Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 23 Without You


Without You by Motley Crue

*****

Kagome merentangkan kedua tangannya. Lalu tubuhnya berputar ke kiri dan ke kanan. Terdengar bunyi seperti krek dari badannya. Seperti biasa menguap lebar-lebar. Matanya yang sayu melirik jam weker di atas nakas. Baru jam empat subuh.

Hey, Kagome! Tumben sudah bisa bangun pagi. Biasanya tiap subuh diteror mulu oleh sang kekasih. Iya, iya. Lama kelamaan tubuh mungilnya sudah terbiasa bangun jam segini.

Kagome beringsut dari tempat tidur dan segera membereskannya. Sebelum menjadi kekasih Sesshoumaru, Kagome memanglah pemalas. Sejak pria itu mulai bertandang kerumahnya dia jadi malu sendiri. Iya sih, putra sulung Inukimi itu tidak komentar apa-apa, tapi dari tatapan mautnya Kagome sudah tahu itu.

Kemudian gadis itu menuju ke dapur, mengikat rambutnya asal lalu menjerang air panas. Kemarin malam dia membawa banyak makanan dari kediaman Ibu Kimi. Kue, buah-buahan, es krim, makanan yang menggugah selera. Mengambil satu cupcake apel dan sup jamur dia taruh ke dalam microwave. Kagome bersyukur calon ibu mertuanya itu sangat baik padanya.

Ngomong-ngomong tentang Ibu Kimi, Kagome akhirnya mengerti, wanita itu memutuskan memaafkan Toga. Tidak ada dendam atau kebencian. Yang ada hanyalah perdamaian (perdamaian perdamaian //loh kok malah nyanyi?). Kagome juga tidak tahu apakah mereka berpisah secara baik-baik atau malah sebaliknya? Ah, gadis itu mengangkat bahunya.

Tak lama timer dari microwave berbunyi. Ting! Kagome segera mengeliarkan cupcake dan sup jamur lalu ditaruh di atas piring. Air di teko pun sudah mendidih, mengambil mug kecil dari rak bawah dapur mini nya lalu menyeduh kopi latte.

Kagome memejamkan kedua matanya, menyesap aroma latte. "Hm, sedap," gumamnya. Langkah kakinya bergerak menuju ruang tengah sekaligus ruang tamu. Tangannya mencari-cari sesuatu. Ponselku kemana ya? Pikirnya. Ah, di dalam tas selempang hitamnya. Gadis itu beranjak tas selempang tergantung di antara baju dinginnya.

Matanya menatap sendu ponsel lama nya sudah tak bisa digunakan lagi. Untunglah kontak dan data2 aman. Mata biru gelapnya beralih memandang ponsel berlogo apel digigit warna putih. Senyumnya mengembang. Ah, pria dingin itu membelikan iphone baru untuknya.

Kagome ingat betul, terjadi perdebatan sengit antara mereka berdua kemarin sore. Masalah hanya sepele, ponsel aja. Kagome tidak mau merepotkan sang kekasih.

Namun, ketika Sesshoumaru menunjuk ponsel logo apel. Iphone terbaru yang kamera dibelakanganya bulat tiga. Kagome terkesiap dan memekik ketika melihat angka nya sudah mencapai puluhan.

"Itu kan mahal, Sesshoumaru. Enggak! Enggak! Yang lain saja."

Sesshoumaru tetap pada pendiriannya dan berkata, "Aku yang bayar. Simpan-saja-uangmu."

Mulut Kagome mengerucut, alisnya bertemu di tengah, dan kedua pipinya menggembung. Bukannya marah, pria itu menjadi gemas dan mencubit pelan hidung bangir kekasihnya. Lalu membungkuk seraya mendekatkan ke telinga Kagome. "Melihat wajahmu seperti itu, aku jadi ingin menciummu," bisiknya.

Sontak saja wajah Kagome memerah seketika. "Sesshou ... Maru," ujarnya malu. Sumpah deh, sifatnya memang pendiam. Tapi kalau sudah memberi kejutan apalagi mendengar suara yang sangat Kagome sukai, bisa jantungan.

"Tolong data dan semuanya dipindahkan ke iphone. Awas jangan berbuat curang. Sedikit saja ketahuan, awas kau!" Ancam Sesshoumaru dingin. Tentu saja pegawai gerai ponsel jadi ketakutan melihat wajah pria itu.

"Ba-baik, Tuan!" Seru pegawai ponsel takut.

Kagome menutup mulut dengan kedua tangan. Mau tergelak takut dosa, mau nahan ketawa aja sudah tidak bisa terbendung lagi. "Pffft."

Sudut ekor mata Sesshoumaru melirik gadisnya. "Apa yang kau tertawakan."

Kagome kini tak dapat menahan tawanya. "Sesshoumaru, kau jangan terlalu galak," derai tawanya renyah.

Wajah Sesshoumaru berubah masam. Sepasangnya bertaut di tengah. Tangannya menopang kepala gadis itu. Kagome terkesiap, tawanya terhenti. Lalu pria itu mendekatkan ke wajahnya. "Ku cium kau."

Sesshoumaru mencium lembut bibir Kagome setengah terbuka. Lalu menarik dirinya. Pria itu tersenyum menatap gadisnya mematung (dia senyum aja author ikut meleleh hayati).

Sedangkan Kagome? Tak usah nanya lagi lah ya. Wajahnya bak lobster yang habis direbus. "Sesshoumaru ..." Gadis itu menoleh kiri dan kanan. "Ini kan banyak orang," desisnya.

"Hn."

"Jangan cuma 'hn' saja," gerutunya.

"Hn."

"Nyebelin!" Kagome memukul pelan lengan Sesshoumaru.

Lagi-lagi senyum dari wajah pria itu terpampang nyata. "Kau suka, kan?"

Kagome tersenyum malu. "Iya, aku suka," bisiknya.

Salah satu karyawan gerai ponsel menyerahkan bungkusan. "Sudah dipindahkan, Tuan. Dan ini ponsel lama nya."

Sesshoumaru menyalakan tombol di sisi kanan. Manik emasnya tetap awas meneliti apakah ada yang miss atau tidak. "Apa data di sana sudah kau hapus?"

"Sudah, Tuan." Lalu mengambil laptop dan menyerahkan pada Sesshoumaru. Matanya menyipit, wajahnya tetap datar. Kagome pun ikut memeriksa. Tiba-tiba Sesshoumaru memutar laptop itu. "Ini apa?" Tunjuknya.

Pegawai gerai itu terkejut. Beberapa data milik Kagome belum terhapus.

"Kalian jangan menipuku!" Geram pemilik baritone itu dingin.

Kagome pun tak kalah terkejutnya. Astaga! Kok bisa?

"Aku tak mau terima alasan apapun!"

Keadaan mulai memanas. Sesshoumaru tampak marah. Pegawai ponsel ketakutan dan berkali-kali membungkuk untuk mendapatkan permohonan maaf dari pria itu. Merasa iba, Kagome melingkarkan lengan Sesshoumaru. "Sudah, sudah, enggak apa-apa. Lain kali kalian harus lebih teliti lagi ya," ujarnya lembut.

Sekali lagi mereka membungkukkan tubuhnya mengucapkan terima kasih. Disaksikan Sesshoumaru, mereka memeriksa semua dan menghapusnya. Kagome lega, bisa bahaya itu data penting kesebar.

Kagome menggelengkan kepalanya dan memegang ponsel berlogo apel. Dasar, walau bagaimanapun juga dia sangat menyayangi pria itu sepenuh hati. Perlahan dari luar jendela tersibak cahaya mentari bahwa hari sudah pagi. Segera menghabiskan sup jamur dan kopi latte nya dan habis mandi nanti harus berangkat ke kampus ada jadwal untuk mengajar.

.
.

Kagome menenteng totebag berisi makalah. Tas ransel kuning di belakang punggung. Penampilan gadis itu santai namun sopan. Kemeja ungu muda, celana pipa kulot warna hitam, ikat pinggang membelit pinggangnya yang ramping. Tangan kirinya memegang blazer hitam.

Beberapa mahasiswa menyapanya dengan ucapan selamat pagi kepadanya. Kagome hanya mengangguk dan memberi senyuman manisnya.

Sebuah mobil sedan dengan logo seperti tanda bintang berhenti di sampingnya. Sebuah kepala berambut perak muncul dari jendela mobil.

"Kagome."

Gadis itu menoleh. Oh my God! Bu Kimi! "Oh, pagi Ibu Kimi," sapanya.

Inukimi membuka pintu mobilnya. "Masuklah, aku mau culik kau."

Astaga! Kagome benar-benar enggak habis pikir. Ibu dan anak sama saja. Sama-sama hobi culak culik dirinya. "Maaf, hari ini saya ada kelas," tolaknya sopan.

"Aku tidak menerima penolakan. Hanya sebentar, kok."

Kagome menggaruk pipinya. "Aku harus izin dulu sama Sesshoumaru."

Perempuan cantik itu mengibaskan tangannya. "Soal itu aku yang bicara dengan anakku. Ayo masuklah."

Menurut, Kagome masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan apapun. Kagome memberanikan diri untuk bertanya. "Ibu Kimi, kita mau kemana?"

Wanita bergincu merah itu mengerling. Penampilannya sangat berkelas. Inner tanktop hitam, dengan bawahan kulot hijau botol. Blazer warna senada dengan kulot panjangnya sampai ke mata kaki. High heels hitam menghiasi kakinya yang putih bersih.

"Kita ke Hokkaido!"

.
.

Sementara itu Sesshoumaru sudah sampai di Todai. Bibirnya mendecih, napa sih ga diangkat? Sebuah pesan masuk yang isinya adalah: "Sesshoumaru, Kagome aku culik dulu. Sore aku pastikan sudah sampai. Kami akan ke Hokkaido."

Sesshoumaru menghela napas. Berarti hari ini jadwal mengajarnya padat. Duh .... Mana semua file ada di laptop Kagome. Di ruang dosen, dia berjalan mondar mandir seperti sedang menunggu seseorang. Gadis sampai sekarang tak kunjung jua menelponnya. Ini pasti ulah ibunya!

Miroku baru datang menatapnya dengan wajah keheranan. "Hei, 'Es Puter', ngapain jalan kesana kemari seperti setrikaan?"

Sesshoumaru menatap tajam. "Bukan urusanmu."

"Kau menunggu Higurashi ya? Kenapa kau enggak jadian aja ama dia?" Tukas Miroku seraya mempersiapkan bahan untuk presentasi di kelasnya.

'Sudah jadian kok!'

Sesshoumaru mengajar di kelasnya Kagome di jam berikutnya. Dia melirik bangku kosong di sebelah temannya, Sango. Selama menjelaskan manik emasnya terus mencari sosoknya di luar pintu. Berharap gadisnya cepat kembali.

"Higurashi, tolong kau ulangi perkataan Bapak!"

Kelas pun hening. Suara kasak kusuk dari mahasiswanya terdengar. Sango mengangkat tangannya ke atas. "Pak, Higurashi tidak masuk hari ini."

Sesshoumaru memejamkan kedua matanya. Kenapa aku lupa ya? Kemudian, Sesshoumaru menjelaskan sejarah era nya ninja. "Higurashi, apa kau--"

Kalimatnya terpotong. Cepat-cepat dia memasang wajah datarnya. Sial!

Ayame mengacungkan telunjuknya. "Pak, Higurashi tidak datang."

Sesshoumaru mengusap wajah tampannya. Gawat! ini sudah kedua kalinya! Bahaya entar.

Ginta ikut menyela. "Bapak kenapa sih dari tadi cari-cari Higurashi? Bapak rindu ya?"

Eaaaaakkkkk!

Kelas menjadi riuh. Hampir semuanya menggoda Sesshoumaru. Pria itu menutup wajahnya dengan tangan kanannya. Haduh ... celaka!

"Cieee cieee ada yang kangen nih yeeee?" Ayame yang paling semangat bahkan tidak peduli tatapan tajam dosen di depannya. "Enggak ada Higurashi kelas sepi ya, Pak?"

Cieeeeeee!

Sesshoumaru hanya bisa face palm.

"Pak, samperin aja kampung halamannya. Jangan sampai salah, entar malah lupa halaman berapa!" Tukas salah satu mahasiswa yang duduk di samping Ginta.

Perkataan itu langsung disambut gelak tawa seluruh kelas. Sesshoumaru tetap memasang wajah datar andalannya. Hanya bisa menatap mahasiswanya dengan nelangsa.

'Memangnya aku ini buku apa?' umpatnya dalam hati.

Entah kenapa Sango iseng menelpon Kagome. Menunggu sebentar dan matanya membulat. Eh, gaez diangkat dong. "Hallo, Kagome? Kemana aja kau? Capat balik, Pak Sesshoumaru dari tadi memanggilmu terus-terusan!"

Yang lain hanya menjawab, "Eaaaaaaaaakkk!"

Tawa membahana sontak jadi ramai. Mereka saling melempar canda. Sedangkan Sesshoumaru merengut. Untung saja mereka ini teman-teman Kagome. Kalau tidak nilai ujian diberi telur alias angka nol!

(Ahahahahahahaha!!!!!! //Authornya ngakak guling-guling liat pic ini. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Sesshoumaru malu banget. "Cepat hapus gambar ku!")

Kalau saja bayangan hitam muncul sudah pasti wajahnya merah padam karena malu. Sesshoumaru saat ini tetap memasang wajah datarnya. Tangannya sibuk mengetik di ponselnya.

Kagome, Cepat kembali!

TBC

Ahahahahahahaha //hush

Sumpah, i can't breathe! Hahahahahahha🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Harusnya kmrn dah update tapi aku bingung nentuin judulnya apa.

Tak henti-hentinya aku mengucapkan banyak terima kasih yang udah komen maupun yang vote.

Makasih banyak!

AmetoAi heheheuuu //kode kerad menanti 😎

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro