Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chocolate 🔞

Warning : R18+ yang di bawah umur harap menjauh! Dosa ditanggung sendiri!

Warning 2 : PWP

Happy reading~ ❤️

.

.

.

Langit bertabur bintang menjadi saksi, di bawah cahaya remang-remang bulan purnama. Dua orang pemuda tengah bergerumul di atas tempat tidur. Napas terengah; wajah memerah; dengan tubuh berkeringat.

Melirik ke atas meja, senyum salah satu pemuda melebar. Ia menghentikan gerakannya, mendapatkan protes dari pemuda bermanik amber yang tengah terbaring di atas tempat tidur dengan tatapan berkabut.

"Sayang, bukankah cokelat ini sia-sia? Bagaimana kalau kita menggunakannya dengan bijak? Bukankah ini hadiah valentine darimu?" Amon mengambil cokelat berbentuk kucing dan memakannya. Ia segera mendekatkan wajahnya dan mencium Klein sambil menjilati cokelat yang meleleh di mulut keduanya.

Melihat Klein yang terlihat tidak puas hanya dengan ciuman, Amon dengan jahil menjentikkan jarinya pada benda yang tengah mengeras milik kekasihnya. Ekspresi Klein berubah, memelototi sang raven yang tertawa bahagia.

"Tidak secepat itu sayang, mari kita gunakan semua cokelat ini dengan baik dan benar~"

Dengan begitu, Amon dengan santai mengambil semua cokelat dan meletakkannya di tubuh Klein. Panas dari kegiatan sebelumnya, membuat cokelat meleleh membasahi kulit putih yang memerah seperti telur rebus.

Senang akan mahakaryanya, Amon menundukkan wajahnya dan mulai menjilati bagian menonjol di dada dan menghisapnya dengan keras. Mengundang desahan manis yang keluar dari mulut sang kekasih.

Klein meremas helaian ikal Amon yang sibuk memutar putingnya dengan lidah. Ia juga merasakan tangan satunya lagi yang ikut menarik dan memilin dengan cekatan. Gelombang kesenangan yang menggebu, membuat Klein bergerak gelisah. Mulutnya kering dengan mata terpejam. Pekikan sengau terdengar saat Amon mencubit dan menggigit tonjolan di dada dengan keras. Membuat tubuh Klein menggelinjang hingga benda di selakangannya telah mengeluarkan cairan.

Menjilati rasa cokelat yang tertinggal di bibir, Amon menyeringai nakal. Ia membawa beberapa cokelat dan memasukannya ke lubang di bagian selatan.

"Kamu!" Klein memekik, tubuhnya bergerak gelisah saat benda dingin yang cepat meleleh memasuki terowongannya yang sejak tadi telah mengerut dan membuka.

Amon mengabaikan protes Klein, dan menciumnya dalam. "Nikmatilah."

Mengerti bahwa protesnya tidak akan berguna di depan Amon. Klein cemberut, mengangkat kakinya untuk menginjak selakangan kekasihnya dengan wajah arogan. "Cepatlah!"

Tertawa atas ketidaksabaran sang kekasih, Amon memposisikan dirinya. Mata hitamnya menatap bagian tertentu yang telah ditutupi cairan cokelat. "Hm, itu membuang-buang makanan."

Klein yang berpikir jika kekasihnya akan segera memasuki dan menidurinya, berteriak. Ia meremas kepala Amon sambil menahan rangsangan yang diberikan pada bagian selatannya.

Sang raven menjulurkan lidahnya dan menjilati lubang di sana dengan penuh godaan. Lidahnya dengan lihai menusuk dan menjarah ke dalam. Klein terengah-engah, ia hampir melepaskan diri ketika Amon dengan kejam menghentikan gerakannya dengan senyum nakal.

Sebelum Klein memprotes, Amon dengan cepat mengangkat kedua kaki Klein dan memasukinya dengan keras.

"Ah!" Klein yang tiba-tiba dimasuki hingga yang terdalam memekik lalu mendesah panjang.

Begitu lubang yang lembut dan panas itu bersentuhan dengan miliknya, lubang itu langsung menghisapnya dengan rakus. Berkedut beberapa kali lalu meremasnya.

Amon meluruskan pinggangnya sedikit, dan memasukinya dengan lancar. Bekas cokelat yang licin membuat suara seperti air yang membuat Klein mengerang hebat.

Tidak hanya itu, Amon juga mulai mencubit dada Klein dengan keras. Seraya menggigit daun telinga sang kekasih yang mulai kehilangan kendali. Terlarut dalam desahan dan kesenangan.

Puas dengan rengekan lembut dari mulut Klein, Amon dengan sengaja melambat. Ia meremas pinggang Klein dan menciumi dadanya dengan lembut.

Klein yang hampir dibawa ke dalam kesenangan tertinggi, kembali tertahan. Ia melotot pada Amon dan mulai menggerakkan pinggangnya, berharap bisa melampiaskan esensinya.

Menikmati ekspresi sang kekasih yang berusaha untuk menyenangkan dirinya, Amon tidak menggodanya lagi dan mulai memperlakukannya dengan serius.

Desahan demi desahan menderu di ruangan gelap. Amon kemudian menghisap leher Klein dengan keras. Pinggangnya sedari tadi terus bergerak maju dan mundur untuk mencari 'titik' terdalam sang kekasih.

Klein yang mendapatkan apa yang ia mau merintih keras, dorongan-dorongan yang Amon berikan sangat kuat dan dalam. Tubuhnya bahkan bergoyang seirama dengan ritme sang kekasih. Suara tabrakan daging dan air menggema di ruangan dengan cahaya remang-remang.

Manik onyx milik Amon seolah bersinar dengan kilatan misterius. Klein memang agak kewalahan dengan 'dorongan' Amon ke dalam tubuhnya, tapi ia memaksa mengangkat wajahnya untuk melihat lebih jelas.

Bola mata Klein mengerjap, dia tidak salah lihat. Onyx Amon mulai berkilat indah. Bola mata itu ibarat sebuah kristal yang di dalamnya terdapat riak energi yang berputar-putar dan terlihat cantik.

"A--" Klein berusaha untuk berkata jelas tapi Amon tidak membiarkannya dan lengan jahilnya malah menggenggam 'milik' Klein.

"Aku tahu, rasakan saja~" Amon menangkup dagu Klein dan menatap iris amber sang kekasih dengan onyx miliknya. Ditatap intens seperti itu membuat Klein kembali memanas. Ia merasakan fluktuasi energi yang menyebar ke dalam tubuhnya. Apalagi ke bagian perut.

"Ah! Ah! Ah!" Klein mendesah keras saat Amon makin cepat dan ganas menghantam lubang miliknya. "Amon--kau terlalu--ah!"

"Ssh, bukankah kau menyukainya? Aku akan menaburkan semua benihku padamu hingga pagi menjelang. Karena malam ini terlalu spesial~" goda Amon dengan nada menyenangkan. Ia menundukkan wajahnya untuk mencium kening, mata, pipi lalu jatuh pada bibir basah Klein yang telah memerah terlalu banyak dicium.

Klein ingin protes tapi terhalang oleh lidah Amon yang melesat dan mengaduk seluruh mulutnya.

Dalam hati ia menghitung, sekarang baru jam 11 malam masih ada 6-7 jam lagi sebelum fajar datang. Amon ingin terus 'bermain' semalaman? Dia bercanda 'kan?

Melihat ekspresi Klein, Amon terkekeh. "Aku tidak bercanda~" Bisiknya dengan nada menggoda.

Sebelum Klein memprotes, Amon telah membungkam mulut sang kekasih (lagi) dengan bibirnya. Amon mulai menghisap, menggigit dan mengeluarkan lidahnya untuk mengeksplorasi mulut manis Klein hingga saliva keduanya tercampur dan meluncur ke arah leher masing-masing.

Setelah ciuman panjang, Amon menggosok benda Klein hingga sang kekasih mendesah hebat dan kembali 'keluar'. Ia juga mempercepat ritme dorongannya dan merasakan lubang Klein yang menghimpit benda kerasnya. Sehingga tidak butuh lama Amon berhasil 'keluar' dan memenuhi tubuh Klein dengan cairan miliknya.

Melihat Klein yang telah lemas di atas tempat tidur, Amon menarik kekasihnya untuk duduk di pangkuannya. Ia mengelus pipi Klein dan mencubitnya gemas. "Sayang, ini belum berakhir~ masih banyak cokelat yang tersisa~"

"Aku tidak membuat sebanyak itu." Klein menatap beberapa kotak cokelat yang entah sejak kapan telah berceceran di atas tempat tidur.

Amon mengambil salah satu cokelat dan menggoreskannya ke kulit Klein. "Ini sangat manis."

Klein yang melihat senyuman khas dari kekasihnya, menghela napas tak berdaya. Dirinya hanya bisa pasrah dan dimakan semalaman. Satu-satunya harapan hanyalah jika Amon tidak mencoba beberapa fetish aneh yang memalukan untuk dicoba.

Jujur, tubuhnya yang sudah penuh bekas cokelat, sangat tidak nyaman dan lengket. Apalagi bagian bawahnya masih berkedut akibat cairan asing yang sepertinya tengah mengalir ketika ia duduk.

Tidak tahan dengan Amon yang sibuk 'mewarnai' kulitnya dengan cokelat. Klein mulai mencium sang kekasih dan menggerakan pinggangnya.

"Cukup, itu terlalu lengket." Klein mengeluh dengan suara serak.

Berkedip dengan wajah tak berdosa, Amon tersenyum santai. "Yah, kalau begitu kita habiskan semua cokelat dengan ciuman."

"..."

"Terserah." Klein menerimanya begitu saja, toh ia menyukai kegiatan ranjang mereka. Meski dirinya sering marah karena Amon yang selalu menggodanya habis-habisan.

Keduanya pun kembali berdansa dengan nikmat. Bercinta hingga fajar datang sampai semua cokelat habis terpakai.

END
 

Happy Valentine~
Amon and Klein~

Thanks for reading~ ❤️
-Yoru

[14 Feb 2022]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro