Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AS 7 - First Danger

[Author P.O.V]

“Kamu siapa? Mengapa kamu di sini?” Seketika itu pula, suasana pun semakin hening. Siapakah yang sedari tadi berada di sisi Sha itu?

Ternyata, setelah diamati dengan saksama, yang sedari tadi menghampiri Sha itu orang yang tidak dikenalnya. Maka dari itu, Sha langsung bertanya kepada orang tersebut, “Siapa kamu? Tolong jawab pertanyaanku, oke?”

Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya orang yang ada di samping Sha sedari tadi itu menjawab pertanyaan tersebut. “Namaku Leni. Aku adalah teman sekelasmu lho, duduknya di belakang kamu dan Deani itu. Salam kenal, ya. Senang berkenalan denganmu,” ujar seseorang yang ternyata namanya adalah Leni. Sha pun hanya ber-‘oh’ ria sejenak, setelah itu barulah dia menjawab pertanyaan tersebut. “Oh begitu. Oke sekarang giliranku memperkenalkan diri. Namaku adalah Sha. Memiliki nama panjang Shasha Oh Hikaru. Aku tidak menyangka jika aku duduk di depanmu, Len. Senang berkenalan denganmu juga. Semoga kita bisa menjadi teman,” kata Sha itu kemudian.

Kemudian, Sha dan Leni pun saling bersalaman, setelah mengulurkan tangan kanan mereka masing-masing. Setelah itu, barulah Leni mengalihkan topik pembicaraan dari perkenalan menuju ke kondisi Sha saat ini. “Bagaimana kondisimu saat ini, Sha?”

Gadis yang memiliki penutup mata kirinya itupun menjawab, “Kurang baik, Len. Kamu tahulah ‘kan, perihal ada yang gentayangan di sekolah kita begitu?”

Seketika itulah Leni pun langsung mengernyitkan dahinya. Dia tidak mengerti perihal siapa saja yang bergentayangan di sekolah mereka. Rasa penasarannya menggebu-gebu, tetapi asa ketakutan mengiringinya sehingga yang ada hanyalah rasa takut yang muncul, bukan rasa keingintahuannya. “Ih jangan begitu dong, Sha. Maksudmu, siapa? Aku tidak tahu apa-apa lho!”

Langsung saja gadis itu menyadari jika dia berbicara dengan orang yang salah. Maksudnya di sini adalah Sha berbicara dengan orang yang tidak mengetahui apa-apa. Maka dari itu, gadis berpenutup mata sebelah itupun berkata, “Oh lupakan saja deh, Len. Tidak usah dipikirkan. Sayang juga kalau kamu—“

“Tetapi Sha, aku ingin tahu ...,” ujar Leni lirih seraya memotong kata-kata yang diucapkan oleh Sha. Leni ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, namun Sha malah menggelengkan kepalanya sejenak. Lalu, dia berkata, “Aku sudah bilang tidak u—“

Prang!

Tiba-tiba terdengar suara kaca yang pecah di sekitar mereka. Leni yang merasa sangat terkejut itupun segera berlari ke arah sumber suara, sedangkan Sha pun hanya diam saja, mengamati gerak-gerik temannya dari jauh sekaligus mencoba untuk menoleh ke arah sumber suara, karena pada saat itu, kepalanya sedang dalam kondisi yang sangat menyakitkan.

“Siapa sih itu? Duh ada-ada saja deh ah!” seru Leni kemudian, setelah menghampiri sumber suara tersebut. Ternyata, kaca jendela ruang rawat di sekolah mereka itu pecah bukan main, dan tidak terlihat orang yang melakukan ini semua.

Hingga pada beberapa saat kemudian, Leni merasa syok. Tiba-tiba saja, dia mundur ke belakang dan terjatuh terduduk begitu saja di lantai. Sha yang melihatnya pun juga terkejut dan berseru, “Leni, kamu baik-baik saja?!”

“Sha, aku takut ...,” ujar Leni gemetaran. Dia merasa sangat takut akan apa yang dia lihat. “A ... aku melihat makhluk yang tak kasat mata, Sha. Dia menyeramkan banget, dan aku takut dia ingin membunuhku dan juga kamu ..., Sha ...,” lanjutnya lagi. Sha pun merasa kebingungan akan alasan Leni itu menyebut namanya di akhir kata tersebut. Gadis itupun bertanya lagi, “Lho, kok namaku disebut-sebut, Len?”

“Karena katanya dia juga akan menyerbumu, Sha ... mending kita lari sekarang ....”

Sha itupun masih tidak mengerti akan apa yang terjadi. Akhirnya, dia pun memutuskan untuk menghampiri Leni dan mencoba untuk melihat makhluk halus yang dimaksud oleh temannya itu. Rupanya, setelah dihampiri sumber suara tersebut, ternyata tidak terlihat, karena pada saat itu dia masih memakai penutup mata kirinya.

Akhirnya, yang bisa dilakukan oleh Sha hanyalah mencoba untuk membuka penutup mata kirinya itu. Namun ketika dia menyadari bahwa temannya ini hanyalah manusia biasa, meskipun bisa dikatakan tidak biasa karena tadinya bisa melihat makhluk halus yang menghancurkan kaca jendela tersebut, akhirnya Sha mengeluarkan kekuatan dari dalam tubuhnya yang dapat membuat orang lain pingsan.

Sebelum itulah, Sha meminta maaf kepada Leni. “Maaf, Len. Tetapi kamu tidak boleh tahu apa yang ada di dalam mataku ini,” ujar Sha kemudian, lalu kekuatannya dikerahkan dan seketika itu pula, Leni langsung pingsan di tempat.

Sha pun mencoba untuk membuka penutup mata kirinya itu, dan ternyata, dia bisa melihat makhluk halus tersebut. Memang benar terhadap apa yang dikatakan oleh teman barunya itu. Menyeramkan karena berlumuran darah dari rambut hingga pakaian yang dikenakannya, kakinya tidak kelihatan, matanya hilang, entah siapa yang menggerakannya hingga sampai di tempat Sha dan Leni sekarang ini.

“Oh ternyata kamu bisa melihatku, ya?”

Sha yang masih tidak percaya terhadap apa yang dia lihat itu hanya menganggukkan kepalanya, tanpa ada rasa takut sedikitpun pada makhluk tersebut. Akhirnya, yang bisa dilakukannya adalah membalas perkataan makhluk tersebut, “Iya, aku bisa melihatmu.”

“Matamu unik juga, asalnya dari mana sampai kamu bisa mendapatkan mata yang berbeda dari yang lain?” tanya makhluk halus itu lagi.

Sha pun mengernyitkan dahinya pertanda bingung. Dia pun segera mengambil cermin pribadinya dan berkaca terhadap benda tersebut. Sudah jelas bahwa mata kirinya berbeda dari yang lain. Gadis itupun menjawab dengan menyisakan rahasia yang tidak boleh diketahui oleh makhluk lainnya, “Maaf, kamu tidak boleh tahu soal asal-usul mata kirimu itu.”

“Kenapa?”

“Karena ini berbahaya, dan kamu tidak akan kuat menghadapiku dengan mata kiriku itu,” ujar Sha itu lagi.

Fyi, Sha yang berbicara dengan makhluk halus itu masih Sha yang asli, bukan versi 'Alter Ego'-nya gadis itu ya.

“Kalau begitu, izinkan aku untuk mengutak-atik tubuhmu,” kata makhluk halus itu lagi, lalu terdengar tawa jahat yang menggema ke seisi ruangan yang sempit itu. Sha yang menyadari niat jahat makhluk itupun langsung mundur ke belakang, seraya ketakutan pada makhluk itu lagi. Dia pun langsung menutup mata kirinya dengan penutup matanya, namun sayangnya makhluk itu tetap saja kelihatan di sekitarnya, seakan-akan tidak ada yang bisa memutuskan kontak mata antara Sha dengan makhluk halus yang ada di depannya.

Beginilah adanya. Jika seseorang sudah mengizinkan makhluk halus untuk melihat Sha, maka tak ada yang dapat mengembalikannya ke kondisi semula. Sebenarnya ini bisa, tetapi Sha tak bisa melakukannya, mengingat hanya baru beberapa hari saja dia sudah berkutat dengan mata kiri yang ditutup itu.

Biarpun Sha tidak dapat memutuskan kontaknya dengan makhluk halus yang sudah berniat jahat padanya itu, namun setidaknya mata kirinya sudah terlindungi oleh penutup kain yang semoga saja tidak terjadi apa-apa terhadap benda tersebut. Namun, sebentar lagi, Sha dibantu oleh sisi Alter Ego dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian, nampaklah ciri-ciri yang takutnya membahayakan dirinya sendiri. Aura merahnya keluar dari tubuh gadis tersebut, dan segalanya diiringi dengan aura gelap. Penutup mata kirinya tiba-tiba terbuka dan terbang tak tentu arah begitu saja. Alhasil, nampaklah mata kirinya yang bernyala-nyala cerah dan tak dapat diduga sebelumnya.

Diucapkannyalah satu mantra yang dapat mengubah dirinya menjadi sosok Sha yang lain dari yang biasanya, setidaknya mirip dengan makhluk yang pernah ditemuinya di saat masuk dalam alam mimpinya waktu itu. Apa yang terjadi sebenarnya?

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro