AS 11 - Welcome to New Team!
[Author P.O.V]
Sebelumnya, Sha memutuskan untuk berpisah dari Ryu dan Leni, alias meninggalkan sekolah dan mendaftar ke suatu organisasi yang berhubungan dengan militer. Lantas saja, mereka tak setuju atas keputusan yang dibuat oleh gadis tersebut. Bagaimana mungkin tubuhnya yang mungil ini memungkinkannya untuk bisa mengikuti segalanya di bidang militer, apalagi pada saat melindungi negara dan sebagainya. Dia pun juga sudah meminta izin pada ibu Sin, namun sayangnya, beliau meragukan anaknya. Akhirnya, Sha pun tak jadi pergi.
Hingga pada beberapa tahun kemudian, semuanya berubah dan tak ada yang dapat menolaknya. Kehidupan Sha benar-benar berubah nantinya.
***
“Selamat datang di The Red Eye Team, Shasha oh Hikaru.” Sambutan tersebut sudah tak asing lagi didengar di telinga siapapun, termasuk juga Sha. Gadis itu kini telah menjadi bagian dari organisasi yang dimana semua anggotanya mempunyai kemampuan mengubah warna kedua mata menjadi berwarna merah, namun menguntungkan, meskipun ada sisi negatifnya juga.
“Arigatou,” ujar Sha singkat. Setelah itu, gadis tersebut kembali ditanya oleh salah seorang anggota lama di situ, “Namamu siapa? Asalnya dari mana? Aku tak menyangka jika kamu disini mendaftar sebagai anggota, padahal kamu perempuan di sini. Jarang-jarang lho!”
Sebelum Sha menjawab pertanyaan tersebut, orang yang menanyakan pertanyaan barusan itupun langsung disorakkan oleh anggota-anggota lainnya. “Wooooh! Ketahuan modusnya nih, ehem ehem!” seru salah seorang di antara mereka yang menyoraki orang yang dianggap ‘modus’ tersebut, lalu diikuti dengan gelak tawa dari semua yang hadir, berniat untuk mempermalukan orang yang bertanya mengenai nama dan asal kota Sha.
Salah seorang lainnya pun menyahut, “Lagipula, kita sendiri kan sudah tahu namanya. Es ha a es ha a o ha ha i ka a er dan u. Mengapa kau memintanya mengulangi nama panjangnya? Itu sudah jelas terdengar tahu!”
Sha yang mendengar dan melihat tingkah laku para anggota lamanya itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Sudahlah. Biar aku mengulangi namaku sendiri. Jadi, namaku adalah Shasha Oh Hikaru, biasa dipanggil Sha. Aku berasal dari Tokyo namun tinggalnya di Nagoya. Salam kenal ya.”
“Kok bisa berbicara bahasa Indonesia?” tanya salah seorang lelaki yang lainnya itu kepada gadis yang baru saja memperkenalkan dirinya sendiri.
Sha pun langsung menjawab, “Karena pada waktu aku masih berumur 1 atau 2 tahun, aku tinggal di Indonesia, waktu itu karena keperluan penyusuan dan sebagainya.” Seketika itu, lelaki tersebut langsung membulatkan kedua bibirnya hampir membentuk lingkaran.
“By the way, Sha. Bagaimana kemampuan mata merahmu saat ini? Ayo tunjukkan pada kami!” seru salah seorang anggota lama yang lainnya di organisasi The-RET, begitu biasa orang menyingkat nama organisasi tersebut. The Red Eye Team adalah organisasi yang cukup handal dalam urusan tarung-bertarung, singkatannya The-RET.
Itu saja yang Sha ketahui saat ini, soalnya masih banyak rahasia yang belum terkuak dan diketahui oleh gadis tersebut. Dicurigai bahwa organisasi ini juga menyimpan banyak hal mistis, baik di sekitar mereka maupun pada anggota-anggotanya sendiri. Di organisasi tersebut juga ada pengurus yang dimana Sha sendiri belum mengetahuinya sama sekali. Apalagi di saat Sha memutuskan untuk bergabung dalam organisasi tersebut, dia tak melalui seleksi apapun, alias biasa saja dan natural.
Tetapi pasti lama-kelamaan Sha mengetahui semua rahasia yang ada di The-RET.
Kembali ke cerita, dimana Sha diminta untuk menunjukkan kemampuan mata merahnya. Mengenai kemampuan itu yang hanya akan dikeluarkan oleh Alter Ego-nya, Sha pun berkata, “Maaf, aku tak bisa mengeluarkannya sekarang, karena ada prosedurnya tersendiri. Jadi, aku tak bisa menunjukkan kemampuan Red Eye diriku sendiri.”
“Oh jadi begitu. Okedeh, aku tak akan memaksa. By the way, kenalkan aku adalah Reina.” Seketika itulah, Reina dan Sha saling berjabat tangan secara langsung, satu sama lain.
Setelah selesai berjabat tangan, Sha pun kembali bertanya kepada semua yang hadir menyambut kedatangannya tadi, “Oh ya Reina, aku ingin bertanya. Bagaimana kondisimu saat ini? Apakah kemampuan Red Eye-mu masih mumpuni seperti biasanya?”
Dengan entengnya, Reina pun menjawab, “Aku baik-baik saja dan kemampuanku juga tak hilang kok. Kalau hilang, buat apa aku masuk sini coba? Buang-buang tenaga saja deh, Sha. Kalau kamu juga, ‘kan?”
“Sebenarnya kemampuanku bisa dibilang sedikit lebih dari kalian, karena telah ada sejak masa aku masih kecil, hanya saja aku baru masuk organisasi The-RET ini baru sehari dua hari begitu. Jadi aku gak begitu memikirkan kemampuanku, dan hanya menggunakannya jika ada suatu bahaya yang cukup besar dan harus segera dibasmi.
“Aku juga menyadari bahwa kekuatanku belum begitu berefek baik untukku, karena yang menggunakannya adalah bukan dari diriku sendiri, tapi ... dari seseorang yang mirip diriku sendiri,” jelas Sha kemudian.
“Jadi begitu ya,” ujar Reina, teman baru Sha itu. “Kalau begitu kamu ikut aku ke suatu tempat karena aku ingin memperkenalkanmu pada bangunan yang menjadi markas The-RET dari dulu sampai sekarang. Ayo!” Langsung saja Reina menarik tanganku untuk berkeliling markas The-RET sejenak.
***
Di sisi lain, Ryu sedang mencari keberadaan Sha yang menghilang layaknya ditelan bumi. Dia tak rela jika Sha berpisah dengan dirinya apalagi ketika gadis itu memutuskan untuk pergi tanpa izin. “Sha, kemanakah dirimu? Mengapa kau pergi meninggalkanku? Aku tak rela jika kau pergi, tahu!” seru Ryu kemudian.
Lalu, dia berlari-lari tanpa arah yang jelas, tanpa prosedur, dan tanpa petunjuk apapun tentang keberadaan Sha yang tak diketahui. Hingga beberapa saat kemudian, dia pun lelah sendiri, karena energinya telah habis digunakan untuk hal yang sia-sia saja.
“Aduh, kemana dia? Dia benar-benar menghilang tanpa kabar astaga!”
***
“Markas The-RET ini kita namakan dengan Ret in Peace. Hampir mirip dengan tulisan RIP yang biasa di makam-makan itu, ‘kan? Nah, ini kan singkatannya Red Eye Team in Peace. Dengan harapan, markas ini bisa menjadi markas yang aman bagi semua anggotanya, dengan kata lain tak akan hancur karena pemberontakan apapun. Begitu,” jelas Reina pada Sha yang masih manggut-manggut ketika mendengar penjelasan dari teman barunya itu.
Beberapa saat kemudian, Sha pun berkata, “Oh jadi begitu. Kreatif sekali ya nama markas kalian.” Dia berkata demikian sambil bergumam yang tak jelas. Lantas saja Reina pun menggelengkan kepalanya dan inilah yang membuat Sha menjadi kebingungan akan maksud teman barunya itu.
“Maksudnya begini, Sha. Sebenarnya tak kreatif amat jika para petinggi organisasi The-RET ini menamakan markas ini dengan sebutan Ret in Peace. Karena pada saat itu, kami membuat organisasi ini dalam kondisi yang terdesak, makanya aku di sini sebagai angkatan pertama, dan kamu masuk ke sini sebagai angkatan kedua. Beda, ‘kan?” kata Reina itu lagi, dengan panjang lebar.
Sha itupun mencoba untuk memahami semua yang dikatakan oleh Reina. Setelah itu, gadis itupun bertanya, “Berarti organisasi ini baru ada sejak setahun yang lalu, ya?” Reina pun langsung mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengiyakan.
“Oh jadi tak begitu lama dong mulainya. Hebat banget.”
Tiba-tiba saja, obrolan mereka seketika terhenti ketika satu di antara mereka berdua berteriak, “Astaga!” Sha dan Reina dikejutkan atas sesuatu yang aneh di depan mereka. Tiba-tiba saja barang-barang jatuh di hadapan mereka. Sha sendiri bisa melihat makhluk yang melakukan hal keji tersebut. “Siapa sih dia? Mau apa dia pada kami berdua? Memang benar cari gara-gara dia ini.”
To be Continued.
Mind to Vote and Comment?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro