Michael - Fall
𖥨¡! ☄️Michael x Readers 𖦹´
〃@lunaria_co [Aegis Orta] ╱̷
𖤐 Story : Nathalie ❫
[ 1709 Words].
Warn : OOC, Cringe.
𖤐 —————— 𖤐
꒰ ⚘ Fall ꒱ ⋆ ›
• Req : Aku lupa siapa-siapa aja yang komen req Michael 😭☝️ •
Malaikat. Yang kita tahu malaikat adalah utusan Tuhan yang sangat mulia. Malaikat tak memiliki hasrat, emosi bahkan hawa nafsu seperti manusia. Tidak makan, dan juga tidak minum. Malaikat adalah makhluk surga yang suci, bersih dari noda dosa. Atau kata lainnya yang terdengar lebih kasar adalah kaki tangan yang terbebas dosa dari Tuhan. Itulah yang kita ketahui selama ini.
Namun, bagaimana jika beberapa malaikat dibentuk memiliki hawa nafsu dan emosi seperti manusia yang terbentuk dari tanah itu? Bagaimana jika malaikat merasakan sesaknya hidup sebagai malaikat? Bagaimana jika malaikat merasa lelah menjadi sosok malaikat yang diagung-agungkan oleh para manusia di bumi itu?
Benar, sosok itu terkadang ada dibeberapa kumpulan-kumpulan malaikat yang bekerja keras untuk Tuhan. Salah satunya, adalah gadis malaikat bernama [Full Name] itu sendiri.
Sudah berapa lama dia memendam perasaan hasratnya bagai manusia? Bersikap seolah tak memiliki emosi di antara teman-teman malaikatnya. Berwajah datar dan hanya menyunggingkan senyuman yang sangat tipis. Aku sangat muak dengan semua ini, kata [Name] dalam diri saat ia merasa frustasi.
Dia adalah salah satu dari rentetan daftar malaikat agung yang mencabut nyawa. Wah, apa tidak senang orang yang akan di cabut nyawanya bertemu dengan malaikat pencabut nyawa secantik [Name]?
Yah, itu hanyalah bayang-bayang roh yang tidak tau diri. Tapi, [Name] memanglah malaikat pencabut nyawa paling cantik di antara malaikat bergender perempuan lainnya.
Namun, dengan emosi yang di miliki oleh sang gadis. Sang gadis jadi merasa tak layak menjadi salah satu dari daftar malaikat agung. Terlebih lagi bersanding dengan Michael dan Raphael. Ia hanya bekerja sebagaimana ia melihat kawan-kawannya menjadi malaikat lalu tiba-tiba naik jabatan. Ia merasa tak pantas juga merasa tak enak hati saat mencabut nyawa seseorang. Ia merasa lelah, tak tega dengan apa yang memang seharusnya ia perbuat.
Itu adalah perintah Tuhan, namun gejolak perasaan [Name] ingin memberontak dan menolak semua pekerjaannya yang sudah lumayan lama ini. Terlebih lagi, saat dulu dia menjadi malaikat biasa yang mondar-mandir tak jelas di dunia manusia. Ia berteman, bahkan menjalin persahabatan yang cukup dalam. Namun apa? Pada akhirnya [Name] sendiri yang akan mencabut nyawa temannya itu sendiri. Atau lebih tepatnya, sahabat manusia luar biasa yang [Name] sayangi begitu tulus.
Hati dan jiwanya seperti keropos, retak dan perlahan memudar. Tak cukup sanggup melihat sahabatnya menjerit bahkan pasrah ketika maut menjemput. [Name] begitu merasa sangat kosong.
Maka dari itu, [Name] yang memiliki emosi bak manusia itu tidak ingin menjadi seorang malaikat agung lagi. [Name] berhenti, luka dihatinya tergores sangat dalam sehingga membuatnya sedikit mati rasa. Ia jadi tau bagaimana rasanya menjadi Michael yang sangat menderita sangat mengeksekusi temannya sendiri, Lucifer.
[Name] yang mulai muak dengan segalanya mulai melakukan hal nekat. Menculik manusia dan berusaha menyalurkan atau seperti memindahkan aliran kekuatan malaikatnya pada manusia terpilih [Name]. Itu adalah hal nekat diluar batas wajar seorang malaikat agung.
Manusia mungkin lebih banyak memiliki hasrat emosi yang tak jauh beda dengan iblis. Jika aliran kekuatan malaikat [Name] bisa di pindahkan dalam diri manusia. Ada 2 kemungkinan yang akan terjadi dalam pikiran [Name] yang kalut.
Pertama, energi malaikat [Name] cukup kuat, terlebih dia adalah malaikat agung. Jika sosok rapuh yang memiliki emosi tinggi seperti manusia tak dapat menampung itu semua. Manusia itu sendiri akan mati tidak kuat menjadi wadah energi malaikat [Name].
Kemungkinan kedua, adalah ketika wadah tubuh manusia pilihan [Name] itu dapat menerima, bahkan memakai kekuatannya dengan keinginan [Name]. Ia akan menjadi manusia kuat penuh kesombongan seperti iblis. Menggunakan kekuatan dalam hal yang salah dan mengacau dua dunia sekaligus. [Name] tidak peduli lagi. Dia. Sudah. Sangat. Muak.
Atau, kemungkinan terakhir yang terpikirkan dibenak [Name] adalah menjalin kerja sama dengan iblis yang mampu menampung energinya. Namun, siapa itu? Iblis saja tidak kuat menahan rasa sakit dari menghirup bahkan merasakan partikel dari malaikat.
Banyak berbagai rencana yang tersusun dalam otak kecil [Name]. Dan itu membuatnya sering kali tampak melamun dengan raut wajah yang begitu serius.
"[Name], apa yang kamu pikirkan? Aku selalu memperhatikan dirimu, kamu jadi sering melamun dan menghilang," ucap Michael kala itu. Rasanya, Michael sangat peduli dengan [Name]. Dan memang terasa beberapa bulan ini begitu memperhatikan [Name] dengan baik.
[Name] tertegun saat itu, Michael memperhatikannya? Bahkan sampai mengingat berapa kali kehadiran [Name] di dunia atas? [Name] sedikit merasa merinding dan gemetaran. Kira-kira, apa Michael tau kelakuannya selama ini?
"Maaf Michael, aku hanya merasa sedikit ... Gelisah, itu saja," kata [Name], sedikit mengatakan unsur kebenaran didalam kalimat yang [Name] lontarkan pada Michael.
"Kalau kau ada masalah, kamu bisa mengatakan padaku, [Name]. Tidak ada salahnya berbagi masalah kepada sesama teman, 'kan?" Michael tampak tersenyum begitu manis.
[Name] jadi berpikir, bagaimana Michael bisa hidup seperti ini terus-terusan. [Name] melihat Michael seperti seseorang yang rapuh yang terus bersembunyi dibalik senyuman manisnya. Mungkin, sama seperti dirinya.
"Aku ... Hanya merasa gelisah dengan pikiranku sendiri atau dengan kehidupanku sendiri. Bagaimana bisa ya aku naik jabatan setinggi ini? Sedangkan Gabriel yang sangat rajin saja masih naik tingkat di bawahku sekarang." [Name] menunduk sedih.
Benar. Semua masalah berat yang [Name] lewati sebagain besar adalah karena [Name] naik jabatan sebagai malaikat agung pencabut nyawa.
Mendengar pernyataan itu terlontar dari bibir mungil sang gadis, Michael tersentak terkejut sesaat. Namun, dengan cepat Michael memperbaiki air mukanya yang terkejut itu.
"Itu ... Mungkin saja atasan memiliki kepercayaan lebih pada potensimu. Kau tidak perlu berpikir lebih lagi, [Name]."
"Benarkah? Itu terdengar ganjil."
⊂ 𖤐 ⊃
Kemarin, esok, bahkan hari inipun akan banyak antrean nyawa yang akan [Name] cabut. Akan ada banyak pula jeritan memilukan dari nyawa yang akan dicabut itu.
Jeritan-jeritan yang selalu terngiang-ngiang ditelinga [Name].
"M-malaikat p-pencabut nyawa?" Manusia itu bergemetar tak ada henti saat melihat sosok [Name].
Sorot netra [Name] begitu kosong. Sudah berapa kali ia melihat ini? Melihat manusia penuh rasa takut. Terlihat begitu menyedihkan.
Namun, sekali tebasan tanganpun langsung memisahkan jiwa dari raga manusia itu dalam hitungan detik. Tak akan perlu lama lagi [Name] melihat manusia menyedihkan itu memohon diberi umur yang panjang.
[Name], bukanlah Tuhan.
Melihat tubuh yang kosong tanpa jiwanya itu, [Name] jadi memiliki sebuah ide. Bisa tidak ya memindahkan kekuatannya pada tubuh tanpa jiwa itu? Pikir [Name] sembari berjongkok dan memandang tubuh yang sudah tak ada jiwanya itu beberapa menit yang lalu. Setidaknya, jika berhasil ... [Name] akan mencari jiwa lain yang akan mengendalikan tubuh ini.
Mencoba menyalurkan sedikit, [Name] dikagetkan oleh suara seseorang.
"Wah, lihat ini! Apa yang aku lihat? Kamu mau macam-macam dengan tubuh manusia itu? Malaikat sepertimu sudah punya izin belum?~"
"Lucifer!" teriak [Name] saat melihat sosok yang mengangetkannya.
"Aku melihat kelakuanmu, lho."
"Apa maksudmu?"
"Maksudku? Tentu saja aku ingin berbuat sesuatu yang sangat hebat setelah melihat kelakuanmu? aku tau maksudmu menyalurkan energimu itu kepada tubuh lemah disana. Kelakuan malaikat pilihan Michael tidak beres ya rupanya?"
"Pilihan Michael? Aku tidak mengerti apa maksudmu, Lucifer!" suara [Name] sedikit gemetar. Apa-apaan Lucifer ini, pikir [Name].
"Kamu tidak tau ya? Kalau begitu aku yang akan memberitahumu, [Name]. Dengar, Kamu naik jabatan bukanlah karena potensi yang kamu miliki. Tapi karena rekomendasi dari Michael. Jadi, sebenarnya kamu itu tidak ada apa-apanya."
Pandangan [Name] langsung memburam, sebenarnya [Name] sudah menduganya.
Kaganjilan yang tidak jelas, Jabatan yang tidak seharusnya, keheranan, semua perhatian dan kebaikan dari malaikat agung seperti Michael...
Semua kehidupannya seperti cerita dalam naskah yang palsu.
⊂ 𖤐 ⊃
Beberapa waktu yang lalu, tanpa tau apa yang terjadi. Manusia yang [Name] pilih-pilih sebagai bahan penelitiannya diketahui oleh Seraphim. Atau atasan-atasan yang lain. Bagaimana bisa? Apa [Name] bermain kurang rapi? Atau ... Perbuatan Lucifer?
Setelah kenyataan pahit akan jabatannya yang ia terima, sekarang dirinya terciduk begitu saja?
Apa dan bagaimana bisa?
Pertanyaan itu terus menerus menjadi titik pusat pemikiran [Name]. Rasanya ia ingin menjadi gila saja.
"[Name]! Apa yang kamu lakukan?! Ternyata benar kamu melakukan hal macam-macam di dunia manusia tanpa izin yang sah?!" Michael meremas kedua pundak mungil [Name].
"Apa yang kamu lakukan! Kelakuanmu sudah ketahuan oleh Seraphim asal kamu tahu! Entah hukuman apa yang akan menantikan dirimu!"
[Name] dengan gemetar menepis tangan itu dari pundaknya.
"Memangnya gara-gara siapa aku begini, Michael?!" teriak [Name]. Michael terdiam.
" .... Ini semua gara-gara kamu!"
"Apa maksudmu, [Name]? Bagaimana bisa aku melakukan ini padamu!"
"Hah ... Asal kamu tau, jika kamu tidak merekomendasikan diriku, aku tidak akan menjadi seperti ini! Lebih baik Gabriel saja yang jadi malaikat agung, dia lebih pandai dan berpotensi dariku! Dan juga ... Jika aku menjadi malaikat yang biasa-biasa saja ... Aku tidak perlu selalu takut dan gelisah saat ingin mencabut nyawa seseorang!! Aku tidak perlu melihat hal-hal menakutkan itu, sialan!"
Air mata menetes dari pelupuk matanya. Tak tahan rasa beban yang ia pinggul dibenaknya selama ini.
"Aku tidak ingin menjadi malaikat agung!!" [Name] menangis meluapkan rasa sesaknya. Ia sudah seperti anak kecil yang butuh perhatian dan pelukan kasih sayang dari orang tuanya.
Michael tertegun. Rupanya, apa yang ia lakukan selama ini ternyata salah total dan itupun [Name] sudah tau bahwa itu adalah perbuatannya.
Merekomendasikan [Name] adalah tujuan Michael agar dapat membuat [Name] sederajat dengannya. Sederajat dan sama dengan dirinya.
Tentu saja Michael melakukan hal itu karena unsur ketertarikannya pada sang gadis. Memangnya apa lagi? Egois, bukan?
Namun, rupanya itu membuat diri sang gadis terbebani dan menjadi seseorang yang memiliki sorot kosong nan rapuh, yang membuatnya berbuat nekat demi meninggalkan gelarnya sebagai malaikat agung. Michael tak terpikirkan akan konsekuensi itu karena Michael pikir [Name] tak memiliki perasaan yang persis seperti miliknya.
Semua karena kesalahannya yang memiliki ketertarikan pada seorang gadis malaikat. Kecerobohannya hanya karena ia terpikat.
Dan karena keterikatannya dan keegoisannya, sang gadis kini ....
"Aku ingin mendapatkan hukuman mati, Michael ..."
.... Rusak jiwanya.
[Michael]
FALL - END.
𖤐 —————— 𖤐
H-hallo kak... Hehe maaf baru muncul dan update 😭☝️. Muncul-muncul bawa alur cerita cringe pula, aihsjajs aku rasa, aku butuh buat part 2 dri chap ini. Biar jelas endingnya sih. T-tapi ini Michael OOC banget😄😔.
Dia kan ga seceroboh ini, tapi 'kan— cinta membutakan segalanya 🥲.
Oh iya, sekali lagi maaf saya baru update, baru ada niat menulis kembali dan lumayan ga sibuk (minggu depan US padahal). Niatnya mau update ini barengan sama satu chapter dengan pair karakter yang deket sama Orias, tapi gajadi. Juga, pengen up ini pas sahur, tpi saya sedang anu, jdi tidak bisa bangun pagi-pagi buta dan sahur.
Next, siapa ... ?
[13 April 2022].
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro