Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AS 10 - Don't Go, Sha!

[Author P.O.V]

Sebelumnya, Sha terbangun di suatu ruangan yang sangat gelap dan hanya sedikit cahaya yang masuk ke dalamnya. Ketika gadis itu terbangun, Ryu dan Leni setia menunggu Sha sampai sadar. Lalu, mereka berdua pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Sha, karena Leni ingin memasak makanan yang enak untuk Sha. Namun ketika gadis itu sendirian di ruangan gelap, tiba-tiba datanglah sosok makhluk halus yang lagi-lagi menakutkan bagi Sha. Untung saja, kedua temannya itu cepat kembali ke sisi gadis itu.

***

“Ada apa, Sha? Kok kamu kebingungan?” tanya Leni itu lagi ketika mendapati Sha malah kebingungan ketika diberi makanan oleh dirinya.

Tak menunggu waktu yang lama, Sha langsung menjawab, “Begini, Len. Aku berpikir untuk masuk ke suatu barisan pertahanan diri dengan orang-orang luar. Pasalnya aku tak sanggup lagi untuk bertahan di sini, hanya melawan sendirian sedangkan tak ada yang dapat memberikan dukungan padaku.

“Di sini aku hidup dengan mata sebelah saja, yang normal dan tak ada gangguan sedikitpun. Sedangkan mata satunya tak mungkin dapat kembali lagi ke kondisi aslinya, karena ini memang takdir yang harus kujalani. Jadi ... aku lebih memilih untuk menjadi seorang tentara ataupun sejenisnya yang dapat melatihku untuk—“

“Jadi, kau ingin meninggalkan kami?” tanya Ryu di sela-sela obrolan Sha yang berhasil mereka potong.

Sha pun menghela nafasnya sejenak. Sebenarnya dia tak ingin berpisah dengan Ryu dan Leni, namun apa daya, takdir mengharuskannya untuk meninggalkan kedua temannya itu, entahlah kapan dia bisa kembali untuk mereka, karena pastilah sebagian besar waktu yang dimilikinya kebanyakan digunakan untuk berbakti kepada yang lain.

“Sha, engkau masih kecil. Apakah kau yakin ketika ingin memutuskan untuk pindah dari sekolah yang kita jalani ini? Perjalanan kita masih panjang, Sha. Kuyakin kau pasti masih bisa bertahan di sini. Kami akan selalu mendukungmu kapanpun kau meminta kami untuk tetap di sisimu,” sahut Leni kemudian.

Sha pun tak ingin berpisah sebenarnya. Gadis itu kembali mengeluarkan air matanya, lalu memeluk Leni dan ini semua terlihat oleh Ryu, satu-satunya cowok di antara mereka bertiga. Pasalnya, mereka bertiga sudah menjalin pertemanan yang erat dan tak ingin berpisah, apalagi ketika Sha memutuskan untuk melewati jalur yang berbeda dari Ryu dan Leni, dimana mereka berdua ingin menyelesaikan semuanya di sekolah.

Di sela-sela pelukan itu, Leni pun berkata pada Sha, “Sha, bukannya aku tak mengizinkanmu untuk pergi, namun ... aku takut kalau kamu tak kuat ketika berada di luar. Apakah kamu yakin ketika kamu harus meninggalkan sekolahmu hanya demi mencari perlindungan atas dirimu?”

Mendengar kata-kata tersebut, Sha pun berkata, “Aku yakin dengan pilihanku, Len. Aku tak sanggup lagi dikejar-kejar oleh makhluk halus di tengah kesendirianku selama ini, meskipun sebenarnya kutidak rela jika harus berpisah dengan kalian berdua ....” Gadis itu berkata dengan penuh lirih, suaranya pelan namun masih dapat didengar oleh mereka berdua. Leni pun hanya menghela nafas beratnya, diikuti oleh Ryu.

Ryu, Leni, dan Sha berada dalam suasana yang menyedihkan.

***

Keesokan harinya, akhirnya Sha keluar dari ruangan yang bernuansa lain dari yang lain. Gadis itu tak langsung berpisah dengan Leni dan Ryu. Dia malah menumpang di rumah Leni, tak ingin kembali ke rumahnya terlebih dahulu. Melihat tingkah laku Sha saat ini, Leni pun menganjurkan sesuatu pada temannya itu. “Sha, aku sarankan kau pulang saja ke rumah. Beritahu keinginanmu itu pada orang tuamu. Kalau kamu tak melakukan hal tersebut, mereka pasti sedih atas kepergianmu,” usul Leni pada akhirnya.

Sedangkan Sha pun tak mengerti, apakah ibu Sin akan mengizinkannya pergi dari rumahnya.

Melihat tak ada respon dari Sha, Leni pun kembali melanjutkan perkataannya pada gadis di hadapannya itu. “Aku tahu kalau kamu sedang dilanda kegalauan gara-gara mata sebelahmu itu. Namun bukan berarti kau harus lari dari masalah sedangkan di sini masih ada yang berada di sisimu. Jangan terlalu terbawa perasaan, hanya karena kamu gak merasa kalau kami itu sebenarnya memperhatikanmu selama ini. Jangan begitulah, Sha.”

“Iya, Sha. Sebenarnya aku dan Leni juga sayang padamu. Tolong jangan tinggalkan kami, karena ini sangat berat ketika kita bertiga harus berpisah saat ini juga,” sahut Ryu kemudian, setelah Leni menyelesaikan perkataannya itu.

Ryu, Leni, dan Sha pun kemudian saling berpelukan satu sama lain. Di rumah satu di antara merekalah tempat mereka berkeluh kesah satu sama lain. Keluh kesah saat ini hanyalah tentang perpisahan Ryu dan Leni dengan seorang gadis yang telah lama menjadi teman mereka, yaitu Sha.

Sha tak mengira bahwa Ryu dan Leni akan menangisi kepergiannya, namun dia pun tak tega ketika harus berpisah dengan kedua temannya sekalipun hanya merekalah yang Sha miliki saat ini. Gadis itupun berkata dengan lirihnya, “Ryu, Len, aku tak menyangka jika kalian bakal menangis jika aku pergi nanti. Tapi ... ini adalah takdir dan kuharus menjalaninya dengan sepenuh hati. Ini semua juga karena mata sebelahku yang tak normal. Maka dari itu, kuputuskan untuk mengasingkan diri dari kalian.”

“Tapi kenapa, Sha? Kenapa kau harus pergi dari kami? Tak ada yang mencoba untuk mengasingkanmu dari sini!” seru Leni itu kemudian. “Lagipula, kami gak akan pernah mencoba-coba untuk mengusirmu hanya gara-gara mata sebelahmu yang tertutup itu,” lanjut gadis itu lagi, kali ini dengan suara lirihnya.

Sha itupun hanya menghela nafas beratnya, dan ia pun tak tahu lagi apa yang harus dikatakan oleh dirinya. Sedangkan Ryu hanya diam tak bersuara sedikitpun. Gadis itupun kemudian hanya memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah temannya itu. Leni pun kemudian langsung mengejar Sha. “Sha, tunggu!” seru gadis itu kemudian.

Namun sayangnya, Sha hanya bisa berlari tanpa melihat ke belakang. Akhirnya, Leni pun menyerah dan tak dapat mengejar gadis itu lagi.

***

“Benarlah, kamu ingin keluar dari sekolah itu?” tanya ibu Sin itu pada Sha. Ceritanya, mereka berdua sedang berbincang-bincang dalam masa-masa santainya. Sha pun hanya menganggukkan kepalanya, seraya berkata, “Iya, Bu. Pasalnya Sha tak mampu lagi untuk bertahan dalam kondisi seperti ini. Setidaknya, Sha punya teman seperjuangan di dalam suatu tim.”

“Tapi kenapa, Sha? Kenapa harus keluar dari sekolah? Kamu masih muda, Nak. Pikirkanlah masa depanmu itu dengan sebaik-baiknya. Jangan membuat yang lain kecewa karena keinginanmu itu,” ujar ibu Sin dengan lirihnya. Berarti, dari kata-kata beliau barusan, ibu Sin tak rela jika harus berpisah dengan anaknya itu.

Apalagi, Sha ini masih kecil dan belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan luarnya. Ibunya belum bisa melepasnya untuk menjadi seorang gadis yang mandiri di saat-saat seperti ini. Akhirnya, Sha hanya bisa menghela nafas beratnya dan kembali bersabar hingga waktunya tiba untuk pergi meninggalkan rumah tersebut.

Terutamanya, Sha akan berpisah dengan Ryu dan Leni.

Hingga pada beberapa saat kemudian, Sha dihampiri oleh Leni kembali. Ternyata, temannya Sha itu tak pantang menyerah dan mengejar Sha hingga berhasil menemukan Sha dalam kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun. “Sha, ternyata kamu di sini rupanya!” seru Leni. Sha yang kemudian menoleh ke arah Leni itupun bertanya, “Kenapa, kamu kangen padaku?”

“Iya dong. Aku gak ingin pisah denganmu, tahu!” seru Leni itu kemudian. Akhirnya, Sha dan Leni pun saling berpelukan satu sama lain, dengan sangat eratnya.

Hingga pada beberapa tahun kemudian, semuanya berubah dan tak ada yang dapat menolaknya. Kehidupan Sha benar-benar berubah nantinya.

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro