BAB II - KIARA, DARA, DAN DERI
Pintu kamar Kiara dibuka perlahan-lahan, tampak Kiara masih tertidur pulas. Dara dan Deri kedua kakak kembar Kiara masuk ke dalam kamar Kiara. Dara menarik selimut Kiara perlahan-lahan sedangkan Deri membuka tirai dan jendela di kamar Kiara.
"Ade ayo bangun nanti kamu terlambat ke sekolah," ujar Dara lembut membangunkan Kiara. Kiara perlahan membuka matanya, menggeliat manja kemudian tersenyum kepada kedua kakaknya yang sudah duduk disisi tempat tidurnya.
"Selamat pagi cantik," sapa Deri kepada adik kesayangannya yang masih berusia delapan tahun tersebut.
"Selamat pagi Kakak Deri.. Selamat pagi Kakak Dara"sapa sih mungil Kiara..
"Kak Deri uda siapin air hangat, ayo cepat bangun dan segera mandi biar kamu tidak terlambat ke sekolah."
"Kiara masih ngantuk kak," jawab Kiara manja. Deri dan Dara tersenyum mendengar celotehan Kiara tersebut.
Dengan sabar dan lembut mereka menghadapi dan memperlakukan Kiara karena mereka sadar hanya Kiara lah harta peninggalan yang paling berharga setelah kedua orang tua mereka wafat karena kecelakaan lalu lintas beberapa tahun silam.
"Kakak Dara juga sudah siapkan sarapan buat kita bertiga," sambung Dara kepada Kiara.
"Makanya kamu sekarang bangun terus mandi yaaa, biar nanti kita bisa sarapan sama-sama."ucap Deri lagi.
Kiara mengangguk, kemudian bangun dari tempat tidurnya sambil memeluk kedua kakak kesayangannya, tiba-tiba Kiara tertunduk memikirkan sesuatu dan berbicara perlahan. "Kiara kangen banget kak sama papi dan mami. Kenapa sihh papi sama mami meninggalnya cepat sekali??? Papi Mami lagi apa ya kak sekarang di Surga?" Deri & Dara memeluk Kiara erat-erat. Bola mata mereka kelihatan berkaca-kaca.
"Kita semua sayang banget sama papi mami, tapi TUHAN jauh lebih sayang sama mereka, makanya TUHAN jemput papi mami lebih cepat," jawab Deri dengan bijak.
"Papi Mami pastinya bakalan tetap jagain dan doain kita semua dari surga sayang. Makanya Kiara harus rajin kirim-kirim doa buat papi sama mami yaa,"jawab Dara lembut.
Kiara menatap kedua kakak kembarnya.
"Kiara uda buat kakak Dara dan Kakak Deri sedih yaaa??? Tolong maafin Kiara ya kak."
Kiara merasa bersalah karena sudah membuat kedua kakak kembarnya sedih pagi itu.
"Gak sayang, kamu sama sekali tidak membuat kami sedih. Kiara mau tau tidak, kalau Kiara adalah belahan jiwa dan permata hatinya kakak Dara dan kakak Deri jadi mana mungkin Kiara buat sedih kakak Dara dan kakak Deri," ujar Dara lembut kepada adik bungsunya tersebut.
"Kakak Dara dan kakak Deri harus janji sama Kiara satu hal, Kiara mohon tolong jangan pernah tinggalin Kiara, karena Kiara cuma punya kakak Deri dan Kakak Dara. Kiara sayang banget sama kalian berdua."
"Pasti sayang, kakak Dara janji. Kakak Dara selamanya tidak akan pernah meninggalkan Kiara, janji Dara kepada Kiara. Kakak Dara juga sayang banget sama Kiara dan kakak Deri."
"Kakak Deri juga janji sama kamu sayang. Kakak Deri gak akan pernah sanggup buat kehilangan kamu dan juga kakak Dara."
Dara kemudian menyuruh Kiara segera mandi. Kiara segera mengambil handuknya dari tangan kakaknya dan bergegas menuju kamar mandi.
Disaat Kiara mandi, Dara dan Deri mengingat masa-masa mereka masih berkumpul dengan kedua orang tuanya. Dara & Deri mengenang masa lalu mereka yang bahagia bersama papi dan mami mereka semasa kedua orang tua mereka masih hidup. Papi yang sangat gagah dan berwibawa, serta mami yang sangat cantik, lembut dan bersahaja.
Papi adalah seorang pekerja keras yang penuh disiplin dan mempunyai dedikasi yang tinggi akan pekerjaannya, memulai dan membangun bisnisnya dari nol serta mami seorang psikolog terkemuka di kotanya. Dengan kesibukan dan kepadatan jadwal mereka masing-masing, akan tetapi mereka selalu menyisihkan waktu mereka untuk membesarkan dan mengasuh putra-putri mereka dengan tangan mereka sendiri penuh kasih sayang.
Mereka tidak pernah membiarkan putra-putri mereka berkembang tanpa pengawasan dan penjagaan yang ketat dari mereka. Papi dan mami tidak lupa selalu mengajak buah hatinya berlibur di saat liburan sekolah, mereka tidak pernah bersikap egois dan mementingkan pekerjaan diatas segalanya walaupun mereka tahu tanpa pekerjaan sangatlah tidak lengkap dan tidak dapat mencukupi dan memenuhi kebutuhan mereka semua.
FLASHBACK
"Dara, Deri kalian sudah siap belum? Ayo papi antar kalian ke sekolah. Jangan sampai kita semua terlambat dan tidak disiplin waktu. Waktu sangat berharga, kita harus bisa menghargainya." Begitu pesan papi kepada mereka.
Mami sudah menyiapkan dua kotak bekal makanan masing-masing untuk Dara dan Deri. Mami tidak pernah lupa membuatkan sarapan pagi untuk mereka semua sebelum mereka semua memulai aktivitasnya.
"Nanti siang mami jemput kalian ya, kebetulan hari ini waktu mami senggang jadi mami bisa sekalian menemani kalian belajar dirumah." Dara dan Deri tampak senang sekali, karena mami akan bersama mereka sepanjang waktu.
"Mami juga harus jaga kesehatan, kan didalam perut mami ada dede bayi yang harus mami perhatikan juga," tegas papi. Saat itu usia Dara dan Deri yang kebetulan kembar indentik sudah memasuki usia sepuluh tahun. Usia kehamilan mami pun sudah masuk tujuh bulan.Dara dan Deri sangat senang, karena sebentar lagi mereka akan punya adik.
***
Mami segera dilarikan ke rumah sakit, karena terjadi komplikasi pada kandungannya. Dokter segera berupaya dengan keras agar ibu dan janin yang ada di dalam kandungannya tetap selamat. Operasi Caesar pun segera dilakukan demi menyelamatkan ibu dan janinnya.
Papi, Dara dan Deri tampak sangat was-was dan cemas menanti jalannya operasi itu. Mereka berharap dan berdoa agar mami dan adik mereka selamat.
Tuhan mendengar doa mereka, setelah tujuh jam operasi berlangsung, akhirnya dokter keluar membawa berita gembira. Mami dan adik mereka yang berjenis kelamin perempuan selamat.
Mami masih terlihat sangat lemah, adik mereka pun masih dalam perawatan dan penanganan khusus Dokter ahli. Tim dokter sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
'Dara dan Deri bersyukur kepada Allah S.W.T. karena doa mereka demi keselamatan mami dan adik bayi mereka di dengar oleh-Nya. Mereka berjanji akan membantu mami menjaga dan merawat adik bungsu mereka dengan segenap jiwa raga mereka.'
Mami sudah di izinkan untuk pulang ke rumah, begitu juga dengan Kiara begitu panggilan Dara dan Deri untuk adik baru mereka.
Dara, Deri dan Papi menghias kamar Kiara dan mami dengan sangat indahnya. Ucapan selamat datang tertulis dan tertempel di dinding kamar, serta kue blackforest kesukaan mami dengan bunga yang memang sengaja mereka letakkan di atas meja. Mami memeluk dan mencium Papi, Dara dan Deri dengan penuh haru, senang, bahagia dan suka cita.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro