Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

Jongho menatap Yeosang yang terus bergerak gelisah dalam pelukannya dengan peluh mengucur deras padahal ia tidak menghidupkan AC sama sekali meski tubuhnya terasa terbakar saking panasnya cuaca saat ini, hei ini sudah pukul 11 siang dan ia harus kembali bolos sekolah hanya karena ayam besarnya sakit!

"Yeosang bangun" Pinta Jongho dingin sambil menepuk pipi chubby Yeosang lembut

"S-sakit" Lirih Yeosang dengan tubuh bergerak gusar

Jongho mengacak rambutnya kasar dan melepas pelukannya pada tubuh Yeosang lalu menelfon dokter pribadi keluarganya cepat sambil menggenggam tangan mungil Yeosang erat. Sial, meski orang tuanya sakitpun ia tidak sekhawatir ini tapi kenapa Yeosang mampu membuat akal sehatnya menghilang?

"Tuan muda saya boleh masuk?"

"Masuk" Seru Jongho

Kenzi masuk kedalam kamar Jongho dan terkejut saat mendapati gadis cantik tengah terbaring lemah diatas ranjang Jongho namun ia segera menetralkan raut terkejutnya dan melakukan tugasnya dengan cepat dan teliti.

"Apa yang terjadi padanya?"

"Ini kejadian langka tuan muda, saya tidak bisa mendeteksi sakit apapun dari tubuh nona muda namun dari ciri yang ditunjukkan ia sedang demam tinggi" Jelas Kenzi sambil mengeluarkan beberapa obat dari tasnya dan menyerahkannya pada Jongho

"Saya harap obat ini membantu"

Jongho mengangguk dan menyuruh Kenzi keluar dari kamarnya lalu pandangannya beralih pada Yeosang yang mulai membuka matanya perlahan.

"Menyusahkan" Cibir Jongho sambil memegang kening Yeosang memastikan suhu tubuhnya

"Maaf" Lirih Yeosang

"Hm" Gumam Jongho lalu mendudukkan tubuhnya disamping Yeosang

"Makan buburmu dan minum, jangan mati dikamarku"

"Aku tidak akan mati jika bukan kau yang menginginkan kematianku Jongho" Jawab Yeosang serak lalu berusaha duduk dengan susah payah membuat Jongho jengah dan dengan santai Jongho menarik pinggang ramping Yeosang hingga Yeosang kini berada dipangkuan Jongho

"Diam dan makan" Tekan Jongho sambil menyuapkan bubur dengan gerakan kaku

Yeosang menurut karena tubuhnya benar-benar lemas saat ini, kenapa setelah turun ke bumi tubuhnya jadi seperti manusia? Menyebalkan dan menyusahkan, padahal Yeosang ingin melindungi Jongho bukan dilindungi oleh Jongho.

"Jangan melamun atau kau akan mati tersedak nanti"

"Ya" Gumam Yeosang sambil menerima suapan Jongho hingga mangkok berisi bubur habis

"Minum obatmu"

"Tidak mau, tidak butuh!" Seru Yeosang keras

"Minum atau aku lempar kau ke lantai" Ancam Jongho

"Tidak taku...!!! JONGHO!!!" Seru Yeosang panik sambil mengeratkan pegangannya pada leher Jongho hingga keduanya jatuh bersama kelantai dengan posisi Jongho menimpa tubuh Yeosang namun dan tangan Jongho seolah disetel untuk melindungi Yeosang dengan tanggap melindungi kepala belakang Yeosang

"Bodoh!" Maki Jongho lalu dengan cepat Jongho bangkit lalu mengangkat Yeosang dengan mudahnya dan memasukkan obat yang diberi Kenzi paksa hingga Yesoang membulatkan matanya terkejut namun belum sempat Yeosang memuntahkan obat dimulutnya, Jongho lebih dulu membungkam bibir Yeosang dengan bibirnya dan menekan obat Yeosang dengan air dari mulut Jongho kuat hingga Yeosang terpaksa harus menelan tiga butir obat sekaligus dengan susah payah

"Cuma minum obat banyak tingkah" Cibir Jongho lalu menurunkan Yeosang ditempat tidurnya dan berlalu pergi keluar kamar tanpa menghiraukan Yeosang yang mematung karena perbuatan Jongho

Dilain sisi Jongho menatap bibirnya yang dengan brutal mencium Yeosang tanpa aba-aba didepan cermin kamar mandi tamu dengan ekspresi rumit, ini bukan dirinya. Bagaimana bisa ia mencium seserang sembarangan, padahal ia sudah berjanji ciuman pertamanya hanya akan ia lakukan dengan orang yang ia cintai. Sial.

Jongho menatap pintu kamarnya yang masih tertutup rapat dengan jengah, apakah Yeosang tidak bosan dikamarnya? Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tunggu! Jangan bilang induk ayam tersebut mati!!! Dengan cepat Jongho berlari menuju lantai dua dengan melewati tiga anak tangga sekaligus.

"AKU AKAN MEMBUANG MAYATMU KE KANDANG AYAM JIKA KAU MATI DIKAMARKU KANG YEO....!!!" Teriakan Jongho terhenti saat Yeosang menatap dirinya dengan linglung karena bangun tidur

"Ada apa Jongho?" Tanya Yeosang serak dengan mata berkedip sayu

"Aku pikir kau mati, turun. Makan" Titah Jongho tegas lalu berbalik dan menutup pintu dengan keras hingga Yeosang terlonjak kaget

Tidak ingin membuat Jongho menunggu lama Yeosang segera turun dengan baju pasien rumah sakit jiwa yang masih melekat ditubuhnya, rambutnya sedikit acak-acakan karena sedari tadi memang dirinya tidur.

"Kau tidak bercita-cita untuk ganti baju?" Tanya Jongho asal sambil menatap penampilan Yeosang yang acak-acakan namun sangat menggemaskan

"Huh? Aku tidak punya baju" Jawab Yeosang jujur

"Tunggu disini" Pinta Jongho malas lalu berjalan cepat kembali kelantai dua dan memilih bajunya yang paling kecil untuk Yeosang kenakan

"Pakai" Ucap Jongho setelah melemparkan baju kaos dan celana pendek terkecil miliknya tepat mengenai kepala Yeosang

"Kau menyebalkan!" Jawab Yeosang kesal lalu beranjak dan hendak berjalan kelantai dua namun Jongho menahannya

"Ganti disini saja"

"TIDAK!" Tolak Yeosang keras sambil menatap Jongho sengit

Jongho menggelengkan kepalanya kecil saat mengetahui isi kepala pemuda cantik didepannya lalu dengan santai Jongho menarik tangan Yeosang kesebuah pintu yang ternyata merupakan kamar tamu.

"Aku tidak semesum yang kau pikirkan, bocah" Cibir Jongho lalu menutup pintu kembali setelah Yeosang masuk

Jongho melihat grub angkatannya malas sambil sesekali membalas pesan sahabatnya yang heboh menanyakan kondisi Yeosang sebab Jongho tidak sengaja memberitahu sahabatnya bahwa Yeosang sakit.

"Apa-apaan mereka ini, aku cidera sekalipun paling hanya berkata 'Oh hanya cidera'" Cibir Jongho

"Bajunya aneh" Gumam Yeosang

Jongho mengalihkan pandangannya keasal suara dan tertegun melihat Yeosang yang berkali-kali lipat jauh lebih cantik dan menggemaskan saat mengenakan baju kaos miliknya yang ternyata masih sangat kebesaran ditubuh rampingnya hingga menjadi baju oversize, jangan lupakan celana putih selutut yang membuat kaki jenjang Yeosang terekspos jelas.

Sial, seharusnya aku beri celana panjang saja. Batin Jongho.

"Apanya yang aneh?" Tanya Jongho setelah berhasil menetralkan keterkejutannya

"Celananya sangat pendek, kau tidak memiliki kain lebih saat membuatnya?"

Sudut mulut Jongho berkedut kaku mendengar pertanyaan polos Yeosang, ya! Seharusnya ia tidak membeli celana kurang bahan seperti ini.

"Kita akan beli baju yang lebih layak nanti" Jelas Jongho sambil menarik tangan Yeosang agar duduk disampingnya

"Appa, eomma kemana?" Tanya Yeosang bingung sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan

"Mereka appa dan eommaku" Ralat Jongho

"Aku tahu" Jawab Yeosang kalem sambil tersenyum manis

"Terserah, cepat makan atau kau akan mati kelaparan nanti" Dengus Jongho keras

Yeosang mengangguk kecil dan menatap berbinar berbagai olahan ayam didepannya, sungguh ini benar-benar surge bagi Yeosang.

"Ayam Yeosang-ie datang!" Gumam Yeosang lirih yang masih terdengar jelas ditelinga tajam Jongho

"Aneh" Cibir Jongho lalu menyuapkan ayam bakar kemulutnya sendiri sambil menatap Yeosang yang makan ayam bakar dengan belepotan malas

"Jika tidak bisa makan dengan benar, tidak usah makan" Sarkas Jongho tajam sambil membersihkan mulut Yeosang dengan telapak tangannya kesal

"Mha-af!" Seru Yeosang susah payah karena mulutnya penuh ayam bakar

"Telan dulu baru bicara" Sungut Jongho kesal sambil menyodorkan air putih kedekat Yeosang

"Terimakasih" Ucap Yeosang tulus sambil menatap Jongho dengan puppy eyesnya

"Hm menyusahkan" Cibir Jongho



#Hope you like it!!!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro