Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAGIAN 19 - DIA SAHABAT SURGAKU

Pagi ini Amira sudah berada di masjid dekat pesantren kecil yang diurus oleh Fatih. Hanya dengan setelan gamis berwarna hitam dan khimar panjang berwarna abu-abu membuat penampilannya terlihat elegan. Wajahnya tidak dipoles make up yang tebal karena ia tidak terbiasa dengan itu.

Biasanya Fatih dan Jefri yang ditugaskan untuk mengurus kajian rutin. Namun karena ini adalah kajian akbar, Ustaz Adi menyuruh Fatih untuk meminta bantuan beberapa orang dalam mengurus kepanitiaan kajian. Salah satunya Amira.

"Bagaimana Ra, sudah semua kan?" tanya Fatih saat Amira sedang menata daftar hadir undangan yang datang.

"Eum... Sudah Kak,"

"Oke, makasih ya Ra!"

"Iya nggak papa. Eum... Kak, Amira kesana dulu ya?" Amira meminta izin pada Fatih untuk keluar pesantren sebentar.

"Iya, jangan lama-lama. Sebentar lagi kajiannya akan di mulai."

Amira mengangguk. Ia berjalan keluar gerbang pesantren untuk mencari tempat foto copy terdekat. Karena ada beberapa lembar daftar hadir kajian yang kurang.

⭐⭐⭐

"Bu, foto copy 2 lembar berkas ini ya?" ucap Amira menyodorkan map yang berisikan beberapa lembar kertas.

"Iya, silahkan di tunggu ya mbak?"

Amira mengangguk. Ia mengambil duduk di kursi panjang yang disediakan. Sembari menunggu berkasnya yang di fotocopy, Amira mengeluarkan ponsel miliknya dan sekedar mengecek apakah ada pesan yang masuk dalam ponselnya atau tidak. Ternyata tidak ada. Tangannya beralih membuka aplikasi instagram. Melihat banyak postingan orang-orang yang ada di beranda instagramnya. Di tengah-tengah sibuk memainkan ponselnya, Amira mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali. Ia menghentikan kegiatan memainkan ponselnya.

"Nggak papa aku antar cuma sampai disini? Aku tunggu sampai fotocopy-nya selesai ya?"

"Nggak usah....Nggak usah, kamu nanti bisa telat kerjanya."

"Tapi-"

"Udah sayang, aku nggak papa. Nanti aku kabari lagi kalau sudah selesai."

"Ya sudah, kamu hati-hati yah? Kalau ada apa-apa langsung kabari aku,"

"Iya suamiku yang ganteng!!"

Deg...! Amira tersenyum getir. Benar, itu adalah Ali dan Vina. Mata Amira tak berkedip melihat Ali terlihat sangat perhatian dengan Vina. Vina adalah perempuan yang sangat beruntung mendapatkan cinta Ali.

Vina terlihat sangat cantik. Ia mengenakan gamis berwarna navy dan pasmina yang senada dengan gamisnya. Sedangkan Ali terlihat rapi memakai setelan kemeja biru muda dan dasi yang senada. Sepertinya ia akan pergi ke kantor.

Vina terlihat mencium punggung tangan Ali sebelum Ali masuk ke dalam mobilnya. Usai berpamitan dengan Ali, ia berjalan ke arah tempat fotocopy yang sama dengan Amira.

"Amira?" panggil pelan. Namun yang dipanggil tidak menyadari keberadaannya.

"Ra?" panggilnya lagi saat ia tak mendapat sahutan dari Amira.

"Eh, Eum... Vina?"

"Kamu lihat apa?"

"Eum, A-aku...Tidak melihat apa-apa." ucapnya bohong. Dalam hatinya ia beristigfar terus-menerus. Bagaimanapun ia tetap berbohong pada Vina.

"Eum, Vin? Kamu jadi ikut kajian hari ini?" tanya Amira yang terlihat mengalihkan pembicaraan.

"Jadi dong Ra, tapi maaf ya? Mas Ali tidak ikut."

"Tidak apa-apa kok Vin. Eum.... Mungkin bisa lain kali."

Dalam hati Amira, lagi dan lagi ia merasa Vina sangat beruntung. Ia bisa mendapatkan cinta Ali. Ali memperlakukan Vina layaknya bidadari surga. Bahkan beberapa bulan belakangan ini Ali mengajak Vina untuk lebih rutin menghadiri kajian di masjid-masjid terdekat. Ali benar-benar ingin menjadikan rumah tangganya layaknya sebuah kapal yang nanti akan berlayar ke surga. Sedangkan Amira? Ah, sudahlah. Ini bukan saatnya membanding-bandingkan nikmat yang diperoleh dari Sang Khalik.

Amira tersenyum getir. Ia seharusnya bisa melepaskan Ali dari hatinya. Ali sudah mempunyai istri. Ali sudah bahagia dengan hidupnya. Mengapa ia masih saja sulit untuk melepaskan? Perlu waktu berapa lama lagi untuk ia benar-benar melupakan Ali?

"Ra?" panggil Vina yang mengambil duduk di samping Amira.

"Iya, ada apa Vin?"

"Aku boleh nggak ngobrol-ngobrol sedikit denganmu?" tanya Vina yang merasa sedikit tidak enak pada Amira karena ia takut Amira sibuk.

Amira menggulum senyum yang sangat meneduhkan. Tangannya memegang pundak Vina dan mengusapnya dengan lembut, "Vin, jangan sungkan-sungkan sama aku. Kamu udah aku anggap sahabat aku sendiri."

"Makasih ya, Ra?"

"Iya. Eum.... Gimana kalau setelah ini kita ngobrol-ngobrol di pesantrennya Kak Fatih aja?"

"Boleh juga Ra," Amira mengangguk dan tersenyum. Begitupun juga dengan Vina yang juga ikut tersenyum manis. Rasanya Amira ingin memerangi egonya, untuk tidak lagi mengharapkan Ali. Karena Ali telah bahagia dengan wanita berlesung pipi yang sangat manis dihadapannya.

💞💞💞

"Ra, Memangnya benar ya? kalau memakai pakaian ketat meskipun berhijab itu sama saja dengan berpakaian tapi telanjang? Berarti selama ini aku salah dalam menutup aurat dong!" tanya Vina pelan. Usai menghadiri kajian, Vina tak langsung pamit pulang. Ia malah ingin membantu pekerjaan Amira yang mengurus keperluan kajian.

Amira yang tengah merapikan kertas-kertas di atas meja ruang tamu pesantren, langsung menghentikan aktivitasnya saat pertanyaan itu terucap dari bibir Vina.

Sembari tersenyum, ia berusaha menjawab pertanyaan itu, "Vin, aku tidak bisa membenarkan atau menyalahkan tentang anjuran menutup aurat. Yang aku tahu bahwa Rasulullah sangat menganjurkan setiap wanita itu menutup auratnya dan tidak menampakkan lekuk tubuhnya di hadapan yang bukan mahramnya."

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu pernah menegur Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu anhuma ketika beliau datang ke rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengenakan busana yang agak tipis. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun memalingkan mukanya sembari mengatakan, Wahai Asma! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan). [HR. Abu Dawud, no. 4104 dan al-Baihaqi, no. 3218. Hadist ini di shahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah]"

"Di Al-Qur'an Allah juga telah mengatakan sendiri dalam surah Al-Ahzab yang berbunyi Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [al-Ahzab/33:59]

"Jangan salahkan dirimu yang dulu. Karena kamu belum mengetahui. Nah, hadist dan ayat Al-Qur'an tadi bisa kita amalkan dalam menutup aurat. Agar lebih maksimal untuk mencapai ridho Allah."

"Sesungguhnya aku masih fakir ilmu dalam perihal agama Vin, jadi sebisa mungkin kita ikut kajian-kajian ya? Hitung-hitung setelah kajian kita sharing seperti ini. Kan seru!" ucap Amira sembari tertawa pelan.

"Ma syaa Allah Ra, aku senang memiliki teman sepertimu. Terima kasih ya Ra? Bantu aku menjadi lebih baik lagi." pinta Vina pada Amira.

"Kita kan bukan teman Vin. Kita kan sahabat. Jadi sebisa mungkin harus saling membantu. Iya kan?"

Vina tertawa senang. Ia mendekati tubuh Amira dan langsung memeluknya erat. Pelukan yang sangat hangat. Amira membalas pelukan itu dengan lembut. Memberi semangat pada Vina.

Din-din-din
Din-din-din

Terdengar Suara klakson mobil Honda City berwarna hitam. Mobil itu memasuki halaman pesantren.

"Ra, kayaknya Mas Ali sudah jemput," Vina mengenali bahwa yang masuk halaman pesantren adalah mobil suaminya.

Amira tersenyum dan mengangguk, "Iya, aku antar sampai depan ya?"

"Boleh Ra, Ayo!"

Amira mengantar Vina sampai ke mobil Ali yang terparkir di samping pintu gerbang pesantren. Ali sudah ada di samping mobilnya, menunggu sang istri keluar.

"Ayo Mas!" seru Vina pada Ali. Vina mencium punggung tangan Ali. Sedangkan Ali mencium kening istrinya.

Pemandangan di depan Amira sangat menyakitkan. Ia tersenyum getir. Ah sudahlah, apa hak Amira merasa cemburu?

Bersambung....

Malang, 10 Februari 2019

Assalamualaikum, udah hampir 3 mingguan iim nggak update Amira yah?
Maaf karena akhir-akhir ini sibuk bangettt...
Semoga dapat feel dari part ini yah?
Tetep tunggu sampai ending...
In shaa Allah endingnya kalau nggak bulan ini ya bulan depan...
Jangan lupa pencet ⭐ di pojok kiri bawah ya?
Coment juga jangan lupa...
Tambahkan ke perpustakaan jika kalian suka...
Dan follow author kalau belum ngefollow...
Thanks..
See you bye bye 😘💞

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro