Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Samsara (22)

Klein saat ini berusaha menjaga ekspresinya untuk tetap tersenyum lembut dengan sedikit gelisah. Matanya memperhatikan Benson dan kekasihnya (Lucy) yang tengah bercakap dengan Amon, beserta Melissa yang melihat keluarganya rukun dengan tatapan berbinar senang.

Ketika ia tak sengaja melakukan kontak mata dengan Amon, soulmate-nya tersenyum 'ramah' dengan penuh kasih. Membuat Melissa di sampingnya terbatuk seakan menahan diri untuk tidak tersipu.

Meneguhkan diri untuk akting, Klein hanya bisa pasrah pada keadaan. Baik Benson dan Melissa telah tertipu oleh akting Amon yang sempurna. Perubahan ekspresi, gelagat dan mulut manisnya benar-benar menyihir keluarganya dalam kesan baik. Bahkan kekasih Benson pun yang paling asing diantara mereka, terlihat nyaman.

Apabila Klein masih di dunianya, ia yakin jika soulmate-nya mampu mendapatkan piala sebagai aktor paling berbakat. Ia sendiri terkejut dan tak percaya pada pria di depannya yang terus bersikap sopan tanpa seringai khas-nya.

Karena dirinya terlalu gugup dan takut bahwa Amon akan melakukan sesuatu pada keluarganya, ia hanya bisa waspada dengan sikap canggung. Akan tetapi, meski Klein tetap memasang ekspresi tenang. Gelagatnya yang tidak biasa tetap terlihat oleh kedua saudaranya. Sayangnya, duo saudara itu hanya menganggap jika Klein gugup akan pertemuan pertama mereka.

Benson berpikir jika Amon sopan, baik dan ramah. Sementara Melissa menganggap Amon cocok dengan saudaranya karena sikap mudah bersosialisasi, berbeda dengan Klein yang menurutnya suram.

Jika Klein membaca semua pikiran kedua saudaranya mungkin dia akan muntah darah, meledak dalam amarah sambil menunjukan semua 'keburukan' Amon yang asli.

Tentu saja, sang raven yang mampu mencuri beberapa pikiran selain Klein hanya 'tersenyum' dan menjawab semua pertanyaan dengan lancar. Memandu percakapan ke arah yang ia mau tanpa disadari oleh siapapun. Abaikan Klein, dia terlalu jatuh dalam pemikirannya sendiri hingga gagal melihat apa yang dilakukan Amon.

Asisten detektif itu bahkan tidak sadar jika Melissa dan Benson telah membuka beberapa rahasia kecil mengenai mantan Klein saat dia masih muda. Membuat keempat orang itu mencuri pandang padanya, sementara Klein sendiri hanya bisa memasang raut tanya dengan wajah lucu nan imut.

Setelah beberapa jam bercakap-cakap, Benson mengirim kekasihnya kembali. Meninggalkan Klein, Melissa, dan Amon.

"Kalau begitu sampai jumpa lagi, Klein." Amon menggenggam lengan Klein dan mencium punggung tangannya dengan tatapan lembut.

Kulit punggung tangan Klein langsung mati rasa, ia mengubah ekspresinya menjadi senyum malu dan berkata. "Sampai jumpa." —jangan kembali lagi. Tambahnya dalam hati.

Melissa yang sedari tadi memperhatikan suasana aneh antara keduanya memiringkan kepala, merasa ada sesuatu yang salah. "Ah!" Tiba-tiba ia ingat apa itu. "Bukankah soulmate harus selalu bersama? Itu tertulis di aturan, apakah baik-baik saja jika kalian berpisah?"

"..." Sudut mulut Klein berkedut, ingin memarahi adik kecilnya karena telah menggali lubang pada sang kakak yang malang.

Mata hitam Amon melirik Klein sekilas, ia memasang wajah penuh penyesalan yang membuat Melissa enggan untuk terus bertanya. "Aturan itu hanya untuk tujuh hari. Jadi tidak masalah jika kita tidak bertemu beberapa hari." Katanya seraya mencubit monocle-nya. Amon kemudian mendekati Klein dan menyipitkan mata saat soulmate-nya sedikit membeku (waspada) meskipun tidak mengubah ekspresi wajahnya.

Dengan wajah sedih, Amon mundur lalu tersenyum tak berdaya. "Kakakmu masih belum mengakui ku, bahkan takut padaku. Jadi, lebih baik untuk memberinya waktu. Aku hanya berharap kita akan bahagia suatu hari nanti."

Melihat Amon yang begitu tulus, Melissa mengangguk dengan semangat. Lalu ia melirik ke arah kakaknya dengan cibiran.

Klein yang disalahkan karena kejam. "..."

"Tidak masalah! Aku yakin kakakku akan segera menerimamu! Tolong jangan terlalu diambil hati, kakakku memang memiliki kepribadian yang cukup tertutup." Melissa berkata menyemangati, ia melengkungkan sudut mulutnya manis sambil menatap Klein dengan kilatan janji di matanya.

Sontak Klein merasa bahwa dirinya mendapatkan masalah lain yang tak bisa ia hindari. Sejak tadi Klein ingin memotong dan menyela apapun yang dikatakan Amon. Tapi dia tahu dengan jelas, Melissa dan Benson tak akan memihaknya karena tanda soulmate yang tak pernah bisa terputus.

Kebanyakan orang di era ini memang begitu, jika kedua belah pihak menjadi pasangan soulmate. Keduanya akan dilabeli pasangan yang rukun. Karena tak ada satu pun dalam sejarah yang pernah menyatakan jika soulmate tersebut saling membenci bahkan membunuh.

Maka dari itu, Klein hanya bisa melihat adiknya yang melempar beberapa kata pada Amon hingga keduanya berpamitan.

Melihat kepergian Amon, Klein diam-diam menghela napas lega. Ia sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada keluarganya, untung saja soulmate-nya tidak melakukan apapun selain mencuci otak keluarganya agar menerimanya...

Hei, bukankah itu juga hal yang buruk?

Sebelum Klein berpikir lebih lanjut, ia merasa tatapan panas yang menusuk dari punggungnya. Tanpa menoleh, dia segera tahu dari mana asalnya.

Melissa melipat tangan di dada dengan raut galak. "Sungguh luar biasa memiliki soulmate yang begitu tulus. Kenapa kau memperlakukannya dengan sangat buruk?"

Jika kau melihatnya hampir membunuhku 2 kali, apakah adikku tersayang masih bisa berkata seperti itu? Klein mengeluh dalam hati, kesal karena tak mampu membongkar keburukan Amon di depan adiknya.

"Aku hanya tak terbiasa, apalagi ikatan soulmate yang membuatku tak nyaman. Seolah sedang dimanipulasi." Klein berkata dengan setengah jujur. Perasaan dikendalikan oleh ikatan membuatnya kesal dan tak berdaya, apakah semua orang menerima ikatan dengan sepenuh hati? Tidak ada yang menolak? Bukankah tidak nyaman untuk dikendalikan oleh takdir tanpa bisa melawan...

Sang adik menyipitkan mata, lalu mendesah lelah. "Aku tahu, tapi kau harus ingat kalau soulmate itu tidak terpatahkan. Semakin kau menolak semakin sakit, lebih baik menerimanya perlahan. Dengan begitu kalian akan merasakan ikatan dengan pandangan lain."

Mengerjap kaget, Klein menatap Melissa dengan aneh. "Sejak kapan kau bisa mengatakan hal seperti itu?"

Melissa tersipu, ia memalingkan wajahnya sambil mengerutkan mulutnya. "Aku membacanya di buku!" Dalam hati ia menambahkan jika dirinya akhir-akhir ini banyak membaca karena tertarik dengan soulmate, selain itu dia juga perlu memberikan saran pada soulmate kakaknya.

Melihat sang adik yang sepertinya tak akan menjawab pertanyaannya dengan jujur, Klein memutuskan untuk membereskan meja dan mencuci piring dibantu oleh sang adik.

Setelah itu keduanya masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan beristirahat.

Selesai mandi dan membuka pintu, Klein menjadi kesal dan ingin menodongkan pistolnya ketika melihat Amon yang tengah duduk di atas tempat tidurnya sambil memainkan game yang ia tak tahu apa di AI-nya.

"Untuk apa kau kemari? Bukankah kau baru saja berpamitan?"

"Hm?" Amon menoleh padanya dengan senyuman. "Dingin sekali, padahal aku kemari karena 'mereka' terus menatap di dekat sini."

"..."

"Sebaiknya kau segera naik tingkat, aku akan berbelas kasih untuk menemanimu." Menyimpan gadget di sembarang arah, Amon menarik Klein untuk duduk di sampingnya.

"Cukup, katakan saja apa yang kau inginkan!" Klein memandang Amon sengit, sedikit menjauh karena tidak mau terlalu dekat dengan sang soulmate.

"Bukankah aku telah mengatakannya barusan?" Amon bertanya dengan murni penuh tanda tanya. "Salahkah jika aku mengkhawatirkan soulmate-ku yang terlalu lemah?" Ekspresinya terlihat polos dengan senyum ramah yang membuat Klein hampir percaya. Sayang sekali, manik hitam Amon yang sekali tidak berfluktuasi dapat dilihat dengan jelas olehnya.

Jadi, semua itu palsu.

Klein perlahan mengerti, Amon hanya tidak ingin dirinya menjadi beban bukan? Jika ia yang lemah mati, Amon juga ikut bersamanya.

Tanpa berkata lebih lanjut, Klein meraih ratusan kristal energi dan duduk di atas lantai dengan pose bersila. Bersiap menyerap energi untuk menjadi tingkat 6.

Melihat Amon berdiri di depannya, Klein mendecakan lidahnya kesal. "Apa lagi?"

Sepasang tangan memasang handuk di kepalanya dan menggosok rambutnya yang basah selama beberapa detik.

Ketika Klein membuka mulutnya untuk berkomentar, baik handuk dan Amon telah menghilang. Menyisakan rambutnya yang kering dan sosok soulmate-nya yang tengah berdiri di samping jendela dalam diam.

Menyingkirkan sifat absurd Amon yang tiba-tiba, Klein mulai menyerap energi mental. Meskipun hati kecilnya memang cukup penasaran dengan tingkah soulmate-nya akhir-akhir ini.

TBC

Penulis : Heh heh, Amon mulai melunak~ keduanya akan menjadi lebih lucu, manis dan lengket di masa depan~

ANNOUNCEMENT : Karena besok sudah mulai memasuki bulan Ramadhan dan saya harus puasa. Maka saya akan HIATUS untuk satu bulan ke depan.

Jika saya bisa mengetik di malam hari, saya akan berusaha untuk update.

See you later~
Thanks for reading ~ 💕
  - Yoru

[Finished : 17 Jan 2022]
[Published : 02 Apr 2022]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro