Too cute to resist
Klein merutuk untuk ke-n kalinya saat matanya menatap gaun biru muda selutut dengan beberapa renda sebagai hiasan. Saat ini dirinya tengah berada di kamar ganti di rumah Amon.
Tangannya mengambil gaun itu dengan tatapan menyedihkan dan melihat dirinya di depan cermin.
Jika saja dia tidak keras kepala untuk menelusuri kasus penipuan yang dilakukan oleh seorang pejabat. Ia tidak akan berakhir seperti ini.
Pergi ke rumah Amon--kekasihnya--dan memintanya untuk mendandaninya menyamar menjadi seorang wanita! Ugh, memikirkannya saja sudah membuatnya sakit kepala.
Sempat diprotesnya ketika dia tahu mengapa harus dirinya yang menyamar. Kenapa tidak Daly? Atau polisi wanita lain?!
Mereka malah menjawabnya dengan alasan bahwa pejabat tua bangka mesum nan jelek itu menyukai wanita muda. Ya, tipe gadis cantik pedesaan yang pemalu dan lucu.
Astaga! Sangat bertolak belakang dengan kerpribadiannya.
Sudahlah, beras sudah menjadi bubur dan tidak bisa diubah jadi nasi. Akhirnya nasib Klein hanyalah menerima meski dirinya telah menolak setengah mati.
Dengan berat hati, Klein mengambil pakaian itu dan segera memakainya. Setelah itu ia menarik wig dengan rambut panjang sepunggung kemudian berkaca di cermin.
-_-);
Oke, Klein tidak ingin mengakuinya tapi saat ini dia memang mirip seorang gadis cantik nan lugu--jika dia tidak menyipitkan mata. Setelah ia membenahi pakaian dan rambut palsunya. Dia melangkah keluar dari arah pintu menuju Amon yang tengah memilih beberapa make up dengan senandung riang.
"Ugh, aku benar-benar tidak ingin melakukan ini...," Gerutu Klein seraya mengibaskan roknya. Wajahnya mengerut suram.
Amon yang masih memilih beberapa jepit rambut dan warna yang cocok bagi sang kekasih, tertawa geli. "Aku benar-benar ingin datang untuk melihat." Lengannya meraih jepit mawar merah dengan beberapa untaian bunga wisteria yang indah dan mengerling ketika direrpa cahaya—Amon akan memilih monocle untuk dipakai Klein tapi langsung mendapatkan cubitan keras dari sang kekasih.
Pencuri itu menganggukkan kepalanya setuju dengan jepit dan menoleh ke arah Klein yang masih memakai raut bete dan enggan. Sontak, Amon berkedip lalu menyeringai nakal.
"Klein sayang, kau terlihat sangat cantik."
"Shut up! Berikan saja make up nya!" Klein menyela dengan garang. Jika saja ada orang lain yang pandai menyamar selain Amon. Dia akan senang hati meminta bantuan orang asing daripada terus digoda kekasihnya yang menyebalkan.
Amon berjalan mendekati Klein dan menariknya untuk duduk di kursi. "Aku rasa crossdress menjadi kinky baru untukku~" bisiknya dengan nada menggoda.
"Ouch!" Pencuri itu meringis saat kakinya diinjak. Ketika dia melihat Klein yang siap meletus marah. Ia tertawa lalu mengambil bedak dan menerapkannya pada wajah sang kekasih.
Klein melihat beberapa warna make up sambil mencibir. "Amon, kau bisa menggantikan aku kan? Kau sudah biasa menyamar menjadi perempuan."
"Oh? Aku tidak keberatan asal kita bermain cosplay nanti malam~" godanya sambil menjilati bibir, manik gelapnya menatap Klein dengan pandangan seduktif.
Klein melirik ekspresi Amon lalu menghela napas. "Sudahlah, aku saja yang menyamar. Toh ini kasusku."
Selesai menambahkan, bedak, eyeshadow, dan pewarna lain. Amon menambahkan jepit bunga mawar tadi di bagian kiri rambut palsu.
"Apa sudah selesai?" Klein bertanya polos.
"Aku belum menambahkan lipstik. Setelah itu selesai."
"Tutup matamu dan angkat kepalamu." Amon berkata seraya membuka tutup lipstik.
Klein dengan polos menutup matanya, bulu mata panjangnya berkibar; mulut merah cherry-nya nampak sembab; apalagi dengan wajah polos dan manis—
Amon menyeringai licik.
Sang pencuri melempar lipstik itu dan segera menarik dagu Klein. Bibir keduanya bertabrakan dan menghasilkan lenguhan protes dari kekasihnya yang terkejut. Tanpa membiarkan sang detektif melawan, Amon segera mencengkram kedua pipinya seraya memperdalam ciuman mereka.
Karena Klein yang tak kunjung membuka mulut, Amon menyeringai jahil. Ia mulai menggerakkan giginya untuk menggigit gemas dengan lidahnya yang memaksa untuk masuk ke dalam rongga mulut sang detektif.
Teknik Amon yang selalu membuat Klein luluh, akhirnya membuahkan hasil. Klein menutup matanya sambil menikmati dominasi Amon yang meluluh lantakkan isi mulutnya. Dia juga merasakan bahwa tubuhnya memanas seakan meminta lebih.
Akan tetapi, saat dia ingat jika sebentar lagi dia perlu pergi untuk menyelesaikan kasus. Klein terlonjak dan segera menghantam kepala Amon dengan tinjunya.
"Hentikan! Aku harus pergi ke pesta dan kau malah merusak dandanannya!" Klein memekik, nafasnya tersengal dengan wajah memerah. Jemarinya tengah menyusut jejak saliva di sudut mulut.
Amon yang dihantam meringis dengan air mata palsu. "Jahat sekali! Itu salah Klein yang menggodaku!
"Siapa yang menggodamu!"
"Klein~"
Amon pun akhirnya dimarahi Klein.
Yah, meski setelah Klein kembali, dia menikmati 'makanan' malamnya. Amon tak segan untuk membuat sang kekasih terjerat dan tak pernah meninggalkan tempat tidur.
***
Thanks for reading~ 💕
- Yoru
[14 Juli 2022]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro