Prolog
Suara pantulan bola basket terdengar di halaman belakang keluarga Aomine. (Your name) dan Daiki sedang duduk-duduk santai di sana. Daiki sibuk dengan bola basketnya, (Your name) sibuk mengayun-ayunkan kaki karena bosan—dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
“Daiki, berhenti memantulkan bola itu sebentar dan beri aku ide tentang apa yang baik dilakukan untuk mengusir kebosanan,” (Your name) berkomentar sembari menatap sang kekasih dengan mata yang dipicingkan tajam.
Merupakan sebuah keajaiban besar karena Daiki menurut begitu saja tanpa alasan.
“Kau suruh saja dia membuat cerita dan biarkan kita membacanya,” jawab sang ace sambil menunjuk dengan dagu ke sosok yang berdiri tak jauh dari mereka.
“Oh! Benar!” (Your name) berseru riang kemudian menatap sosok itu dengan mata berbinar. “Author! Buatkan aku cerita tentang kisah cintaku dengan Daiki, ya?!”
“Hah? Tidak—“ baru saja mau menolak, si author langsung saja menganggukkan kepala berkali-kali ketika ia melihat Daiki yang sudah siap melemparkan bola basket yang dibawanya. “Baik! OK! Roger, sir! Akan kubuat sekarang!”
Mari berdoa semoga cerita kali ini tidak ngaret juga seperti yang lain-lainnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro