Part. 46 Ending
Langkah kakinya mulai perlahan berhenti. Saat sorot matanya terhenti melihat gundukan tanah dengan nisan yang tertulis nama kekasihnya. Dadanya terasa sesak, air mata berjatuhan entah sejak kapan. Ia merasa sesuatu telah hancur, tujuan hidupnya sudah bilang. Bagaimana ia bisa hidup, jika dua perempuan yang sangat dicintainya meninggalkannya begitu saja.
“A-alren, plis jangan pergi malam ini. A-aku beneran takut. Aku mohon, malam ini aja.”
“Hari ini aku ulang tahun.”
“Yang udah berlalu, biarin berlalu. Kita mulai yang baru.”
“Kalo aku nggak ada, kamu harus jaga kesehatan.”
“Kita ke kafe pertama kita kencan gimana? Aku pengen banget ke sana sama kamu buat terakhir.”
“Aku tidur, ya.”
"I love you, Recil."
Jelas sekali, Alren masih teringat jelas ucapan Rinzy saat itu. Gadis itu mendadak sangat manja, ternyata kekasihnya telah pergi. Rasanya sangat cepat, seperti kejapan mata.
Hiks.
Hiks.
Hiks.
“S-sayang, sweetie i-ini bukan kamu, kan?” Alren berlutut di sebelah makam itu. Ia beralih pada Dewa. “Dewa, ini nggak mungkin cewe gue. Kemarin gue masih ngeliat cewe gue. K-kenapa sekarang begini? Nggak mungkin!” Laki-laki menyibak kasar rambutnya. Nggak, ini nggak mungkin.”
“Sweetie, kamu bilang mau mulai yang baru. Kenapa kamu malah pergi begini? Sayang, a-aku nggak bisa sendiri,” tutur Alren menyatukan kepalanya dengan nisan itu. “Kenapa kamu yang pergi? Aku sayang sama kamu.”
“Dewa, i-ini semua salah gue? Seharusnya gue nggak pergi ninggalin dia malam itu. Tolol banget gue, kenapa begini? Gue nggak bisa, gue nggak bisa ditinggal sendiri lagi. Mama gue pergi sekarang, cewe gue pergi. Sebenarnya salah gue apa sampe dibikin tersiksa begini?”
Hiks.
“Sweetie, pasti dingin, kan?” Alren membuka jaketnya kemudian menutupi gundukan tanah itu. “Kamu pake jaket ini, nggak usah dibalikin.”
“Ren, ini udah sore kita mesti balik,” ujar Dewa pelan.
“Gue nggak mau. Nanti gue balik sendiri.”
“Ren.”
“Dewa, apa gue tega biarin cewe gue sendiri? Nggak, gue nggak mau.”
“Gue tunggu di mobil.”
Alren hanya mengangguk kecil. Kemudian Dewa melangkah pergi.
Dhea dan Lusy menunggu di jalan yang cukup jauh dekat mobil milik kekasihnya. Alren benar-benar terlihat sangat hancur sama seperti yang Raka rasakan. Lusy melihat Alren memang sangat terlihat hancur berantakan.
Rinzy beruntung bisa disayangi dua laki-laki tulus seperti Alren dan Raka. Namun, nyatanya Tuhan lebih menyayanginya dan menjemputnya pulang dan bertemu sang Ibu. Rasanya sangat sedih bahkan Lusy sesekali melihat beberapa foto bersama Rinzy.
Dhea baru ingat, jika ada sepucuk surat dari Rinzy. Gadis itu pun menghampiri Alren.
“Alren, ini ada surat dari Rinzy,” ujar Dhea.
Alren hanya menerima surat itu tanpa berniat merespons. Dhea pun melangkah pergi kembali dekat mobil bersama Lusy.
Perlahan Alren membuka amplop putih itu, mengambil selembar kertas di sana dan mulai membuka lipatan kertas itu.
Hai, Recilku
Apa kabar? Baik ya, harus baik pokoknya.
Ehm, sebenarnya aku nggak pinter banget nulis surat. Mungkin pas kamu baca surat ini aku udah pergi.
Kamu tau, sebenarnya aku mau kasi tau hal ini sebelum sebulan. Tapi, aku takut kamu marah dan benci sama aku. Tapi itu emang udah risiko aku.
Aku minta maaf, maaf karena udah bohongin kamu. Tiap detik aku selalu bawa beban karna terus bohongi kamu.
Sejak awal pertemuan kita itu udah direncanain bahkan sampai pacaran pun itu termasuk rencana.
Nama asli aku itu Reenzy Trisha Brigitta, biasa dipanggil Risha. Aku mahasiswa jadi aku udah kuliah. Aku itu kerja jadi secret guard kamu dan hanya sebatas itu. Aku pacaran sama kamu, supaya kamu nggak pacaran sama siapapun. Karen kamu bakal tunangan. Dalam hubungan kita sebenarnya, aku nggak boleh libatin perasaan. Tapi aku malah sayang sama kamu.
Aku minta maaf, Recil.
Soal keluarga yang aku cerita itu benar, kamu pasti tanya kenapa aku lakuin. Itu karna ekonomi yang cekik aku sampai harus bekerja begini. Recil, sebenarnya aku udah tau bakal begini.
Plis, abis baca ini kamu jangan marahin Mami. Dia cuma berusaha buat kamu bahagia.
Kalo ada kehidupan berikutnya aku berharap bisa lahir jadi gadis yang benar namanya Rinzy dan lebih muda dari kamu.
Walaupun semua itu bohong. Tapi yang harus kamu tau, perasaan aku nggak pernah bohong.
I love you, Recil.
Salam sayang
Dari sweetienya Alren.
Kalimat demi kalimat mulai dibaca, hingga bulir air mata berjatuhan mengenai kertas itu.
“A-aku terima maaf kamu, tapi tolong kembali, sayang. Aku nggak sanggup sendirian.”
Alren melipat kedua kakinya dan menjatuhkan kepala di atas lutut seraya terisak. “Sayang, aku mau ketemu kamu. Aku kangen, aku kangen banget sama kamu.”
“Sweetie, kamu tau, aku sayang sama kamu apapun yang terjadi. Bahkan saat kamu pergi aku akan mencintai kamu apapun yang terjadi. Kamu perempuan cantik, pintar, baik yang pernah Tuhan berikan buat aku setelah Mamaku. Tunggu aku di sana, sayang.”
Alren mulai menengadah. “Ma, tolong jaga Rinzy buat aku.”
Laki-laki itu mulai menaburkan bunga kembali dan menyiram dengan air mawar keseluruhan bagian.
“Sweetie, aku pamit pulang. Selamat tidur, my sweetie Recil. I love you.”
______________________
RIP
Reenzy Trisha Brigitta
5-9-2001 5-9-2021
_______________________
Mencintaimu adalah janji yang akan selalu aku pegang sampai kapanpun. Kita bertemu karena rencana manusia, namun dipisahkan oleh sang pencipta. Aku percaya pertemuan kita bukanlah kebetulan, itu adalah rencana Tuhan. Tapi, Tuhan tidak ingin kamu merasa sakit. Maka dari itu Tuhan mengambil kembali miliknya.
- Alrenzo Navendra Ignan
••• TAMAT •••
*
*
*
*
*
Dan akhirnya selesai cerita ini.
Setelah enam bulan lebih galau dengan alurnya. 😭
Menurut kalian gimana endingnya?
Mungkin ada yang mau disampaikan ke author? Atau buat Alren dan Rinzy?
Kalo aku buat sequel Alren gimana menurut kalian?
Terima banyak buat temen-temen yang udah baca sampai akhir. ಥ‿ಥ (人 •͈ᴗ•͈)
Jangan lupa vote, komen dan share yaa. (。•̀ᴗ-)✧
Buat kalian yang kangen sama Alren Rinzy bisa banget follow ig aku. Nah, disana bakal ada konten mereka berdua dan ceritaku lainnya. Bisa cek highlight ya.
Ig: riasheria_
Karna ini part akhir. Aku bakal kenal cast yang aku pakai di cerita ini.
Alrenzo Navendra Ignan
Reenzy Trisha Brigitha
Dhea
Dewa
Givon
Ervin
Nessa
Raka
Lusy
Jangan lupa baca ceritaku yang lain ya.
Bye bye (◍•ᴗ•◍)
Sekali lagi terima kasih banyak ya.
(人 •͈ᴗ•͈)
Written by riasheria
7/2/22
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro