🔪The Sabotage🔪
Misi pun dimulai.
Disisi Mei
"bentar deh, gua rasa ada satu misi lagi lah yang belum gua lakuin" ucap Mei.
Mei pun melihat kertas misinya. Benar saja, ada satu misi di admin yang merupakan salah satu bagian dari misi unduh data.
"Owalah pantes" ucap Mei menepuk dahinya.
Dengan cepat dia pergi ke ruang admin.
Disisi Aurora
"Oke, sudah bersih" ucap Aurora yang baru saja menyelesaikan pembuangan sampah di gudang.
"Lanjut, ada misi di admin dan medbay, mungkin gua di admin dulu deh" ucap Aurora.
Aurora pun berjalan menuju ruangan admin. Di ruangan admin, dia bertemu Mei yang berdiri sembari menunggu sesuatu.
"Oi Mei! Ngapain bengong disitu?" ucap Aurora mengganggunya.
"Eh! Ini lagi misi lo bentar lagi siap" ucap Mei menggerutu.
Aurora tertawa cekikikan. Tiba-tiba, terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan. Lampu seluruh ruangan mendadak mati.
"Eh, mati lampu" ucap Mei.
"Ke ruang listrik yuk, ngidupin lampu" ajak Aurora.
"ga usah ah, ini satu lagi siap kok" ucap Mei tetap mengerjakan misinya.
Aurora hanya menggelengkan kepalanya dan pergi. Namun tiba-tiba...
Srek!
Kepala Aurora ditebas oleh seseorang yang tidak bisa dilihat karena mati lampu. Mei seketika tercengang dan takut.
"Aurora! Ergh, banyaknya darah" ucap Mei ketakutan.
Terlihat kepala Aurora tergeletak dan badannya tersandar ke dinding dengan mengeluarkan darah dari lehernya.
Sreng!
Bunyi ventilasi itu mengejutkan Mei. Dia yang tidak bisa melihat itu seketika takut dan mencoba bersembunyi. Naas, dia juga ikut ditebas.
Srek!
Badan dan kaki Mei terbelah dua oleh pisau itu. Yang membunuhnya hanya tertawa jahat.
"Hahaha kerja bagus Impostor!" ucap Conjurer.
"Oh mesti dong" ucap Impostor.
Sementara itu di ruang listrik, Naya, Rana dan Evelyn sibuk memperbaiki lampu. Untungnya, lampu itu akhirnya hidup kembali.
"Hidup juga nih lampu" ucap Rana lelah.
"Iya nih, kalian ada misi dimana aja?" tanya Naya.
"Kalau gua sih di ruangan mesin bawah ama atas" ucap Evelyn.
"Gua di ruangan komputer" ucap Rana.
"Hmmm Oke, gua juga ada misi di ruangan navigasi, ayo pergi" ucap Naya.
"ayuk" ucap Rana dan Evelyn bersamaan.
Disisi Nada dan Rahma
"Bukan lo kan impostor nya Nada?" tanya Rahma penasaran.
"engga lah woi, sejak kapan gua yang genit ini jadi jahat" ucap Nada sinis.
"Huh ini anak emang ada aja candaannya, ya udah gua mau ke admin dulu" ucap Rahma sambil berjalan ke arah admin.
"Oke, aku juga mau ke ruangan komunikasi" ucap Nada.
Rahma berjalan sendiri menuju ruang admin. Sesampainya di sana, dia dikejutkan dengan dua mayat yang tergeletak di ruangan itu.
"Ini, Mei! Aurora! Kalian!" ucap Rahma shock.
Naas, semua orang malah melihat Rahma di sekitar situ.
"Rahma? Lu impostor?" tanya Naya penasaran.
"loh ngga ngga bukan gua!" ucap Rahma mengelak.
"Trus kenapa di dekat mayat?" tanya Rana serius.
"Eh, gua baru aja sampe" ucap Rahma memelas.
"alasan" ucap Evelyn yang kemudian dia melakukan pelaporan mayat.
Emergency Meeting!
Semua orang berkumpul kembali di meja rapat.
Sedikit informasi, Mei dan Aurora dinyatakan mati dibunuh impostor. Dengan perannya.
Mei - Kru
Aurora - Dokter
Evelyn melaporkan kejadian, silahkan mulai rapatnya.
Suara itu menghilang. Evelyn dengan sontaknya bersorak.
"Rahma fix impostor nya!" ucap Evelyn menunjukkan jari telunjuknya ke arah Rahma.
"Bukan gua woi! Gua baik!" bela Rahma.
Akhirnya dengan banyak perdebatan, waktu pemilihan pun dimulai.
"Pokoknya pilih Rahma!" ucap Evelyn.
"Bukan Rahma woi! Tadi aja ngerjain misi sama gua" ucap Nada membela Rahma.
"Gua curiga sih ama Rahma" ucap Daniel sambil meletakkan jari di dagunya sambil berpikir.
"Sama, gua juga curiga" kata Jef mendukung.
"Oh ayolah ges, kenapa ga yang lain aja, gua baik woi!" ucap Rahma menjerit.
Pemilihan pun terpilih.
Rahma - Naya, Rana, Evelyn, Daniel, Jef
Evelyn - Nada, Rahma
Rahma dipilih menjadi terbuang.
Dengan spontan, lantai bawahnya langsung membuka lebar dan masuk ke dalamnya. Terlihat Rahma melayang-layang di angkasa.
Identifikasi...
Rahma bukanlah Impostor!
"APA!" jerit semua yang ada di sana.
.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro