“Kemari kau, Daiki!”

“Kau yang butuh, kau yang kemari!”

Sepasang remaja itu tampak sibuk berlari-larian menaiki tangga-tangga di Akademi Touou yang terbilang tidak sedikit jumlahnya. Sebuah buku gambar milik sang kekasih berada di genggaman Daiki. Mengapa kekasihnya begitu malu menunjukkan gambar-gambar yang terbilang bagus miliknya? Daiki tak habis pikir.

“Aomine Daiki!”

Yang namanya diserukan sontak mempercepat larinya menuju ke atap sekolah.

“Kemari, (Your name)! Ambil ini!” Daiki berseru sambil melambai-lambaikan tangannya yang sedang membawa buku gambar milik (Your name).

Melihat hal itu, (Your name) langsung saja berlari berniat mengambil apa yang menjadi miliknya. Namun bukannya buku gambar yang didapat, gadis itu justru jatuh tepat ke pelukan sang kekasih.

Untuk sesaat, dunia seolah berhenti berputar.

(Your name) tak berkutik tatkala manik (Eyes colour)nya bertemu dengan iris navy blue milik Daiki.

Daiki juga tak bergeming ketika bola matanya berhadapan dengan manik sang kekasih.

Dilihat dari jarak sedekat ini, dua pasang mata itu tampak lebih indah dari biasanya.

“Indah...”

Tak satupun dari keduanya yag bergeming. Mereka sama-sama tenggelam dalam keindahan dari warna bola mata masing-masing.

Tapi, tidak untuk waktu yang lama.

“Ekhm. Kalian tidak lupa kalau ada latihan sekarang, ‘kan?”

Suara sang manager tim basket berhasil menyadarkan keduanya, membuat dua sejoli itu saling memunggungi dengan wajah yang sama-sama merona.