Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB VI - PENCULIKAN DARA


Dara disekap didalam gudang tua, tangan dan kakinya diikat serta mulutnya disumbat. Dara sudah siuman dan sadar dari pingsannya, dia sangat ketakutan dan bingung sekali. Dara tidak menduga sama sekali bahwa dirinya akan di culik dan di sekap seperti ini.

Dara tidak mengetahui siapa penculiknya, karena sesampainya di taman tempat dirinya janji bertemu dengan Elang kekasihnya tiba-tiba saja dari belakang dia dibekap dan dibius sampai dia benar-benar tidak sadarkan diri.

Pintu ruangan terbuka, dua orang bertopeng ninja masuk dan menghampiri Dara. Dara sangat ketakutan sekali.

Dara minta dibebaskan tapi mereka tak menghiraukan saat Dara mempunyai kesempatan untuk berbicara.

"Kalian siapa? Kenapa kalian sekap aku disini? Cepat bebaskan aku." jerit Dara histeris.

Mereka mengambil gambar Dara dan memberikan Dara makanan kemudian mereka keluar dan meninggalkan Dara sendirian.

***

Sudah berhari-hari Dara ada ditangan mereka, tanpa ada kepastian kapan ia dibebaskan dan siapa penculiknya.

Dara mencoba melepaskan diri, kebetulan hanya satu orang saja yang menjaga Dara. Akhirnya tali yang mengikat Dara berhasil dibuka. Diam-diam Dara keluar dari tempat dia di sekap. Saat hendak membuka pintu keluar Dara tertangkap kembali, tapi kali ini Dara melakukan perlawanan.

Dara dan orang bertopeng itu berkelahi sampai bergulat, melihat ukuran tubuhnya Dara yakin sekali orang yang sedang bergulat dengannya adalah seorang wanita. Dara tidak mau menyerah begitu saja, terus saja ia melawan sampai akhirnya ia berhasil membuka topeng ninja orang itu.

Ternyata Dara sangat kaget sekali saat mengetahui siapa wajah di balik topeng ninja tersebut, yang tidak lain adalah Ani bekas teman sekolah Dara dan Salsa. Sudah bisa dipastikan motif Ani menculik Dara karena dendam. Ani menganggap Dara sebagai orang yang paling bertanggung jawab waktu dirinya di keluarkan dari sekolah.

"Ani, ternyata kamu pelakunya,"ucap Dara seakan tidak percaya.

"Iya, aku pelakunya Dara. Aku melakukan semua ini karena aku sangat membencimu Dara."

"Kamu benar-benar sakit Ani, kamu benar-benar membutuhkan pertolongan." sahut Dara.

"Hahahahaha... Aku tidak membutuhkan pertolongan siapapun, aku tau yang aku lakukan ini adalah hal yang paling benar." kata Ani.

"Benar? Jiwa kamu benar-benar sakit Ani." teriak Dara lantang.

"Sudah, jangan banyak mulut kamu. Kamu sudah terpojok Dara, tidak ada yang akan menolong kamu." kata Ani geram.

***

Dion teman Elang yang sudah lama menaruh hati terhadap Dara sangat sedih dan kecewa karena Dara tidak menanggapinya. Dion ingin sekali dapat memiliki Dara, maka dari itu Dion menerima tawaran Ani bekerjasama dengannya mengatur siasat guna menculik Dara.

Dion yang tak lain adalah sepupu dari Ani menyetujui rencana Ani untuk menculik dan membalas dendam terhadap Dara. Akan tetapi Dion tidak mengizinkan Ani untuk melukai Dara karena Dion sangat menginginkan serta mencintai Dara.

Dion berpura-pura bersikap seolah-olah dirinya tidak mengetahui dimana keberadaan Dara, dan menawarkan dirinya untuk membantu mencari Dara. Elang yang tidak sedikitpun menaruh rasa curiga menyambut baik tawaran Dion tersebut.

Keluarga Dara, Elang beserta polisi bersama-sama mencari keberadaan Dara. Polisi berupaya keras mengungkap kasus hilangnya Dara tersebut, tapi mereka belum mendapatkan petunjuk selanjutnya.

Hingga saat ini, para pelaku sama sekali belum menghubungi keluarga Dara untuk meminta tebusan. Polisi menduga dan menyimpulkan latar belakang hilangnya Dara karena dendam.

Polisi mulai melakukan investigasi demi melacak keberadaan Dara. Satu persatu teman-teman Dara di panggil sebagai saksi guna kepentingan BAP.

Mendengar dan mengantongi beberapa keterangan dari para saksi, polisi menaruh kecurigaan penuh terhadap satu nama yaitu Ani, orang yang pernah di keluarkan dari sekolah karena ingin menjahati dan mencelakai Dara.

Dion tak luput ikut memonitor perkembangan kasus penculikan Dara. Tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun baik Elang ataupun Deri tidak pernah merahasiakan hal-hal yang berhubungan dengan kasus Dara.

***

Polisi mengundang Deri dan Elang datang ke kantor polisi guna penyelidikan lebih lanjut. Polisi menyampaikan kecurigaannya terhadap seorang gadis yang bernama Ani. Setelah diselidiki ternyata alamat rumah Ani sama dengan alamat yang ditempati oleh Dion teman Elang.

Deri dan Elang sangat kaget dibuatnya karena selama ini Dion sangat perduli akan perkembangan kasus Dara. Polisi meminta Elang dan Deri untuk tidak terlalu terbuka terhadap Dion demi kelancaran penyelidikan polisi. Deri dan Elang setuju dengan hal tersebut.

"Mas Elang, bagaimana kalau mulai saat ini kita awasin setiap gerak gerik Dion?" Tanya Deri kepada Elang.

"Iya boleh saja, mas Elang setuju asalkan jangan sampai Dion curiga mengenai hal ini. Polisi kan sudah bilang masih dalam penyelidikan dan asas praduga tidak bersalah."

"Baik mas Elang, Deri akan sangat berhati-hati sekali."

Deri dan Elang sepakat untuk mengawasi gerak-gerik dan tingkah laku Dion. Beberapa kali mereka menangkap gelagat aneh dari Dion.

Deri dan Elang terus bersabar memantau dan memata-matai setiap langkah dan gerak gerik dari Dion.

Sehabis menutup telepon Dion terkejut karena Elang sudah ada dibelakangnya, Dion mengira Elang mendengar percakapannya dengan Ani. Keringat dingin sudah mengalir dari wajah Dion, Elang sangat heran melihat sikap Dion.

"Dion, kamu tidak apa-apa? Kamu sakit?"tanya Elang.

"Tidak Elang, saya tidak apa-apa," jawab Dion lega.

"Terima telepon dari siapa? Kok sepertinya kamu gugup sekali?" tanya Elang penasaran.

"Saudara saya sakit keras," jawab Dion gugup.

"Semoga saudara kamu tidak apa-apa ya saya doakan," ucap Elang.

"Te..te..terima kasih Elang..."

Dion menghela napas panjamg sepeninggal Elang temannya. Elang yang menangkap ada kejanggalan pada diri Dion segera menceritakan hal tersebut kepada Deri dan keluarganya sesudah dia pulang kerja.

"Berarti sudah tidak salah lagi mas, Dion pasti terlibat dalam penculikan Dara," ucap Salsa.

"Awas saja kalau memang benar dia, pasti saya buat dia menyesal sudah melakukan hal ini terhadap Dara saudari kembar saya," kata Deri penuh emosi.

Abah kemudian mencoba menegahi dan menenangkan Deri. "Tidak baik kita main hakim sendiri dan bertindak semena-mena, apa bedanya kita dengan mereka kalau kita sampai melakukan perbuatan tidak terpuji ini?" tanya abah.

"Iya maaf abah, saya khilaf dan emosi." ucap Deri lirih.

"Abah sangat mengerti akan hal itu anak muda."

"Lalu apa langkah kita selanjutnya abah?" tanya Salsa kembali.

"Kita bicarakan dan diskusikan hal ini dengan polisi," usul abah.

"Umi sependapat sama abah, sebaiknya kalian memang memberitahukan pihak kepolisian mengenai kecurigaan kalian ini."

Mereka semua menyetujui usul abah, kemudian mereka segera melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut. Polisi senang sekali atas kerjasama yang baik dari pihak keluarga korban.

Polisi mulai memantau dan mengawasi langkah dan gerak gerik Dion, tentunya tanpa sepengetahuan Dion.

Polisi kemudian mengatur siasat dan memasang perangkap guna menjebak para pelaku penculikan tersebut.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro