Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#AB - 6

Aku terlihat menyedihkan, semua tahu itu. tapi keberadaanmu membuatku tak terlihat menyedihkan. Haruskaha aku bersyukur atau meragu?

Syukur karena kau masih menyimpan sayangmu, atau meragu karena takut terjadi hal yang buruk.

Tolong tunjukan jawabannya padaku,karena aku membutuhkannya.'

.............

.

.

.

(Author **** POV)

(Flashback *** ON)

19 Desember...

Stasiun...

Saksi dimana dua manusia terduduk, menumpu pantat mereka pada kursi koridor pertungguan. Menatap rel kereta yang tersilap oleh cahaya, panas matahari yang menyengat tak menghentikan keduanya untuk menghilangkan rasa betah mereka. Atap panjang telah melakukan tugasnya dengan baik, melindungi manusia yang setia berada di bawahnya. Melindungi dari panas dan hujan.

Seolah menyelip di antara 'mereka'. Manusia dewasa, sang Alpha dan sang Beta masih dalam naungan mereka. Terlihat dari belakang bagaimana kepala sang Beta yang bersandar nyaman di bahu sang Alpha. Rangkulan erat dan penuh kehangatan kentara di telapak tangan yang mengusap sayang pundak yang muda.

Memejamkan mata dengan nyaman, wajah damai yang terlihat meneduhkan. Dimana sang Alpha lah yang memberikan kenyamanan tersebut. Berharap dirinya tak akan lepas dari rangkulan nyamannya.

"Hyung apakah lama?"

Cicitan si kecil membuyarkan lamunan sang Alpha. Wajah tanpa ekspresi itu seketika berubah, senyum manis bak gula itu terlihat. Gerakan cepat mengecup puncak kepala sang adik menjadi ritualnya. Sungguh manis...

"Sebentar lagi Kookie. Apa kau mengantuk, hem?" diliriknya wajah sang adik yang tenggelam. Namja dengan usia dua belas tahunnya itu mengusap sayang puncak namja dengan tubuh mungilnya itu. terlihat bagaimana kedua mata yang terpejam dengan gigi kelinci yang terlihat, dua bibir yang lembab karena baru saja si kecil menghabiskan ice cream rasa strawberrynya. Dan itu berlangsung setengah jam yang lalu.

"Ne, Yoongi hyung" Angguknya sembari mengucek kelopak kanannya. Wajah lelah dan mengantuk begitu nyata, terlebih lagi Jungkook cukup lama duduk disini. menunggu kereta datang, hendak menuju pulang dari perjalanan studynya.

Tentu saja, acara itu berlangsung tiga hari lamanya.

Dan Yoongi yang sudah terjebak dalam rasa rindu akan kedatangan sang adik. Dirinya telah datang sejak pukul 08.00 pagi. disini, di dalam gerbong stasiun kereta. Tentu saja itu bukan waktu yang sebentar. Mengingat Jungkook datang di stasiun tepat pukul 10.00 pagi. salahkan rasa khawatir yang dimiliki oleh seorang Yoongi. Dan sekarang penantian itu harus Yoongi hadapi bersama sang adik. Dengan niat yang begitu besar, untuk membawa Jungkook ke suatu tempat, tak membawa dirinya pulang terlebih dahulu. Seperti yang dipesan oleh kedua orang tuanya.

"Hyung, apa eomma dan appa tidak akan marah?" sadar akan pertanyaan lirih sang adik, membuat Yoongi menghentikan usapan sayangnya. Seulas senyum manis nan tipis menghias wajah tampannya. senyum yang penuh keteduhan menampilkan garis sipit kedua matanya.

"Tidak akan, mereka sedang pergi dan akan pulang besok. Ini kesempatan hyung untuk membawamu ke suatu tempat." Menyandarkan kepalanya ke atas kepala sang adik.

"Apakah jauh?" tanya Jungkook sekali lagi, mencoba meyakini bahwa apa yang dilakukan sang kakak adalah bentuk salah satu perhatian terhadap dirinya.

"Tidak, kita akan berhenti di stasiun berikutnya. Jungkook percayalah, hyung akan membawamu ke suatu tempat. Maaf jika ini mendadak, tapi kesempatan tidak datang dua kali kan? Jika kau lelah hyung akan menggendongmu disana, jadi nikmati saja, arra? Kau dongsaeng kesayangan hyung kan?" ditangkupnya pipi gembul sang adik, mengusak-usak ujung hidungnya ke arah ujung hidung sang adik.

Membuat namja dengan gigi kelincinya itu tertawa senang. kala mendapatkan perhatian kecil Yoongi.

Diangguknya kepala Jungkook, membalas senyum sang kakak. Mengangguk di dalam tangkupan tangan sang kakak. Merasakan kedua pipi yang hangat karena telapak tangan sang kakak. Sungguh Jungkook tak ingin kehilangan momen ini, Jungkook tak ingin kehilangan kehangatan, kasih sayang, dan pusat perhatian sang kakak terhadap dirinya. Ia ingin seperti ini selamanya, dan selamanya...

Sampai Tuhan memisahkan dirinya dengan sang kakak...

Sampai Tuhan menjauhkan sang Beta dengan sang Alpha....

Ya, seperti itu...

"Hyung, gomawo... untuk kasih sayang dan perhatiannya."

Yoongi mengangkat sebelah alisnya, merasa bingung dengan apa yang dikatakan sang adik kemudian. Dilihatnya kedua manik Jungkook yang berkaca-kaca. Tentu saja itu membuat Yoongi, sedikit terkejut.

"Hei, kenapa kau menangis? apa aku menyakitimu Beta, hem?" merasa khawatir, dengan Jungkook yang seperti menangis. terlebih Yoongi memanggil sang adik dengan sebutan Beta. Sebutan yang selalu menjadi ritualnya saat rasa sayang besar muncul dalam hatinya.

"Ani... aku baik hyung hikksss... aku baik..." dipeluknya erat tubuh sang kakak, menenggelamkan wajah menangisnya dalam pelukan sang kakak. Membuat baju sang kakak basah karenanya.

Dirasakan sebuah pelukan erat yang begitu nyaman Jungkook dapatkan. Membalas pelukan itu dengan pelukan jua, isakan lirih terdengar jelas di pendengaran Yoongi. Berpikir bahwa sang adik merasa kesakitan atau apa? hingga membuat Jungkook menitikan air mata. Ya, tak dapat dipungkiri jika bingung mendominasi Yoongi saat ini, meskipun dirinya berusaha setenang mungkin.

"Aku bahagia hikkksss... bahagia hyung hikksss... kookie bahagia menjadi saudara hyung hikksss... gomawo Yoongi hyung hikkksss... gomawo untuk semuanya..." menangis, terus saja begitu. Menangis karena haru dan bukannya kesedihan seperti biasanya.

"Jungkook." ucap Yoongi.

"Jangan tinggalkan aku hyung, kumohon..." ditatapnya wajah Yoongi, tak lupa dengan kelopak sembabnya. Yoongi merasa teriris saat melihat kelopak sembab yang jatuh akan air matanya. terlihat dengan jelas bagaimana bibir bawah Yoongi yang tergigit oleh dirinya.

Hingga pada akhirnya...

"Tidak akan, hyung janji. Alpha akan menemani Betanya. Disini hyung berjanji... selamanya akan menyayangimu Kookie. Hyung tidak akan meninggalkanmu... hyung akan selalu bersamamu. Karena kau adalah Beta dan dongsaeng kesayangan hyung."

"Hikkkss... Yoongi hyung..."

Terisak, tapi tak apa. usapan sayang menjadi jawabannya. Manaka tangan kanan seputih susu itu melakukannya. Kasih sayang seorang kakak tak akan pernah mati, sampai jiwa berpisah dengan raga. Itulah pedoman yang dipegang Yoongi selama ini.

Ya, selamanya....

"Hyung kenapa eomma dan appa membenciku, apa mereka tidak suka anak yang bodoh?"

Satu pertanyaan, tak mampu di jawab Yoongi. Pikirannya mulai berkecamuk, terlalu bingung memberikan jawaban pada sang adik. Tak ayal jika, Yoongi takut memberikan jawaban yang bisa saja menyakiti hati sang bungsu. membayangkannya saja Yoongi tak mampu. Apakah Yoongi sanggup? Mengingat bahwa....

Hati kecil sang adik begitu rapuh?

Hanya diam membisu jadi jawabannya. Menjadi bodoh secara mendadak. Karena hati ini terlanjur sakit, dan kian sesak. Yoongi tak ingin melihat air mata itu jatuh, jatuh karena dirinya dan kedua orang tuanya.

Sudah cukup bagi sang Beta untuk bersedih....

Sudah cukup....

(Flashback **** OFF)

..............

BUGHH!!!

BRAKKKK!!!

Pukulan itu makin keras, menimbulkan luka lebam yang tak berarti baginya. Sedikit ringisan rasa sakit yang ia terima. Kala kepalan tangan meninju wajahnya. Sudut bibir yang tersobek, membuat Yoongi harus meludah darahnya. diusapnya luka sudut bibirnya, kedua mata sehitam arang itu menatap tajam ke arahnya.

"Pukulanmu seperti anak perempuan, cih!"

Meremehkan, hal yang dilakukan Yoongi. Sengaja memancing emosi seorang Hanbin yang kini menarik nafas kasar kelelahan. Cukup menguras tenaga memang saat bertarung dengan namja mata sipit yang memiliki tubuh sedikit pendek darinya.

"Kau meremehkanku, kau pikir kau akan selamat setelah ini??!" terlihat bagaimana emosinya Hanbin saat ini.

"Kau yang mencari masalah denganku. Tak akan aku ampuni kau. Karena telah mengganggu adikku!!" sarkatik, tapi itulah Yoongi. Sarkatik demi melindungi sang adik tak ada salahnya bukan. Apalagi sikap tersebut cocok untuk Hanbin yang telah membuat masalah dengannya.

"Kau sama menyedihkannya dengan adikmu, dude! " seringaian lebar darinya. Menghina salah satu kesayangan namja di depannya.

Sudah cukup, kini tak ada lagi yang namanya Yoongi baik hati. Maju mendekat, memberi pukulan telak dan keras. Suara benturan kepalan tangan terdengar, membuat salah satu anak buah Hanbin terpekik, ya... terkejut saat melihat namja dengan kelopak sipitnya membabi buta sang ketua geng.

Ingin membantu tapi sepertinya tidak mungkin. Dirasakan sakit yang teramat sangat saat Yoongi berhasil mematahkan lengan kanannya. Tak ada ampun dan belas kasihan. Mungkin Mark terlalu meremehkan kemampuan Yoongi. Sempat adu jotos, dan sempat memukul adiknya. membuat Yoongi kalap. Tanpa sadar lengannya menjadi korbannya.

Melupakan, adu jotos antara Yoongi dengan Hanbin. Di sana tak ada tanda-tanda keberadaan Jungkook. lalu dimanakah namja dengan gigi kelincinya itu, apakah Yoongi meminta Jungkook untuk menjauh? Lalu, kemana empat lainnya, yang tak lain adalah anak buah dari Hanbin. Apakah Yoongi menyadari ketidakberadaan sang adik?

Terlepas dari itu...

Terlihat Yoongi sudah kalap, dirinya ingin sekali membunuh namja di depannya. baginya tak ada yang boleh menghina sang adik, tak ada yang boleh. Jika ada Yoongi pasti akan maju terlebih dahulu untuk menghabisi si penghina.

"MATI KAU, AKU TAK AKAN MENGAMPUNIMU KEPARAT!!!"

BUGHHH!!

BUGHHHH!!

DUAAGGG!!

Menggila, pukulan mematikan seorang Yoongi membuat wajah berandal tampan itu dipenuhi luka lebam. Bukannya sakit atau apa justru Hanbin menampilkan senyumnya, senyum kemenangan. Tak menghiraukan darah yang keluar dari sudut bibirnya.

BUAAAGHHH!!!

"Uhukkk... uhukkk... uhukkkk..."

Terbatuk, memegang perut yang terasa sakit. Membuat Hanbin memegang perutnya, apalagi dirinya menekuk tubuhnya yang terbaring. Merasa kesakitan luar biasa, membuat penglihatannya sedikit mengunang.

Terlebih tendangan Yoongi di perutnya tak main-main.

"Bajingan keparat, jangan menghina Jungkook. jika kau mengganggunya bahkan seujung rambutnya lagi aku akan menghabisimu!!" tunjuk Yoongi, amarah yang begitu kentara. Rasa tak peduli muncul dalam dirinya, terlebih di depan Hanbin.

"Hahahaha... uhuukkkk... hhhhh... kau sungguh menggelikan." Tak kapok dengan apa yang didapatkan, Hanbin berdiri memegang perutnya yang sakit. Seperti menikmati dengan apa yang ia dapatkan. Yoongi hanya mendecih tak suka, berpikir bahwa Hanbin adalah orang gila.

"Bangsat!!" maki Yoongi.

"Sebaiknya kau pikirkan keadaan dongsaengmu dude! Kau terlalu meremehkan anak buahmu, cukup bodoh kau membiarkan Jungkook untuk lari. Kau adalah hyung yang bodoh. Bisa-bisanya kau membiarkan empat anak buahku mengejarnya." Berbicara meremehkan, menatap tajam ke arah Yoongi.

Tunggu...

Apa yang dikatakan Hanbin tadi?

Jungkook adiknya....

Yoongi baru sadar, dia baru menyadari. Kenapa dirinya bisa sebodoh ini? ia kira Jungkook masih berada di belakangnya, apalagi Yoongi sudah membereskan semua anak buahnya. Lalu kenapa dia baru sadar jika empat anak buah si brengsek Hanbin itu...

"Jungkook??!!!!"

Taptaptaptap....

"Jungkook, kau dimana??!! Jungkook??!!"

Yoongi berlari, melangkahkan kakinya cepat. Sadar akan keteledoran dirinya. Kenapa dia bisa sebodoh ini? tak sadar jika sang adik tak berada di dekatnya. Yoongi terlalu fokus dengan Hanbin tadi, dia terlalu bernafsu untuk menghajar pemimpin sialan itu. tak sadar jika Jungkook lari dan sekarang dikejar empat anak buah namja sialan itu.

Rasa kalut berkecamuk dalam dirinya, nafasnya sedikit tersenggal. Dengan tatapan yang masih meneliti fokus kemanapun dia melihat. Tak mempedulikan kakinya yang terasa sakit di pergelangannya lantaran langkah cepatnya. Tak peduli akan luka babak belur di wajahnya, yang ada dalam pikirannya adalah keadaan sang adik. Berharap jika Jungkook baik-baik saja.

"Jungkook, kau dimana? Jungkook??!"

Yoongi dengan segara kekalutannya, juga penyesalan yang hinggap dalam dirinya. Rasa menyesal, karena tak mampu mengendalikan dirinya. Hingga membuat sang adik dalam bahaya.

......................

"Hikkksss... hikkksss... to-tolong hikkksss..." suara sendu itu.

Lelehan air mata ketakutan itu, tubuh yang sedikit melayang dengan leher yang tercekik kuat. Tubuh yang menempel di dinding sebuah tembok bangunan tak terpakai. Cukup sepi memang, dan tak ada bantuan dari siapapun.

Kedua tangan itu memegang lengan kekar itu. menahan kepalan kuat di lehernya, nafas yang sesak, kedua mata memelas meminta ampun. Jaebum, namja itu malah tersenyum nista. Menatap senang ke arah namja menyedihkan di depannya.

Jungkook yang terluka, luka lebam yang tercetak jelas di wajahnya. Jangan lupa bagaimana ringisan Jungkook saat ini.

Ingin berteriak meminta tolong, tapi tak mampu. Rasa pusing masih mendera, saat sakit itu menyerang. Sakit tepat di punggung belakangnya, dimana saat itu. salah satu yeoja dengan rambut panjang diikatnya itu memukul kuat. Ya, saat Yoongi terlalu fokus dengan perkelahiannya, justru Jungkook menerima pukulan menyakitkan dari sebuah balok kayu. Membuat tubuhnya ambruk, hingga diseret oleh keempat orang itu, dimana membawa Jungkook ke tempat yang sepi.

Dan....

"Oppa, kita bunuh saja dia. Atau paling tidak buat dia sengsara."

"Benar Jaebum, kau bisa melakukannya bukan. Biarkan Hansung membantumu."

"Kalian benar, mungkin bermain dengan bocah ini menyenangkan."

Katakan jika apa yang mereka ucapkan adalah kebohongan. Manik mata ketakutan itu terpancar di setiap mata yang memandang remeh padanya. Jangan lupa bagaimana tubuh Jungkook yang bergetar, dengan sebuah cengkraman kuat dilehernya.

Oksigen tak bisa masuk dengan lancar, warna kemerahan pasti tercetak jelas di lehernya. Akankah dirinya bertahan? sementara Jungkook tak mampu berteriak keras, saat cekikan begitu menyakitkan di lehernya.

Akankah dia mati dibunuh oleh berandal di depannya?

Tes..

Bahkan setetes air mata itu tak mampu menimbulkan rasa iba pada yang menyakitinya.

"Yoongi hyung, to-tolong aku..."

Ucapan lirih, saat nyawanya benar-benar terancam.

Sementara...

Disana Yoongi yang berlari dalam kekalutannya, menyibakan apapun yang ada di depannya. berharap kedua manik netranya menemukan Jungkook dalam baik-baik saja.

..........................

Tbc...

Hai semua apakah ada yang masih menunggu ff ini? maafkan saya yang terlalu lama up. Dikarenakan real life yang begitu padat, ditambah ide yang hilang secara mendadak. Oh ya apakah kalian puas dengan chapter ini? maafkan aku karena hasilnya belum maksimal. Ku sudah usakan yang terbaik buat ff ini. aku tahu jika ff ini cukup membosankan karena alurnya lama, kuharap kalian bisa memberikan krisan yang membangun agar aku bisa menciptakan ff lebih baik.

Vomment dan dukungan sangat di butuhkan,kuharap kalian sudi menginjak bintang di bawah.

Bahagia selalu semua...

Gomawo and saranghae...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro