Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 36 Meeting


Meeting by Me

****

Netra emas Sesshoumaru menatap lurus ke depan di balik kemudi, fokus memarkirkan mobilnya. Setelahnya, ia merogoh ponsel dari balik saku celana hitam. Alisnyabertemu di tengah ketika membaca sebuah pesan. Bibir tipis pria itu mendecih. Lagi-lagi adik tirinya datang terlambat. Seenaknya saja yang bikin janji enggak tepat waktu.

Sesshoumaru kakak yang baik (?). Keluar dari mobil, langkah tegapnya memasuki cafe dan memesan coffee latte. Ambernya memandang jalanan di balik jendela. Dia menunggu dengan sabar, mengacuhkan orang-orang yang memperhatikan dirinya. Entah apa yang dibicarakan yang jelas Sesshoumaru tidak peduli.

Satu jam berlalu dan dua gelas kopi tandas di meja Sesshoumaru. Jemarinya sibuk mengetuk kursi. Sesshoumaru merasa di beri harapan palsu oleh Inuyasha. Kalau begini enggak akan datang. Pria berambut perak itu mulai kesal. Amarahnya mulai memuncak.

Akhirnya, sosok yang ditunggu pun datang dengan langkah santai. Tanpa merasa bersalah dia masuk ke dalam cafe sekaligus manis emasnya mencari sang kakak. Wajahnya agak sumringah mendapati pria itu duduk di pojok. Namun, langkahnya melambat. Sesahoumaru menatap tajam sambil bersedekap dada.

Inuyasha jadi enggak enak. Dia yang bikin janji, malah datang terlambat. Mampus lah aku ....

"Kau terlambat dan membiarkan Sesshoumaru ini menunggu sampai satu jam lebih."

Inuyasha menggaruk kepalanya tidak gatal. "Ya maaf."

Satu alis Sesshoumaru berkedut dengan senyum meremehkan. "Maaf katamu?"

Inuyasha mengerucutkan bibirnya.

"Segampang itukah kau bilang maaf?" Nada suaranya makin rendah. Tatapan ambernya tajam menusuk.

Inuyasha tahu, kakaknya marah. Salahnya sih, kenapa enggak bilang dari awal atau mengirim pesan terlebih dahulu. Payah! Ceroboh! Ceroboh!

"Harusnya kau bisa telepon atau kirim pesan. Jangan membiarkanku menunggu. Coba kau ada di posisiku. Memangnya enak nunggu?!"

Inuyasha jadi salah tingkah. Kasak kusuk terdengar di telinganya dari beberapa pelanggan yang asyik makan. Entar orang mengira dia dan Sesshoumaru punya hubungan khusus. Kacau nih! Dia langsung duduk di hadapan Sesshoumaru.

"Maafkan. Aku ada kuliah tambahan. Bulan depan aku ke Osaka."

"Ke Osaka?"

"Ya kau tahu kan? Sebentar lagi aku mau skripsi. Aku mau riset ke daerah sana," terang Inuyasha berharap kakaknya tidak marah lagi.

"...."

Inuyasha menatap takut-takut, persis seperti anak kecil enggak dikasih permen. Wajah datar kakaknya tidak berubah masih dingin seperti biasanya.

"Kau mau pesan apa?"

"Kopi hitam."

Satu tangan Sesshoumaru terangkat memanggil pelayan. Pria itu langsung memesan. "Kau sudah makan?" Inuyasha menggeleng pelan. "Spaghetti." Laki-laki itu hapal makanan kesukaan adiknya.

Setelah pelayan itu pergi, Sesshoumaru menyesap latte yang kedua. Lagi-lagi, alisnya terangkat sebelah. Inuyasha mengeluarkan sebungkus rokok putih berikut korek di atas meja. Tangan Inuyasha terangkat. "Asbak."

Sesshoumaru langsung berinisiatif beranjak dari tempat duduknya. Inuyasha mendongak, apa dia marah lagi padanya? Sang kakak memberi isyarat agar mereka pindah meja keluar. Setelah mendapat tempat yang nyaman dan rada dipojok tentunya, pria itu bertanya. "Sejak kapan kau mulai merokok?"

Mendapat perhatian dari sang kakak, Inuyasha menyenderkan tubuhnya. "Sudah lama, kok. Cuma kadang, tapi akhir-akhir ini yah gitu deh," Inuyasha mengendikkan kedua bahunya. "Jadwal mata kuliahku padat. Rasanya enggak ada waktu istirahat.

Sesshoumaru menatap lurus langsung kedua bola mata si pemuda jurusan arsitek di Todai. Ada lingkaran hitam di bawah kelopaknya. Amarahnya hilang seketika. "Kau begadang?"

Wajah Inuyasha sumringah. Spaghetti juga kopi hitam sudah mendarat di meja. Tanpa banyak basa basi dia langsung melahap. Perutnya lapar. Dengan mulut penuh ia berkata, "motorku mogok. Shit!"

Sesshoumaru diam menyimak.

"Makanya aku telat."

"Apapun itu kau bisa telpon kan?"

Inuyasha memutar kedua bola matanya. Kakaknya ini akan terus mencecar dirinya sampai kata maaf tulus keluar dari bibirnya. "Iya aku yang salah. Puas?"

"Permintaan maafmu tidak tulus!"

Inuyasha mulai meradang. "Apa aku harus merangkak dan mencium kakimu, brengsek?!"

Seketika saja orang-orang yang sedang menikmati kudapan langsung menatap sinis kearahnya.

"Jaga mulutmu, Inuyasha! Harusnya kau senang aku MAU menemuimu. Percuma juga aku datang kesini. Yang aku dapat hanyalah makian darimu."

Pemuda bermulut kasar itu terdiam. Benar juga, kan dirinya yang meminta untuk bertemu dengan kakaknya. Kenapa harus marah? Harusnya dia senang pria dingin itu mau menemuinya. Salahnya juga karena sudah membuatnya terlalu lama menunggu. Wajahnya panik, Sesshoumaru hendak meninggalkannya. Dia tak membawa uang banyak. Siapa yang akan membayar makanan ini?

Aiko: Bayar, dong. Gratisan mulu!
Inuyasha: Diyam!

"Tunggu!"

"Apalagi?" Sesshoumaru menghentikan langkahnya.

"Aku yang salah. Aku minta maaf. Harusnya aku memberitahumu terlebih dahulu. Maaf aku tadi berkata kasar." Inuyasha menunduk dalam.

"...."

"Karena aku lapar."

Sesshoumaru menghela napas dan kembali ke tempat duduknya. Manik emas miliknya memperhatikan adiknya menyalakan rokok lalu menghisapnya dalam-dalam. "Kau ingin mencoba?"

"Tidak. Rokok tidak baik untuk kesehatan."

Putra bungsu Taisho kembali menghirup asap rokok lalu dari mulutnya keluar beberapa bulatan.

"Kau mau ngomong apa?"

Inuyasha menatap si pemilik suara berat. Ia mematikan puntung rokok di asbak. "Aku ingin ngobrol denganmu. Kita adik kakak beda ibu, tapi belum pernah sekalipun bisa seperti ini. Bila bertemu, kita selalu tak bertegur sapa. Atau malah berantem."

"...."

"Kau tidak keberatan, kan?"

Tangan Sesshoumaru bersedekap di dada. "Hn."

"Aku mengucapkan selamat, sebentar lagi kau akan menikah dengan Kagome."

"Hn." Angguk pria itu.

"Mengenai Kagome, kau tidak usah khawatir. Kami berteman kok, enggak lebih. Tapi boleh kan kalau aku bertemu dengannya?"

"Bertemu dalam hal apa dulu? Lebih dari itu aku tidak mengizinkan. Apalagi nanti dia status istriku. Tidak!"

Inuyasha menghela napas. Ia mengambil sebatang rokok. Tangan satunya menyalakan setelah itu asap keluar dari mulutnya. 'Sudah kuduga,'  benaknya dalam hati. Matanya menerawang entah kemana. "Aku dan Kagome selalu bertengkar." Putra bungsu Taisho itu menghela napas. Abu rokok hampir saja jatuh ke lantai bila ia tidak gesit membuangnya ke asbak.

"Waktu itu aku masih bersama Kikyo. Karena mereka mirip. Aku memang jahat ya. Hahaha," Inuyasha mencoba tertawa malah aneh. Serasa dipaksa. "Maafkan aku telah merebut Kagome darimu."

"Kenapa kau melakukan itu?" Setitik kecemburuan tak dapat ia tahan. Sudah lama ia ingin menanyakan ini. Namun, momen belum tepat.

"Waktu itu aku dan Kikyo punya masalah. Dah yah, wanita memang sulit ditebak. Entah berapa kali Kagome minta hubungan kami harus diakhiri. Dan kau tahu kan? Kami memang benar-benar mengakhiri hubungan dengan cara tidak mengenakkan. Makanya aku menyusulnya ke Kyoto dan harus dituntaskan agar kelak kalaupun ketemu sama-sama enak."

Melihat pria itu diam Inuyasha tersenyum. Ia  melanjutkan kata-katanya. "Ternyata aku mencintai Kikyo. Kagome memang ditakdirkan untuk mendampingimu, Aniki."

Hampir saja bola mata Sesshoumaru melompat keluar dari tempatnya. Dan bersamaan itu hampir saja kesedak oleh Latte nya sendiri. Apa tadi? Aniki? Enggak salah dengar? Adiknya  memanggil dengan sebutan Kakak! Kesambet apa Inuyasha?

"Kau baik-baik saja?" Tanya putra bungsu Taisho khawatir.

Sesshoumaru lekas-lekas memasang wajah stoic nya seperti semula. Dia berdehem dan menyesap Lattenya hampir tandas. Sebagai pengalihan, dosen sejarah itu memesan lagi Latte nya. "Kau mau ngemil apa?"

'Ngemil'.

Sebuah penerimaan atas dirinya walau itu belum sepenuhnya. Bagi Inuyasha itu sudah cukup. Sesshoumaru akhirnya mau meluangkan waktu untuknya. Kesempatan langka jangan disia-siakan. "Aku ingin kue."

Dua kakak beradik itu sibuk memilih kue terbaik dan terenak. Akhirnya Inuyasha memesan Caramel Cheesecake. Sedangkan Sesshoumaru memilih puding  Chobber Peach Chia. Dan dua Latte.

Sore yang cerah. Hubungan yang tak mengenakkan antara Sesshoumaru dan Inuyasha kini bersatu. Sesekali adiknya menjahili sang kakak dan menggodanya. Wajah Sesshoumaru berubah masam. Pemuda itu tergelak ramai. Namun, dia suka perhatian kecil dari Sesshoumaru. Berapa kali pria usianya terpaut jauh melarangnya merokok lagi.

Dalam hati yang terdalam dan tulus, Inuyasha melisankan kalimatnya. "Aku dan Kikyo akan datang upacara pernikahanmu. Aku ingin kau bahagia selalu dengan Kagome, Aniki."

TBC.

Ya ampun minna maafkan aku baru update sekarang. Dua minggu full kerja. Aku kecapean. Really. Sbnrnya bab berikutnya dah ada cuma hrs diperbaiki dulu. Maka bab ini aku tampilin kakak beradik bin keceh di cerita ini. Biasa pemanasan jari dulu.

Terima kasih pada temen2 yang sudah setia menunggu AWMAWY. Teruma kasih banyak. Aku terharu. Maafkan kalau ini kurang sesuai ekspektasi. 

Aku ragu, ini ditamatin atau enggak.😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro