Hitomebore (02)
Omega Amon x Beta Klein
Amon masih seme/gong
.
.
.
Klein tidak tahu bagaimana dia pulang ke rumah dengan selamat setelah menemukan jika pelaku pengiriman barang adalah salah satu artis terkenal, terlahir sebagai tuan muda dan memiliki kekayaan yang tak akan habis tujuh turunan, serta menjadi figur favorit semua orang untuk dijadikan kekasih.
Wajar saja, Ayah Amon memiliki banyak perusahaan yang berhubungan di beberapa sektor ekonomi. Bahkan ia pernah mendengar jika saudara Amon telah membangun sebuah agama baru dan menyia-nyiakan banyak uang.
Dengan latar belakang seperti itu, Amon pasti sangat didambakan oleh semua orang. Apalagi statusnya sebagai Omega hingga apapun yang dia lakukan pasti akan langsung ditoleransi.
Sebagai manajer yang baik, Klein selalu mencari banyak berita tentang dunia entertainment, untuk menghindari konflik yang bisa mempengaruhi Leonard.
Amon adalah salah satu artis yang ia tandai untuk tidak didekati. Pria yang selalu memakai monocle itu terlalu menakutkan. Hampir tidak ada berita negatif mengenai dirinya, padahal Klein menemukan beberapa perilaku nakal yang dilakukan oleh sang Omega pada banyak orang.
Anehnya, meski ia mengganggap jika 'lelucon' yang dilakukan Amon itu cukup berbahaya. Tidak ada seorang pun yang peduli, jika ada yang menyanggah pun. Akan langsung dicaci maki oleh fans berat Amon sampai akun mereka di banned lalu menghilang dan tak pernah kembali.
Selain itu, Amon juga sangat sedikit tertangkap oleh paparazi. Seolah semua jurnalis berkompromi untuk tidak pernah menyebarkan berita buruk mengenai Amon.
Bukankah itu mencurigakan? Makanya ia akan segera menjauh jika bertemu dengannya...
Lalu lihat sekarang, dilihat dari tatapan Amon padanya. Klein seketika tahu jika dirinya akan menjadi target. Dia memang tidak pernah membaca mengenai Amon yang menargetkan seseorang—mengingat fans-nya sangat gila. Namun, intuisi Klein mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk padanya dalam waktu dekat.
Mengingat-ingat kejadian pertemuan pertama mereka yang tidak terlalu mencolok dan hanya bertegur sapa. Klein menghela napas lega, untung saja dia bisa mempertahankan diri untuk berperilaku normal.
Ia hanya berharap jika Amon kehilangan minatnya dan segera melupakannya—atau tidak...
F*ck! Klein merutuk dalam hati ketika ia mengecek akun sosial media dan menemukan bahwa pencarian nomor satu tertulis tagar Amon.
Memperhatikan layar komputer dengan jantung berdetak kencang, Klein mengklik tagar itu dan mendapati bahwa Amon menuliskan sesuatu yang membuat ia ingin menggali lubang dan menghilang dari bumi.
[Pertemuan pertama dengannya, sangat menarik.]
Melihat ratusan ribu komentar di bawah status tersebut, Klein melihat banyaknya orang yang bertanya siapa; apakah idolanya telah menemukan orang yang dia sukai; menanyakan apakah memerlukan tips untuk mengejar orang; menangis karena 'anaknya' akhirnya dewasa; dan sedih/senang karena idolanya telah jatuh cinta pada orang lain.
Seperti yang ia perhatikan, sama sekali tidak ada komentar buruk. Ugh, entah kenapa Klein merasa bahwa dirinya akan hidup lebih sengsara. Yah, ayo berpikir positif. Mungkin orang yang diisiratkan Amon bukanlah dirinya. Klein mencoba menipu diri, namun tetap saja mood-nya sangat jelek hingga ia tidak bisa tidur setelahnya.
Bangun dengan kelopak matanya yang hitam, Klein kembali mendengar suara bel yang menandakan paket lain yang datang kepadanya. Dia tidak ingin menerima paket itu, akan tetapi jika dia membiarkan kurir malang menatap pintunya dalam waktu lama. Klein menghela napas panjang sebelum sedikit merapikan rambutnya dan membuka pintu apartemen masih dengan piyama tidurnya.
"Selamat pagi~"
"..." Klein terdiam.
"..." Klein berkedip, memastikan jika apa yang dilihatnya bukan ilusi.
Blam.
Klein reflek menutup pintu dengan kejam. Ia mencubit pipinya dan meringis. Artinya ini bukan mimpi, orang yang paling tidak ingin ia temui berada di depan pintunya sambil tersenyum ramah seolah mereka adalah kenalan lama.
Sial, bukankah ini terlalu mirip dengan novel khas dimana presiden mendominasi mengejar wanita miskin? F*** kenapa ia harus menyamakan dirinya dengan wanita miskin! Klein kembali berkonflik dengan benaknya sampai ia mendengar suara Amon di balik pintu.
"Bukankah tidak sopan untuk menutup pintu terhadap tamu? Atau Klein ingin membiarkan semua penghuni apartemen tahu kedatanganku? Itu juga ide yang menarik."
Klein langsung membuka pintu dan mendapati Amon yang tengah tersenyum cerah. Tapi Klein sama sekali tidak tertipu dengan senyuman itu, karena dimatanya itu sama dengan senyum beracun yang penuh kepalsuan.
"Kenapa Anda datang kemari? Apakah manajer atau agen Anda mengetahui ini? Jika kita terlihat oleh paparazi, ini akan menjadi masalah besar terutama untuk karir Anda." Klein berusaha mengusir Amon dengan perkataan sehalus mungkin, ia tidak bisa secara frontal untuk mengusirnya atau dirinya akan mendapat sial.
Amon menekan monocle di mata kanannya, ia yang memakai pakaian kasual berupa kaus hijau dengan jaket tipis berwarna hitam disertai sebuah topi baseball di kepalanya. Nampak seperti seorang mahasiswa biasa. Lupakan, tanpa memakai masker atau kacamata hitam apalagi sengaja memakai monocle yang sudah dikenal sebagai trademark-nya di tempat umum—Amon sama sekali tidak berniat untuk menyamar.
Intuisi Klein mengirim beberapa peringatan kecil, mengartikan bahwa pemuda di depannya pasti sedang merencanakan sesuatu. Klein tahu bahwa ia tidak akan menyukainya.
"Tidak akan membiarkan ku masuk?"
"Maaf tapi saya—"
"Takut jika terjadi kesalahpahaman?" Amon memotong perkataan Klein dengan seringai kecil. Ia maju selangkah dengan mata hitamnya yang berkilat penuh minat. Menunjukan perbedaan tinggi badan dimana Klein hanya setinggi hidung Amon.
Klein memilih diam, berdoa dalam hati agar pria satu ini segera pergi dan tidak memaksanya lebih lanjut.
Seolah tahu apa yang ia pikirkan, Amon mengambil ponselnya dengan santai. Dengan ekspresi penuh penyesalan, ia memperlihatkan layar smartphone pada Klein yang langsung membelakakan matanya.
[Hari ini saya berniat untuk mengaku,]
"Jadi, maukah Klein menerima pengakuanku?"
"..."
"Maaf Tuan Amon, tapi candaanmu tidak lucu."
Amon masih tersenyum lembut, ia tidak menganggapi pernyataan Klein dan berkata. "Kalau begitu aku akan menjemputmu besok jam 10 pagi. Senang melihatmu memakai piyama yang imut." Ia berpamitan setelah menarik punggung tangan Klein dan menciumnya sekilas.
Merasakan punggung tangannya yang kesemutan. Klein hanya bisa mematung dan tidak bergerak selama beberapa menit. Setelah otaknya kembali terhubung, ia meremas rambutnya sambil kembali merutuk!
Apakah dia tidak mendengar penolakan ku? Apakah dia tuli? Apakah dia gila?
Menggertakkan giginya kesal, ia segera pergi untuk menelepon Leonard. Siapa tahu modelnya satu itu mengetahui lebih banyak informasi tentang Amon. Hal-hal yang ada di internet sepertinya telah dimanipulasi, jadi dia harus tenang dan memikirkan segala cara untuk menolaknya tanpa membuat artikel panas!
Klein benar-benar ingin melempar ponselnya ketika ia mendengar Leonard dengan gugup tidak ingin menjawab beberapa pertanyaannya. Apakah mereka teman baik? Bukankah dia telah dengan baik membantunya dalam setiap pekerjaan yang Leonard ambil! Meski ia tahu karena 90% hanya karena uang, dia masih menganggap karir sahabatnya itu penting.
Mau tidak mau, Klein mulai menceritakan pengalaman paginya serta beberapa paket yang sering menyerangnya selama 2 minggu ini. Untuk beberapa saat, Leonard yang biasanya akan menertawakannya karena memiliki masalah lucu. Kali ini hanya terdiam. Menyebabkan Klein semakin gugup seraya mencengkram ponselnya.
"Kalau begitu, selamat berjuang Klein." —adalah jawaban sahabatnya yang sudah ia kenal bertahun-tahun tanpa bisa menyarankan hal bagus.
Klein yang tidak senang dengan jawaban itu bertanya. "Kenapa?"
"Eh." Suara Leonard entah kenapa terdengar gugup. "Sebenarnya kakekku dulu memiliki hubungan kerja sama dengan keluarga mereka. Tapi, Amon adalah masalah besar. Orang itu sangat tidak bisa diprediksi, kakek saya hampir mendapat kebangkrutan karena beberapa 'lelucon' yang dimainkan Amon. Sampai saat ini kakekku masih trauma karenanya."
"..."
"Maaf Klein, tapi sepertinya aku tidak bisa banyak membantu. Amon terlalu menakutkan di kalangan artis. Bukan dalam arti yang kejam, tapi karena perilakunya yang tak dapat diprediksi. Kami lebih baik memilih untuk tidak membuat masalah dengannya." Leonard menambahkan penjelasannya. "Lagipula, mengingat ia sepertinya tertarik padamu. Tahan saja sebentar, Amon terkenal memiliki sifat kekanakan. Setelah ia bosan, dia pasti akan meninggalkanmu."
Bukankah itu sangat tidak bertanggungjawab?! Klein mengeluh dalam hati. Bukannya ia ingin Amon memberi kompensasi padanya atau apa. Tapi Klein hanya tidak ingin mendapat masalah besar apalagi menyangkut media. Dia sudah lama tahu betapa menakutkannya media. Jika dia melakukan kesalahan sedikit saja semua aktivitas sosialnya akan selesai. Bahkan ia bisa memiliki risiko untuk dikeluarkan dari semua pekerjaannya. Sial.
Sayangnya untuk saat ini dia tidak memiliki solusi lain. Dirinya perlu 'bermain' dengan Amon hingga Omega itu bosan dan segera meninggalkannya. Ia juga perlu memantau media sosial agar Amon tidak pernah mencantumkan namanya!
[Menantikan kencan besok.]
"..."
F*ck! Bisakah orang ini sehari saja tidak mengganggunya? Sial! Ini akan membuatnya semakin sulit. Amon kau bajingan! Apa yang kau mau dari Beta rendahan yang miskin ini!
Akhirnya, seberapa banyak Klein mengeluh dan merutuk dia hanya bisa diseret keesokan harinya. Untung saja dia bisa mengubah style pakaian Amon dan melepas monocle menyebalkan itu dari wajahnya. Kalau tidak Klein bersumpah jika dia tidak ingin pergi dengannya.
Dengan kacamata hitam, sweater abu gelap dan topi khas pelukis di atas kepalanya. Amon nampak seperti pejalan kaki biasa. Memudahkannya untuk berbaur di kerumunan tanpa ditemukan.
Namun, masalah kembali datang. Klein melupakan fakta bahwa Amon adalah Omega yang memiliki feromon cukup kuat. Sehingga ia harus menahan rasa gugup ketika banyak Alpha yang menatap mereka dengan mata panas.
Amon seperti yang terdengar rumor, dia sama sekali tidak peduli dengan sekitarnya dan malah tetap tersenyum sambil menyatakan bahwa ia sangat senang bisa berkencan seperti orang normal.
Senang apanya! Dasar penipu bajingan! Apakah Amon pikir dia bisa mengelabui kilatan humor dan nakal di mata hitamnya ketika banyak Alpha yang membuat dirinya gugup? Pasti Omega ini sengaja! Sial, semenjak bertemu dengan Amon dia sepertinya lebih banyak melontarkan kata-kata kasar.
Meski ia terbiasa dengan tatapan panas Alpha, dia tidak ingin terus mengalaminya oke? Karena posisinya yang berdekatan, dia merasa kalau dirinyalah yang ditatap.
Sekali lagi, Klein tidak mengerti mengapa Omega 'sempurna' macam Amon repot-repot ingin menjadi kekasihnya. Lupakan, tidak ada gunanya memikirkan hal itu sekarang. Ia perlu menjalankan rencananya agar Amon berhenti mengganggunya—
—berkahir dengan kegagalan total.
Amon seperti yang dirumorkan, memiliki penguasaan bahasa yang baik sehingga berapa kali pun Klein menolak secara halus, akan selalu diputar balikkan sehingga dirinya menderita sakit kepala yang hebat.
Omega itu sangat buruk, dia tidak pernah mendengarkan penjelasannya dan selalu melempar topik lain sesukanya. Apakah dia masih dianggap manusia?! Klein yang gagal dalam 'negosiasi' hanya bisa melampiaskan amarahnya dengan memesan banyak makanan mahal. Toh, semuanya akan dibayar oleh orang di seberangnya.
Kencan—eh outing mereka hanya berkisar pada berjalan di keramaian, mengunjungi taman kosong dan departemen store sambil memainkan beberapa game koin. Tapi, Klein merasa sangat lelah seperti tidak tidur selama berhari-hari.
Klein sudah mati rasa saat dia selalu kalah oleh Amon yang tersenyum riang seraya mengambil beberapa hadiah.
"Untukmu."
Mengedipkan matanya heran, Klein melihat Amon memberikan sebuah boneka kucing berbulu hitam, memakai topi tinggi dengan sebuah kalung citrine berwarna emas di lehernya. Mata emas kucing boneka itu nampak berkilau, seolah menghipnotis Klein sesaat.
Ketika tangannya mengelus bulu boneka yang sangat halus. Klein tersadar jika dia telah menerima hadiah lain. Inginnya ia mengembalikan boneka itu, tapi bentuknya terlalu lucu dan imut sehingga ia enggan untuk melepasnya.
"Aku senang Klein menyukainya." Amon berkata dengan nada bahagia. Seolah bangga karena telah memilihkan hadiah yang bagus untuk 'pacarnya'.
Klein yang terlalu lelah untuk menyanggah, memilih diam. Berjalan ke arah game lain dan berhasil memenangkan boneka gagak dan melemparnya pada Amon yang 'terkejut' sebelum menyeringai senang.
Sebagai tanda terima kasih, Klein mendapatkan hadiah ciuman di pipi. Membuatnya menyesal karena telah memberikan boneka gagak itu pada Amon!
"Tolong untuk tidak melakukan hal seperti ini di depan umum! Bagaimana jika ada paparazi?" Klein meringis sambil menyentuh pipinya. Meski kesal, dia tidak bisa menahan wajahnya yang memanas disertai rona merah di pipi.
Amon tersenyum mendengarnya. "Baiklah, aku akan melakukannya di tempat uang lebih pribadi lain kali."
"Bukan begitu!" Klein memaksa dirinya untuk tidak marah. Sabar Klein, jangan sampai dibawa emosi dan membuat Amon semakin tertarik padamu.
"Begitu bagaimana?" Amon memiringkan kepalanya dengan raut polos. Seperti pemuda murni yang tidak mengerti apa yang dimaksud olehnya.
F*ck*ing b*st*rd @#&$?/*$# —ia berteriak kasar sampai banyak perkataannya yang disensor.
Klein setelah itu menolak untuk berbicara dan berjalan dalam diam. Amon yang tidak mendapat respon darinya, akhirnya berhenti bicara dan menunjukan wajah acuh sembari melirik ke beberapa orang yang menatap mereka.
Ketika sampai di apartemennya, Klein masih terlihat seperti hantu dan hampir menabrak pintu beberapa kali dalam kondisi linglung. Amon dengan 'baik hati' memanfaatkan situasi itu dengan menggenggam lengannya di sepanjang jalan dengan wajah bahagia.
Dia bahkan tidak bereaksi saat Amon memeluknya erat—serta meninggalkan banyak feromon di tubuh Klein—mencium pipinya dan mengucapkan selamat tinggal sambil menantikan kencan mereka yang lain.
Dengan kondisi yang menghawatirkan karena terlalu banyak emosi, Klein tertidur nyenyak sampai ia dibangunkan oleh ponselnya yang terus berdering.
"Klein! Jangan panik dan lihat akun sosial media Amon."
Perkataan Leonard bagai guntur yang menerpanya.
Klein tahu itu, Amon pasti akan membuat hidupnya sengsara. Apanya yang cinta pada pandangan pertama. Jelas Omega jahat itu senang 'mempermainkannya' karena menarik.
Menghela napas berat akan nasib buruknya, Klein tidak berdaya. Nasi sudah menjadi bubur, dia hanya perlu maju dan meminimalisir segala kerugian.
Memeriksa situasi akun sosial media. Klein menemukan foto boneka gagak dengan lingkaran putih di mata kanannya yang ia berikan pada Amon kemarin. Sang Omega mempostingnya bahwa pacarnya dengan baik hati memberikannya padanya.
Yah, terserah kau saja... Klein mendesah lelah.
Namun, ketika ia melihat banyaknya komentar yang menyatakan jika Omega sekelas Amon tidak layak untuk hadiahnya... Klein mencibir, apa yang kalian harapkan dari Beta miskin sepertiku?!
Bukankah semuanya salah Amon yang menyeretnya pergi dan tak bisa ia tolak?! Jika kalian ingin menjadi pacar Amon silakan! Klein dengan senang hati akan memberikan julukan itu pada kalian!
Merasa bahwa dia kembali emosi, Klein memutuskan untuk makan. Lagipula ia masih perlu mengantar Leonard ke sesi pemotretan iklan. Dirinya tidak boleh disibukkan dengan masalah Amon.
Bukan Amon jika satu detik saja tidak mengganggunya, Klein malang yang sedang menunggu Leonard selesai dipotret, segera diseret oleh Amon yang entah datang dari mana.
Sang Omega menatapnya dengan dingin hingga ia mengerutkan kening karena merasa bahwa Amon sedang tidak senang. Tapi kenapa? Bukankah dia yang seharusnya kesal?!
"Maaf tapi saya masih sedang bekerja, jadi saya pamit dulu." Klein buru-buru pergi sampai tangannya digenggam erat oleh Amon. "Tolong lepaskan, bagaimana jika ada yang melihat."
"Kalau begitu biarkan mereka melihat, bukankah akan lebih menarik? Setidaknya kita akan bisa bebas keluar tanpa bersembunyi lebih jauh."
"Tuan Amon, saya sudah beberapa kali memberitahu Anda jika saya tidak memiliki perasaan apapun dan tidak ingin menjadi pacar Anda!"
"Bagus, aku juga sangat menyukai Klein."
"..."
Siapapun tolong ajarkan tata bahasa pada anak beruang satu ini!
***
Penulis : Wkwkwk aku menyukai membuat Klein menderita dengan tingkah Amon, sangat mudah ditulis 😂
Thanks for reading~ 💕
- Yoru
[Finished : 19 Juni 2022]
[Published : 25 Juni 2022]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro