Bab 1
Karya Ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hokum yang berlaku di Indonesia.
Author @fireytika
Co-writer @benitobonita
Sakit.
Perih.
Aluca berusaha berontak melepaskan diri. Namun, berat tubuh vampir yang menindih gadis itu membuatnya kesulitan bergerak.
Napas hangat pria yang mengisap darahnya membuat bulu kuduk Aluca meremang. Gadis itu berangsur melemah. Namun, jari-jarinya bergerak dan bayangan hitam yang berada di sekitar mereka berangsur-angsur membentuk wujud sebuah tangan yang sangat panjang dan meraih sabit yang tergeletak tidak jauh dari dirinya.
Jantung Aluca berdegup cepat saat jemari gadis itu berhasil menyentuh permukaan dingin dari sabit raksasa miliknya. Dia menggenggam erat senjata dengan sisa-sisa tenaganya.
Aluca mengayunkan senjata ke arah punggung makhluk yang masih menindih dirinya. Jerit kesakitan terdengar dari laki-laki asing yang melepaskan gigitan.
Gadis itu segera bangkit dengan napas tersengal-sengal ketika makhluk itu akhirnya menyingkir darinya. Darah merah mengalir dari lehernya yang terluka. Dia menggunakan tangan kiri untuk menghentikan pendarahan. Mata merahnya berkilat marah mengamati sosok yang sedang bergulat mencoba menarik lepas senjata yang tertancap di belakang punggung.
"Vampir ...," desis gadis itu penuh kebencian. Dia mengayunkan tangan kanan dan seketika sabit raksasa miliknya terlepas dari punggung pria muda yang mengerang dan terbang tepat ke dalam genggaman tangannya.
Mata merah dari sang vampir menunjukkan rasa panik. Pria itu mengernyit kesakitan dan bergerak mundur. "Tung-tunggu! a-aku minta maaf ... a-aku tidak sengaja ...."
Aluca berjalan mendekat dengan langkah goyah. Makhluk terkutuk itu telah membuatnya kehilangan sebagian besar darah dan kepala gadis itu terasa pening. Dia mengeratkan cengkeraman pada gagang sabit, lalu mengayunkannya sekuat tenaga.
"Tunggu!" seru pria asing itu segera menunduk saat sebuah tebasan dilayangkan ke arahnya.
Pandangan Aluca mulai berkunang-kunang. Dia menopang tubuh dengan menggunakan tongkat senjata.
"He-hei, kau tidak apa-apa?" Vampir itu mendongak dan mengamati wajah Aluca yang pucat pasi.
Gadis itu mengertakkan gigi dan kembali mengangkat senjatanya dengan kedua tangan. Aluca mengayunkan sabit berat miliknya kuat-kuat sebelum dia mendadak kehilangan keseimbangan.
Vampir itu bergerak cepat dan menangkap tubuh mungil Aluca yang hampir jatuh tersungkur. "Hei, apa kau tidak apa-apa? Aku benar-benar minta maaf."
Napas Aluca tertahan sejenak. Gadis itu berontak dengan sisa tenaga yang dia miliki. "Menyingkir dariku makhluk pengisap darah!"
Laki-laki itu segera menuruti keinginan perempuan yang murka. Dia melepaskan pelukan, tetapi tidak beranjak menjauh.
"Kondisimu tidak baik," ucap vampir itu dengan ekspresi khawatir. "Kau seperti hampir pingsan."
"Dan itu karena ulah siapa?!" teriak Aluca sengit. "Sekali lagi kau berani menyentuhku, aku akan membunuhmu!"
"A-aku benar-benar menyesal. Kondisiku juga tidak baik dan aku membutuhkan da- .... Hei! Kau mau ke mana?!"
Namun, Aluca tidak tertarik mendengarkan dongeng yang akan diceritakan oleh seorang vampir pembohong. Dia membalikkan tubuh dan berjalan menjauh dengan langkah oleng tanpa menyadari bahwa pria itu membuntutinya dari jauh.
*****
Aluca berjalan menuruni jalan setapak menyusuri kota yang terlihat sepi dengan napas berat. Bangunan-bangunan yang berada di sisi kanan dan kiri masih tertutup rapat. Mata merah gadis itu membaca satu per satu tulisan yang terpasang untuk mencari penginapan.
Letih dan lapar. Dia benar-benar harus segera beristirahat dan memakan sesuatu. Tiba-tiba firasat gadis itu merasakan seseorang membuntutinya.
Aluca memutar tubuh. Namun, dia tidak menemukan seorang pun. Gadis itu bersandar pada batang pohon untuk mengambil napas sejenak. Udara dingin yang berembus memperparah kondisi tubuhnya yang mulai gemetar.
Aluca menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Luka pada lehernya mulai mengering, tetapi, aroma darah masih tercium.
Gadis itu kembali mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Dia menggeleng pelan untuk mengusir rasa pening lalu kembali berjalan.
Di bawah jembatan terlihat bayangan seorang pria yang berjalan mendekat. Aluca menghela napas lega. Setidaknya dia tidak sendirian di tempat asing itu.
Namun, insting gadis itu mengatakan ada hal yang aneh. Irama ketukan yang berasal dari tongkat jalan yang dipakai pria itu membuat bulu kuduk Aluca meremang.
Pria itu tersenyum kepada Aluca sambil menyentuh topi tinggi yang dikenakan olehnya. "Selamat malam."
"Ma-malam," jawab Aluca dengan suara lemah. Matanya tanpa sadar mengamati mantel tebal panjang yang menutupi tubuh sang pria.
Laki-laki itu mencuri pandang sejenak ke arah perban yang membalut luka di tubuh dan luka pada leher Aluca.
Aluca segera mengeratkan cengkeraman pada senjatanya. Instingnya mengatakan bahwa laki-laki itu berbahaya, tetapi tidak ada yang terjadi. Sang pria melanjutkan perjalanan.
Perempuan yang kelelahan itu tidak percaya begitu saja. Dia menunggu dengan siaga serangan tiba-tiba yang mungkin akan peroleh, tetapi suara langkah semakin samar hingga tidak terdengar sama sekali.
Aluca memutar tubuh untuk melihat sekeliling. Jalanan terlihat kosong. Tidak ada seorang pun di sana. Kabut malam semakin pekat bersamaan dengan suhu yang terus turun.
Gadis itu menghela napas lega. Seluruh otot tubuhnya yang semula menegang rileks seketika. Dia mulai melangkah. Namun, pendengarannya kembali menangkap suara asing dari balik tubuhnya.
Aluca menengok ke belakang dan seketika tubuhnya beradu dengan sesuatu. Gadis itu refleks memutar kepala menghadap depan dan matanya bertumbukkan dengan mantel tebal yang dipakai oleh pria yang sebelumnya berpapasan dengannya.
"Hati-hati," ucap laki-laki itu.
Aluca mendongak sehingga pandangan mereka bertemu. Pria itu tersenyum ramah dan kembali menyentuh ujung topi. "Mencari sesuatu?"
Namun, sebelum Aluca menjawab, perlahan seringai laki-laki itu semakin lebar sebelum dia menunjukkan taring dan menjilat bibir.
Karya ini adalah kolaborasi Fireytika & Benitobonita. Di publish ulang di akun author.
Versi komik dibuat oleh Fireytika, bisa dibaca gratis di webtoon
https://www.webtoons.com/id/challenge/aluca/ch-1-the-first-bite/viewer?title_no=280580&episode_no=1
first publish : 9 September 2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro