“Kau itu yang bodoh! Matematika bab ini sangat mudah, Daiki!”

“Kau itu yang terlalu bodoh dalam mengajariku!”

“Grr... Apa kau bilang?!”

“Apa? Kau tidak hanya bodoh, tapi tuli juga?”

Tiada satu hari terlewat tanpa pertengkaran di antara si pemuda surai malam dengan gadis pujaan hatinya. Entah itu hanya sekedar adu mulut maupun aksi kejar-kejaran tanpa peduli tempat di mana mereka berada.

Hal itu adalah hal yang biasa bagi keduanya hingga mereka tidak sadar bahwa ada satu insan yang sudah sampai batasnya. Siapa lagi kalau bukan Satsuki selaku teman sejak kecil sang ace dan teman sekelas (Your name)?

Gadis bersurai pink itu mendengus kesal.

“Dai-chan! (Your name)-chan! Tidak bisakah kalian berhenti bertengkar satu hari saja?!”

“TIDAK!”

Sebuah teriakan kompak menjadi jawaban yang disertai tengokan kepala dari sepasang kekasih yang sampai saat ini masih sibuk saling berargumentasi.

Satsuki menghela nafas—menyerah.

Sepertinya memang mustahil untuk mencegah terjadinya pertengkaran di antara Daiki dan (Your name). Tampaknya pertengkaran itu sendiri telah menjadi bagian dari mereka yang melengkapi hubungan keduanya.

Menjadi kekasih tidak kemudian menjadikan mereka tentram dan damai setiap harinya.