(Your name) tahu Daiki sebenarnya takut dengan segala hal yang berbau horror. Memanfaatkan fakta tersebut, (Your name) yang baru selesai menonton tutorial make-up seperti zombie pun memutuskan untuk mempraktikannya. Dengan perlengkapan dan peralatan yang ada gadis itu mulai merias wajahnya hingga tampak seperti zombie—wajah pucat dengan luka di sana-sini.

“Daiki!” (Your name) mengambil sebuah buku untuk menutupi wajahnya ketika ia mendengar langkah kaki mendekat.

“Kau tak perlu berteriak. Kau tahu itu, kan?”

Daiki telah tiba di hadapan (Your name). Dalam hati bertanya-tanya mengapa kekasihnya menutupi wajah dengan buku.

“Groaaaaa!”

Buku dibuka, (Your name) menunjukkan wajah penuh luka buatan hasil make-up yang ia praktikkan tadi. Daiki berjengkit sedikit, terkejut dengan aksi yang tiba-tiba. Tapi, hanya itu reaksi yang (Your name) dapatkan.

Tak ada teriakan penuh kengerian.

Bahkan ekspresi ketakutan pun tak tampak.

“Tunggu... Daiki, kau seharusnya takut dengan zombie!”

“Hah? Kau itu bodoh atau apa? Mana ada zombie secantik dirimu, idiot.”

Setelahnya (Your name) hanya bisa mematung dengan rona merah menjalar di pipinya yang tertutup make-up tebal.

'Daiki sialan.'