Jongho
"Ya eomma" Jawab Jongho tegas
"Kalau begitu bawa Yeosang bersamamu" Putus tuan choi karena jengah harus melihat aksi perang dingin antara kedua pemuda dimansionnya
"Tapi appa..."
"Kau tidak sedang dalam posisi tawar menawar dengan appa Choi Jongho"
"Bersiaplah" Dengus Jongho sambil beranjak menuju parkiran
Yeosang mengikuti langkah Jongho tanpa berganti baju terlebih dahulu karena menurutnya pakainnya cukup sopan saat ini, berbeda dengan Jongho yang menatap Yeosang tajam. Bagaimana tidak? Lihat baju olahraga yang melekat ditubuh Yeosang, itu membuat Yeosang terlihat sangat menggemaskan dan Jongho tidak suka.
"Pakai" Seru Jongho sambil melemparkan jaket kulit miliknya kewajah Yeosang
"Ya" Jawab Yeosang tanpa bantahan dan menatap kendaraan yang dinaiki Jongho bingung
"Naik"
"Bagaimana caranya?"
"Terbang" Jawab Jongho malas lalu tanpa aba-aba Jongho menarik tangan Yeosang dan mengangkat tubuh Yeosang dengan santai lalu mendudukkan Yeosang dibelakang motor sportnya
"Kursinya tidak rata" Protes Yeosang saat ia harus sedikit menungging
"Udik" Cibir Jongho sambil memakaikan helm bergambar hello kitty ke kepala Yeosang
"Kenapa milikku berbeda denganmu? Tukar!" Protes Yeosang sekali lagi saat helm milik Jongho jauh lebih keren daripada miliknya, jelas lebih keren karena helm yang Jongho kenakan helm full face keluaran terbaru
"Kau hanya menumpang jadi jangan banyak mau" Cibir Jongho membuat Yeosang bungkam lalu dengan malas Jongho menarik tangan Yeosang untuk melingkari perutnya
"Pegangan atau kau akan jatuh diterpa angin" Ucap Jongho datar berbeda dengan jantungnya yang rasanya jika bisa berbicara pasti minta resign karena bekerja terlalu cepat
Jongho melajukan motor sportnya dengan kecepatan tinggi karena gerbang akan ditutup sebentar lagi, sebenarnya bukan masalah besar Jongho telat tapi karena ia harus membawa induk ayam jadi mau tidak mau ia tidak boleh telat. Tidak mungkinkan Jongho meminta Yeosang ikut memanjat pagar belakang sekolah karena telat?
"JONGHO MAU AYAM!" Teriak Yeosang keras saat Jongho dengan cepat melewati penjual balon ayam
"Nanti dikafetaria"
"MAU AYAM TERBANG!" Protes Yeosang keras
"Mau ayam berenangpun tak akan aku belikan!" Dengus Jongho sambil tertawa geli melihat Yeosang yang mencebikkan bibirnya kesal
CITTT...
"Turun" Pinta Jongho setelah memarkirkan motor sportnya dengan lihai
"Bagaimana caranya?" Tanya Yeosang bingung
"Lomp....!"
"Pat..." Gumam Jongho sambil mengusap dadanya sabar karena Yeosang benar-benar melompat tanpa aba-aba hingga motornya hampir oleng
"Pelan-pelan Kang Yeosang" Ucap Jongho dingin
"Maaf" Gumam Yeosang
Jongho menggeleng kecil dan turun dari motor sportnya lalu menarik lengan jaket Yeosang agar mengikutinya kekelas, takut hilang.
"Jangan tarik-tarik, aku bukan kuda"
"Kau setan" Gumam Jongho sambil terus menarik lengan jaket Yeosang tanpa memperdulikan gerutuan Yeosang
"YEOSANG-IE ASTAGA AKU SANGAT MERINDUKANMU!"
Jongho mendengus kecil saat genggamannya pada lengan jaket Yeosang terlepas karena Wooyoung yang memeluk Yeosang erat bahkan keduanya hampir terjungkal jika Wooyoung tidak segera menahan berat tubuhnya dan Yeosang.
"Aku juga merindukan Wooyoung-ah" Jawab Yeosang dengan suara susunya membuat Wooyoung mencium kedua pipi Yeosang gemas
"Mau jadi uke-ku tidak?" Tanya Wooyoung sambil menatap Yeosang menggoda
"Bermimpilah Woo" Cibir San sambil menarik paksa Wooyoung agar melepaskan pelukannya pada Yeosang
"Apa kabar Yeo?"
"Baik hyung" Jawab Yeosang sambil tersenyum tipis kearah Hongjoong
"KAU BERSELINGKUH BUKAN? JADI UNTUK APA LAGI LEBIH BAIK KITA P...!"
BRUK...
"Kau baik-baik saja?" Tanya pemuda yang dibentak habis-habisan oleh gadis tadi
"Y-ya" Jawabnya gugup karena netra kelam pemuda yang berstatus sebagai pacarnya mampu menjelaskan bahwa pemuda tersebut tidak berbohong
Yeosang tersenyum kecil setelah berhasil membuat sepasang kekasih tersebut berbaikan dengan menggunakan sedikit kekuatannya, hei dia bahkan baru menyadari jika kekuatannya tetap berfungsi dibumi.
"Kau yang melakukannya?" Tanya Jongho lirih karena ia melihat gerakan tangan Yeosang yang bersamaan dengan gerakan tubuh gadis didepannya serta netra Yeosang yang berubah merah sekilas menjelaskan semuanya
"Apa?" Tanya Yeosang balik
"Lupakan dikepalamu hanya ada ayam" Sarkas Jongho lalu meninggalkan Yeosang kedalam kelas
Yeosang mengedikkan bahu acuh dan memutuskan untuk berkeliling sekolah karena bahagia kekuatannya bisa ia gunakan untuk membantu kisah cinta manusia dibumi secara langsung, tanpa Yeosang sadari ia telah melanggar peraturan yang ia sepakati bersama ayahnya.
"Uhuk..." Yeosang mengernyit dalam saat batuknya terasa menyakitkan dan tubuhnya menegang saat bercak darah terlihat ditelapak tangannya yang ia gunakan untuk menutup mulutnya barusan
Yeosang dengan cepat berbelok ketoilet siswa lalu mencuci tangannya kasar dan matanya membulat saat melihat rambutnya yang berubah warna menjadi putih dibeberapa bagian padahal rambut aslinya berwarna coklat madu.
"Kau mewarnai rambutmu Yeo?" Pertanyaan Seonghwa sontak membuat seluruh member ATEEZ menatap Yeosang bersamaan
"Keren banget Yeo, cantik" Puji Wooyoung dengan binar cerah dikedua matanya
"Tidak" Jawab Yeosang jujur lalu mendudukkan tubuhnya disamping Jongho
"Sakit?" Tanya Jongho sambil menempelkan punggung tangannya ke kening Yeosang
Wajah Yeosang memerah sempurna membuat Jongho semakin yakin bahwa pemuda cantik disampingnya tengah sakit, Jongho membuka jas sekolahnya lalu menyampirkannya dipundak Yeosang.
"Bantu aku mencucinya, dua bulan tidak dicuci" Sela Jongho cepat saat Yeosang hendak membuka suara
"Kau selalu membeli seragam baru setiap harinya" Jawab Yeosang membuat Jongho menelan ludahnya kasar
"Hemat" Cibir Jongho lalu berbalik menatap jendela rumit
#Double up
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro