Samsara (25)
Beberapa orang tengah mendorong beberapa troli yang berisi kristal energi menengah ke sebuah ruangan besar. Ruangan itu dijaga oleh beberapa Beyonder tingkat menengah, disertai keamanan AI yang sulit untuk dibobol.
Beberapa ratus meter dari ruang penyimpanan kristal energi. Terdapat gua besar yang memiliki panjang hampir 2 km, jika masuk lebih dalam. Dapat ditemukan berbagai kristal energi cantik yang siap untuk digali.
Sekitar 20 orang berjalan masuk, seraya membawa peralatan untuk mengumpulkan kristal. Mereka berjalan dalam diam, melihat pemandangan gua gelap familiar. Cahaya dari helm di atas kepala, menjadi satu-satunya penunjuk jalan.
Alasan mereka diam dan patuh, disebabkan rasa takut akan Beyonder yang pastinya bersembunyi di sekitar gua untuk mencegah kecelakaan. Mereka hanyalah manusia biasa, sekali ketahuan mencuri, dipastikan akan mati dalam detik berikutnya.
Klein yang telah menyamar menjadi salah satu dari 20 pekerja. Diam-diam memperhatikan gua dengan seksama. Menilai apakah ada celah yang bisa dia pakai, dan seberapa banyak Beyonder dan kamera tersembunyi.
Hasilnya sangat mencengangkan, ada lebih dari 200 kamera dan 10 Beyonder yang terdiri dari 3 Beyonder menengah dan 7 Beyonder rendah. Apalagi di dekat ruang penyimpanan Klein bisa merasakan aura kuat yang kemungkinan Beyonder tingkat tinggi. Pantas saja Amon mengingatkannya untuk mencapai tingkat 6 terlebih dahulu...
Sejak kapan soulmate-nya itu begitu baik? Bukankah Amon hanya ingin melihatnya beraksi? Klein mencibir dalam hati.
Entah apa yang dilakukan soulmate-nya hingga ia bisa lancar masuk ke dalam gua tanpa dicurigai. Samar-samar ia hanya merasa jika Amon mencuri beberapa pikiran penjaga dan membuatnya masuk dengan lancar.
Meski Klein tergoda untuk mencuri kristal, ia telah meramalkan kejadian ini dan menerima jawaban positif. Dia hanya tidak mengerti mengapa Amon terus memaksanya untuk masuk ke sini dan mencuri kristal. Ah, pasti gara-gara 101 fun dating guide itu.
Sigh, Melissa kamu membuat kakakmu sengsara, nak.
Sebenarnya, alasan lain Klein bersedia mencuri kristal energi. Karena tambang ini adalah salah satu tambang ilegal yang memiliki kematian paling tinggi. Banyak manusia biasa tergiur oleh gaji yang tinggi tapi tidak diperlakukan dengan baik dan malah dijadikan budak.
Ekonomi di Planet Bayam hampir sama dengan Tingen, apalagi di sini sering dijadikan tempat pertemuan bajak laut antar bintang. Membuat hukum sama sekali tidak berlaku karena yang kuat yang berkuasa.
Klein berpikir, daripada kristal energi dikelola oleh sekelompok bajak laut antar bintang yang tidak manusiawi. Lebih baik mencurinya, lagipula Klein tidak akan mengambil semuanya. Ia akan menyumbangkan ke Tingen. Planet itu masih dalam proses pembangunan dan membutuhkan banyak uang. Meski ia hanya tinggal sebentar di sana, Tingen tetaplah kampung halamannya. Tempat di mana kehidupan awalnya dimulai dan tempat di mana ia bisa pulang jika dia merasa jenuh hidup di kota.
Memikirkan orang-orang yang ia temukan pertama kali di Planet Bayam, Klein menggelengkan kepalanya tak berdaya. Sungguh pola kehidupan yang lebih bersemarak dan liar. Tempat dengan pemandangan cantik, memiliki sumber daya laut yang paling besar, penghasil mutiara mahal yang bisa digunakan untuk wirausaha. Jatuh pada Bajak Laut yang hanya tahu bersenang-senang. Pemilik planet ini sama sekali tidak memiliki pemikiran bisnis, sayang sekali.
Padahal, jika dikelola dengan benar, pasti bisa menghasilkan banyak uang dan wisatawan.
Ketika Klein sampai di tempat yang masih dipenuhi oleh kristal di setiap dinding. Ia berseru dalam hati, semua ini adalah uang! Meski tak sebanyak gua kristal yang ia lihat di Tingen. Ia masih terkejut melihat kilauan uang di depannya. Apalagi bisa digunakan untuk menerobos!
Menurut data yang dia curi sebelumnya, kristal ini akan ditransfer dua hari lagi setelah disimpan di ruang penyimpanan yang dijaga ketat.
Memulai acara menggali kristal, Klein melempar kristal-kristal tersebut ke dalam troli dengan ekspresi lesu. Sesekali ia melihat orang-orang di sekitarnya dengan helaan napas.
Mereka sangat terlihat kurus, berantakan dan kekurangan gizi.
Berpindah ke tempat lain, Klein terus menggali kristal dan mengerutkan kening. Ia baru sadar jika dunia ini sangat maju, lalu kenapa bajak laut sialan itu masih menggunakan tenaga manusia dan bukan robot?
Tidak ingin membuang uang? Yah, pikiran mereka benar-benar sederhana dan beracun.
Merutuk dalam hati, Klein hendak mengambil kristal saat melihat sosok familiar yang sedang duduk di atas batu dengan menyilangkan kaki. Posenya terlihat anggun dengan senyum profesional. Mata hitamnya berbinar, melihat Klein yang menatapnya kaget.
Amon melambaikan tangannya santai. Ia memperhatikan Klein yang menahan diri untuk tetap tenang dan kembali melakukan pekerjaannya. Ketika ia melihat bahwa semua orang berperilaku normal seakan-akan Amon itu tidak ada, Klein mengeratkan genggamannya.
Meski ia tahu jika soulmate-nya itu kuat, ini masih di luar nalarnya. Dirinya tidak terlalu sering bertemu Beyonder lain. Hanya sebatas tahu dari video dan informasi yang ia dapat.
Kekuatan Beyonder tingkat tinggi sungguh menakutkan. Bahkan orang-orang tidak sadar jika Amon ada di sana, memperhatikan mereka seperti seorang penonton yang menikmati hiburan.
Apakah ini mencuri hawa keberadaan? Hal itu juga bisa dicuri? Klein tenggelam dalam analisisnya. Meski begitu, ia tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. Mengabaikan tatapan lekat Amon dan terus menggali kristal.
Ketika troli penuh, Klein mendorongnya dan berjalan untuk menyimpannya ke ruang penyimpanan. Di sinilah ia akan beraksi. Lagipula dia sudah mengumpulkan gadget penghalang kamera dan sinyal.
Selanjutnya ia bisa menyamar menjadi salah satu Beyonder dan menyusup ke dalam untuk mencuri semua kristal.
Klein yang dengan sukses mencuri semua kristal dan menyimpannya di cincin ruang. Segera menyamar menjadi orang lain lagi dan keluar dengan santai.
Ia hanya tidak menyangka jika para bajak laut itu segera mengetahui bahwa ada yang salah. Mengakibatkan dirinya dikejar dengan gila-gilaan.
Pertarungan tak bisa Klein cegah, ia lalu menembak beberapa orang lalu bersembunyi di tempat sepi.
Dirinya hanya tidak menyangka jika bajak laut itu begitu gigih dan selalu menemukan tempat persembunyiannya dengan cepat.
Memeriksa semua barang, Klein sama sekali tidak menemukan alat penyadap. Ia bahkan sudah meramalkan dirinya dan hasilnya negatif. Lalu darimana orang-orang itu datang?
"Tidak lari lagi?" Suara familier dengan nada ceria terdengar, seekor gagak dengan lingkaran putih di mata kanannya tengah bertengger di atas pohon.
"..."
"Ini ulahmu!" Klein hampir menaikan nada suaranya dengan marah. Pantas saja ia selalu merasakan hal ganjil ketika orang-orang itu menyerang.
Masalahnya meski pengejar itu seperti orang gila yang marah, mereka tidak menyerangnya dengan sungguh-sungguh. Klein pikir itu karena musuh waspada padanya. Ternyata mereka semua dikendalikan oleh Amon!
"Pertunjukannya sangat mengasyikan," Amon yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya tersenyum, ia memegang cincin penyimpanan Klein yang berisi kristal curian. "Mari lakukan kegiatan kedua?"
Seakan teringat sesuatu Amon lalu menggenggam lengan Klein lembut. "Oh, adikmu juga berkata setiap akhir kencan perlu melakukan ciuman? Di tangan?" Amon mencium punggung tangan Klein dan sedikit menggaruk telapak tangan soulmate-nya.
"Di pipi?" Amon menangkup dagunya, memberi ciuman singkat di pipi lalu mengarahkan tatapannya pada wajah Klein yang membeku. "Atau di bibir?" Tanyanya sambil mengelus bibir bawah Klein dengan ibu jarinya. Karena tak mendapat jawaban, ia dengan senang hati mencuri ciuman di bibir, lalu tersenyum penuh kemenangan.
"..."
Seketika Klein lelah, rasa senang akan aksinya lenyap digantikan dengan frustasi yang membuatnya sedih. Marah pada soulmate-nya tidak ada gunanya. Dirinya terlalu lemah untuk melawan.
Untuk itu Klein berjanji akan menjadi lebih kuat! Ayo kalahkan gagak tak tahu malu itu!
TBC
Thanks for reading~
-Yoru
[Finished : 31 Jan 2022]
[Published : 19 Mei 2022]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro