AS 14 - Where Are They?
[Author P.O.V]
Sebelumnya, Sha dan teman-teman anggota The-RET mendapat misi yang pertama kalinya disaat Sha sudah menjadi bagian dari organisasi Red Eye tersebut. Mereka akan pergi ke sektor 3 pedalaman Jepang untuk penyelamatan warga-warga di sana. Maka dari itu, Sha dan teman-temannya yang berjumlah 15 orang totalnya itupun segera pergi menaiki satu dari ketiga helikopter yang dapat dipakai oleh mereka. Namun di saat perjalanan, sesuatu yang buruk terjadi pada Sha dan teman-temannya, dimana helikopter 1 yang mereka naiki itu mesin dan baling-balingnya itu rusak, sehingga tak dapat berfungsi dengan baik. Akhirnya, helikopter itu jatuh ke bawah, namun untungnya tak meledak karena mendarat tiba-tiba di tempat yang aman. Seketika itulah, semua yang ada di helikopter 1 itupun pingsan, tak terkecuali Sha.
Dapatkah mereka selamat, karena Alter Ego-nya Sha, ataupun karena yang lainnya, atau mereka tak akan selamat satupun? Inilah kelanjutan kisah Alter Sha.
***
Beberapa menit kemudian, Sha mendahului Yukata, si ketua timnya di helikopter 1. Maksudnya adalah gadis itu telah sadarkan diri dan kepalanya masih terasa berdenyut kencang alias pusing. Mungkin saja ada trauma di kepalanya, tapi semoga saja tak sampai ke efek samping beratnya yaitu amnesia alias lupa ingatan. Penutup mata kirinya masih terpasang dan akhirnya, gadis itupun berniat untuk membukanya, mumpung saat itu semua temannya dalam kondisi pingsan.
Gadis itu tak berniat sama sekali untuk membangunkan mereka karena akan terasa susah, mengingat kejadian helikopter jatuh itu terjadi secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya. Maka dari itu, Sha berusaha untuk mencari penyebab helikopter jatuh itu. Namun, praduganya berkata bahwa yang melakukan ini semua adalah makhluk halus. Benarkah demikian?
Entahlah, tetapi semuanya akan terjawab.
***
Sementara itu, kedua helikopter lainnya mendarat di kedua tanda H dengan selamat. Semua anggota di dalamnya itupun segera turun dari helikopter masing-masing dan tak sabar untuk menuntaskan misi penyelamatan dengan kekuatan Red Eye mereka. Namun, sang ketua tim dari helikopter 2 itupun menghalangi mereka untuk mendahului sang pemimpin.
“Tunggu semuanya. Jangan ada yang pergi ke sana terlebih dahulu!” seru sang ketua dari helikopter 2. Maka dari itu, semua yang tadinya berniat untuk mendahului ketua itupun berhenti melangkahkan kaki mereka, mendengarkan sang pemimpin berbicara di hadapan mereka.
Setelah dirasa semua anggotanya memperhatikan orang yang akan berbicara, sang ketua dari helikopter 2 itupun memulai pembicaraannya. “Jadi begini. Kalian merasa ada yang janggal, tidak? Maksudku, ada yang kurang dari kita semua sebelum misi ini dijalankan?” tanya sang ketua yang dikenal dengan sebutan Kuro itu.
Respon mereka pun berbeda. Ada sedikit orang yang hanya mengidikkan kedua bahu masing-masing, ada beberapa orang yang bilang ‘tidak tahu’, dan beberapa orang lainnya berseru, “Ada yang janggal, Ketua! Satu helikopter tak sampai di sini!” Lantas, beberapa orang lainnya yang hanya merespon ‘tidak tahu’ maupun dengan gerakan itupun langsung terkejut setengah mati, kecuali orang yang membuka pembicaraan dari tadi.
Sesuatu yang buruk telah terjadi. Helikopter 1 menghilang tanpa jejak dan semuanya pun merasa terkejut bukan main. Tak paham lagi akan apa yang harus dilakukan.
Maka dari itu, si ketua di helikopter 2 itupun berkata lagi, “Oke, kalian benar ya. Jadi, namaku Kuro selaku pemimpin dari helikopter 2. Nah, karena ini briefing, lalu kita juga mendengar kabar bahwa teman-teman kita di helikopter 1 terkena musibah dan mereka semua menghilang dari radar helikopter lainnya, makanya kita harus berpencar.”
“Ha-ha-hah?! Berpencar?!” seru yang lainnya, terkejut akan pernyataan barusan.
Dengan helaan napas sejenak, Kuro itupun berkata lagi, “Iya. Kita harus berpencar. Akan ada beberapa orang yang akan pergi mencari teman-teman kita, dan sisanya lakukan misi yang Mr. Kimchin koarkan sebelumnya. Jadi, yang setim sama aku akan mencari Yukata dan anak-anak buahnya, sedangkan yang lainnya pergi laksanakan misi penyelamatan di sektor 3 pedalaman. Bagaimana?”
Benar saja, pembagian tugas langsung saja dikoarkan oleh sang ketua di helikopter 2, Kuro. Untung saja, tak ada yang protes pada saat itu, melainkan semuanya menganggukkan kepalanya tanda setuju, meskipun ada juga beberapa orang yang rata-ratanya merespon ‘Oke, Bos!’ atau sejenisnya.
“Baiklah. Jadi kalian semua setuju, ya. Oh iya, sebelum kita akhiri briefing singkat ini, apakah ada yang ingin bertanya?” tanya si Kuro sebelum acara pembagian tugas anggota-anggota yang tersisa itu ditutup. Namun, tak ada yang bertanya lagi pada sang ketua. Maka dari itu, semuanya dianggap sudah memahami tugas masing-masing, dan acara briefing itupun dapat ditutup.
Kuro pun akhirnya mengatakan sesuatu itu lagi seraya menyerukan kekompakan kepada kesembilan orang lainnya. “Oke, karena tak ada lagi yang ingin bertanya, maka acara briefing ditutup. Terima kasih atas respon kalian yang luar biasa, tak ada satupun yang protes. Semangat dalam menjalankan misi, jangan sampai menyerah ketika belum berujung hasil, oke? Ayo keluarkan yel-yel kita sebelum misi dan kompakkan kita semua sebagai tim The-RET!”
Maka semua orang yang ada di lokasi tersebut langsung berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar, dan mengulurkan satu tangan mereka ke tengah-tengah, saling bertimpa antara satu tangan dengan tangan yang lain, demi kekompakan. Setelah semuanya mengulurkan sebelah tangannya masing-masing, Kuro memimpin yel-yel kelompok yang biasanya dipakai oleh tim The-RET, ya mungkin saja Sha belum tahu soal yel-yel itu.
“T for the, r for red, e for eye, t for team. The Red Eye Team, we are strong strangers! The Red Eye Team, come on!!!” seru Kuro itu kemudian ketika memimpin yel-yel yang ada di organisasi The-RET. Mereka pun mengikuti apa kata Kuro, lalu menggerakkan tangan mereka ke atas—maksudnya ke langit, berharap semoga misi kali ini berhasil.
Karena mereka akan menghadapi dua misi sekaligus, dimana satunya adalah misi mendadak.
***
Kembali ke Sha, dimana gadis itu sudah membuka penutup mata kirinya. Dia tak menyangka jika ada yang sedari tadi menguntit satu tim di helikopter 1 itu. Seketika itulah, gadis itu menduga bahwa sosok itulah yang berperan penting untuk mencelakai Sha dan empat orang lainnya.
“Oh jadi dia yang diduga merusak mesin helikopter sehingga kami semua jatuh dan pingsan di tempat. Benar-benar keterlaluan!” seru Sha dimana hatinya memberontak untuk melenyapkan sosok yang demikian.
Disaat Sha mengatakan demikian, di saat itu juga sisi Alter Ego dari Sha mulai menguasai tubuh gadis itu. Kedua mata gadis itu berubah warna menjadi merah yang menyala-nyala seraya ingin copot dari tempatnya. Tak peduli akan kondisi gadis itu yang sebenarnya mulai melemah gara-gara kejadian mendadak itu, Alter Ego langsung saja memerahkan kedua mata Sha, dimana kekuatan Red Eye mulai muncul.
Suara gadis itupun berubah, seakan-akan bukan si gadis yang berbicara, namun lebih mirip ke suara seorang lelaki. “Kau yang menghancurkan helikopter kami, ‘kan?” tanya si Alter Ego-nya Sha itu. Namun, sosok halus yang ada di hadapannya itupun hanya menggelengkan kepalanya, dan itulah yang membuat Sha—maksudnya yaitu si Alter Ego tersebut tak mempercayainya.
“Bohong kau!” seru Alter Ego itu lagi. “Hanya kaulah yang ada di sekitar kami, dan awalnya kau berniat untuk menghancurkan kami semua, ‘kan? Maksudku, melenyapkan keberadaan kami berlima dari dunia yang fana ini!” seru sosok yang sedari tadi berniat untuk melindungi Sha dari bahaya yang mengancam sekitarnya.
Lalu terdengarlah tawa yang “menjijikkan” dari sosok yang memang berperan besar untuk itu. Setelah berhenti tertawa, dia pun berkata, “Kalau memang aku yang melakukannya, kau mau berkata apa?” Lantas, Alter Ego itu langsung mengepalkan kedua tangannya.
Dia pun berseru dalam hati, “Matilah kau.”
***
To be Continued.
Mind to Vote and Comment?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro