Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 10: Pekerjaan yang Tak Mudah

Senin, tepat jam sepuluh pagi di markas Troublemaker, Youu baru saja tiba. Dia terlihat bingung dengan tempat yang ada di hadapannya saat ini. Bahkan, dia mengecek ulang di ponselnya apa benar tempat itu merupakan alamat yang diberikan oleh orang yang semalam.

“Tidak salah lagi, memang di sini. Tapi, kenapa tempat ini terlihat terbengkalai seperti tak ada penghuninya? Apa jangan-jangan ….” Youu menatap ke sekelilingnya karena takut dirinya tiba-tiba diculik orang yang tidak dikenal setelah tiba di tempat ini.

“Sebaiknya aku tunggu saja sampai setengah jam. Kalau tidak ada orang juga, aku pulang saja dan melanjutkan tidurku yang masih kurang.” Youu bersandar pada tembok di sebelah gerbang guna mengistirakatkan badannya sejenak.

Tiba-tiba saja seseorang datang dan berdiri tepat di depan gerbang, tak jauh darinya. Youu menghampiri orang itu karena menurutnya mungkin orang itu juga sama sepertinya. “Apakah kau juga ditawarkan pekerjaan oleh orang itu?”

Mendengar Youu tiba-tiba menghempirinya dan bertanya seperti itu, Ame melangkah mundur menjauhi Youu. “Aku tidak mengerti apa maksudmu. Kau ini siapa?”

Youu dapat melihat dengan jelas Ame terlihat ketakutan karena terus menggenggam erat tali selempang tasnya dan tertunduk tak mau menatap langsung dirinya. “Tidak perlu takut seperti itu. Aku datang ke sini karena Ogura lah yang memintaku.”

Ame langsung tersenyum dan terlihat sangat lega. “Syukurlah … aku pikir kau ini memiliki dendam pada salah satu dari kami dan bermaksud jahat ingin melukaiku agar mereka mau menemuimu langsung.”

Heh? Ada apa dengan isi kepala orang ini?” Youu hanya bisa garuk-garuk kepala setelah mendengar perkataan Ame.

Di tengah rasa bingung Youu terhadap Ame, tiba-tiba Taka datang menghampiri keduanya dan menepuk pundak Ame. “Aku sudah duga kalau kau akan menjadi orang yang pertama kali datang, Ame.”

Ame terlihat sangat senang begitu mengetahui salah satu temannya datang. “Ah … Taka. Aku tidak mau dimarahi lagi karena terlambat seperti kemarin.”

“Kemarin dan hari ini adalah dua hal yang sangat berbeda. Jadi, kau tidak perlu memikirkan apa yang terjadi kemarin, pikirkan saja apa yang terjadi nanti. Tapi, aku ingin sekali bertanya padamu sejak tadi. Siapa orang ini, Ame?” Taka melirik sejenak ke arah Ame, lalu menatap sinis dan menunjuk Youu.

“Dia bilang Ogura lah yang memintanya untuk datang,” jawab Ame.

Tiba-tiba saja, Taka menodongkan pistolnya tepat ke kepala Youu tanpa menjelaskan apa alasannya. Hal itu sontak membuat Youu dan juga Ame sangat terkejut. Mata Youu pun sampai membelalak menatap Taka, saking takutnya jika Taka menarik pelatuk pistolnya.

“Sebutkan ciri-ciri orang bernama Ogura yang kau maksudkan itu,” ucap Taka.

Youu menelan ludahnya, mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia segera mengingat-ngingat bagaimana rupa pria yang ditemuinya semalam. “Rambutnya berwarna merah muda dengan potongan rambut yang lebih pendek di area sampingnya. Dia juga murah senyum, tapi aku sedikit merasa takut setiap kali melihat senyumannya. Aku merasa dia seperti siap membunuhku kalau aku salah bicara.”

“Percayalah, kami juga merasakan hal yang sama saat bertemu langsung dengannya.” Ame dan Taka kompak menggumamkan hal yang sama.

“Lalu, kenapa ada pistol di balik jaket bagian kirimu?” Taka melirik sejenak ke arah pistol yang disembunyikan Youu di balik jaketnya.

Adrenalin Youu dan Ame tersentak, namun karena alasan yang berbeda. Youu terkejut karena Taka tahu ada pistol di balik jaketnya, sementara Ame terkejut karena Youu menyembunyikan senjata. Ame berdiri di belakang Taka, untuk melindungi dirinya.

“Aku takut ditipu oleh orang itu. Jadi, aku membawanya untuk berjaga-jaga. Aku berani sumpah aku tidak ada niatan untuk benar-benar menggunakannya.” Youu berkata jujur apa adanya, namun Taka terlihat masih ragu.

Taka menjulurkan tangan kirinya dengan posisi telapak tangannya yang terbuka. “Berikan pistolmu. Aku bersumpah tidak akan menarik pelatuk pistolku ini kalau kau menyerahkan pistolmu padaku.”

Dengan gemetar, Youu mengambil pistol miliknya dan memberikannya kepada Taka. Setelah menerima pistol Youu, Taka menunurunkan pistolnya dan menyimpannya kembali bersama dengan pistol milik Youu.

“Seram … seram … seram….” Ogura menghampiri mereka sambil tertawa dan bertepuk tangan.

Ternayata, Ogura dan anggota yang lainnya tengah menonton kejadian antara Ame, Taka dan Youu itu, tanpa mereka bertiga sadari. Ogura segera membukakan rantai yang baru dibelinya kemarin untuk mengunci gerbang, kemudian membukakan pintunya. Mereka bertujuh bersama dengan Youu pun masuk ke dalam.

Ogura menoleh ke arah Taka yang berjalan di belakangnya. “Kalau kau menakut-nakutinya seperti itu, nanti dia mengurungkan niatnya untuk bekerja sama, lho, Taka.”

Taka melirik ke arah Youu yang berjelan di sebelahnya sejenak, kemudian menatap ke arah Ogura. “Memangnya dia siapa?”

Sembari membuka pintu markas Ogura menjawab, “Kau juga sudah tahu kan, kemarin aku meminta Ame melakukan apa? Semalam, Ame memberikan data yang kuminta. Ada lima orang kandidat. Dari lima kandidat itu, hanya ada satu orang pejudi. Yaitu, orang yang ada di belakang kalian semua saat ini.”

Mereka semua langsung menatap ke arah Youu, yang langsung membuat Youu malu-malu sekaligus takut. Bahkan Taka, Asuka, dan Kaguya menatap Youu dari ujung kaki sampai kepala. Entah apa alasannya.

“Hanya ada satu pertanyaanku, Ogura. Kenapa harus seorang pejudi?” tanya Kaguya.

Setelah elesai membuka gembok yang ada di pintu dan membuka pintunya, Ogura menoleh ke arah Kaguya. “Anggap saja aku sedang menolong sesama pejudi.”

Begitu mendengar perkataan Ogura, mereka semua terpukau. Terpukau melihat markas mereka yang sangat kotor kemarin, kini telah bersih dan mengkilap.

“Tidak sia-sia aku membuang-buang uangku untuk membersihkan tempat ini.” Ogura ikut terpukau saat menatap ke sekeliling ruangan itu, lalu menjadi orang pertama yang melangkah masuk.

Mereka semua masuk ke dalam mengikuti langkah Ogura menuju ke arah pojok kanan tempat itu. Tiba-tiba, Ogura menghentikan langkahnya tepat di depan ruangan yang tak berpintu, diikuti oleh yang lainnya juga. “Inilah tempat yang akan kita gunakan untuk menyusun rencana.”

Mereka menatap ke sekeliling area itu, di mana ada bar berukuran kecil di pojok kanan, sebuah meja billiard di depannya, di bagian tengan ada meja judi berbentuk oval berukuran besar dengan enam kursi, dan sebuah papan tulis besar di hadapan meja judinya.

Tanpa berlama-lama, Ogura langsung menulis susunan rencana yang akan mereka lakukan di papan tulis, sementara yang lainnya duduk di kursi, terkecuali Taka yang berdiri menyandar pada tembok.

Setelah selesai menggambar skema rencananya dan menjelaskan apa pekerjaan yang Youu harus lakukan, Ogura menunjuk bagian “Orang dalam yang akan menyelundupkan ‘The Worst’ dan alat komunikasi” dan menatap ke arah Youu. “Pegawai biasanya menggunakan pintu khusus yang terletak di bagian belakang Kasino, karena loker tempat seragam mereka berada pasti tak jauh dari sana. Pertanyaanku sekarang, apa penjagaan di pintu itu ketat, Youu?”

Youu pun menjawab, “Penjaga pintu itu bernama, Tora. Dia akan memeriksa para pegawai sebelum masuk dengan menggunakan alat peteksi logam juga menggeledah pegawai laki-laki. Kalau ada saja barang berbahan besi, meski itu gunting kuku sekalipun pasti akan disita olehnya dan akan dikembalikan saat kami pulang. Dia juga tidak bisa disogok berapapun jumlah yang ditawarkan, itu sebabnya Kasino sangat mempercayainya.”

“Heh … sayang sekali. Padahal, dia bisa saja menggeledah pegawai wanita karena alasan pekerjaannya. Dia menyia-nyiakan kesempatan,” ucap Kaguya dengan tertawa kecil. Sontak, kaki Kaguya diinjak oleh Asuka yang duduk di sebelahnya dengan sekuat tenaga.

“Bagaimana dengan CCTV-nya?” tanya Ame menatap ke arah Youu.

Youu agak terkejut melihat Ame yang ketakutan saat bertemu dengannya pertama kali, tiba-tiba menanyakan hal itu kepadanya dengan tatapan yang serius. “Sejak tiga bulan lalu, dua CCTV yang terpasang di sekitar pintu itu rusak. Karena sering rusak, sepertinya pihak Kasino tak mau lagi memperbaikinya dan hanya mempercayai keamanan itu pada Tora seorang.”

“Itu artinya, kita hanya perlu memikirkan bagaimana caranya melewati pemeriksaan yang Tora lakukan. Jujur saja, aku suka dengan orang sepertinya karena dedikasinya terhadap pekerjaan. Tapi, orang sepertinya lah yang justru sangat menyusahkan.” Ogura menundukkan sedikit kepalanya dan memegangi dagunya, mulai mencari cara yang sebaiknya dia gunakan.

“Lumpukan, buat dia tak sadarkan diri,” ucap Kuro dengan santainya.

Mendengar gagasan Kuro yang barbar itu, Ogura menatapnya dengan tatapan sinis. “Hal itu pasti akan meninggalkan bekas. Kasino pasti akan memperketat keamanan di pintu itu setelah Tora kita lukai seperti rencanamu itu. Rencanya besar yang sudah direncanakan sebelumnya, akan hancur berantakan nanti.”

Kuro menundukkan kepalanya kembali setelah rencananya ditolak mentah-mentah oleh Ogura. Kini, Ogura kembali memutar otaknya untuk menemukan rencana yang tepat.

Kaguya yang kakinya baru dilepaskan oleh Asuka, tiba-tiba mengangkat tangannya. “Bagaimana kalau aku hipnotis saja Tora? Dengan begitu, aku bisa membuat Tora tak sadarkan diri dan sadar semauku. Tapi, aku harus melakukan kontak terlebih dahulu dengannya paling tidak selama sehari penuh. Berbicara dengannya atau sekedar menegur dan menepuk pundaknya juga tidak masalah.”

Ogura yang sudah mulai frustasi mendadak semringah kembali setelah mendengarkan rencana Kaguya. Dia langsung menghampiri Kaguya, merentangkan kedua tangannya ke atas meja dan menatap Kaguya dengan tersenyum. “Kalau kau bisa seperti itu, kenapa baru bilang?”

“Tidak ada yang bertanya.” Kaguya memundurkan wajahnya karena merasa sisih ditatap sedekat itu oleh Ogura.

Ogura kembali ke posisinya semula, menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap ke arah mereka bertujuh. “Kalau begitu, Kuro, Yume, dan Youu akan menemanimu melakukan kontak dengan Tora. Youu, beritahukan kepada mereka di mana Tora biasa berada. Sementara Ame, persiapkan alatmu itu agar bisa digunakan dua hari lagi.”

Mendengar hal itu, Kaguya terkejut bukan main. Dia sama sekali belum pernah melakukan hal semacam itu kepada laki-laki. Sementara Ame dan Youu menganggukkan kepala mereka karena mengerti apa yang harus mereka lakukan.
Asuka menoleh ke kiri dan kanannya karena merasa semua orang terlihat antusias, terkecuali dirinya. “Lalu, kau, aku, dan Taka harus apa?”

“Kau jaga Ame di markas. Aku dan Taka akan pergi menemui Mr. Y untuk menjelaskan rencana ini kepadanya. Dibandingkan aku dan Taka, kau lah yang lebih kuat untuk menjaga markas ini sendirian.” Ogura mengeluar tatapan seriusnya begitu menatap Asuka.

Mendengar Ogura seserius itu, membuat Asuka besar kepala dan terlihat begitu bangga. Padahal, yang lainnya bisa tahu kalau itu hanyalah bualan yang Ogura berikan agar dia tak banyak bertanya lagi.

Ketika semuanya sudah tahu apa yang harus mereka lakukan dan bersiap untuk melakukannya, tiba-tiba saja Taka berjalan menghampiri meja, berdiri di sebelah Kaguya dan menatap Ogura dengan tajam. “Jika rencana ini berhasil kita lakukan, apa menurutmu Youu akan bisa mengemban tugas itu? Aku bukan meremehkan keahlian saat menjadi bandar, tapi aku ragu dia bisa memberikan alat komunikasinya kepada Kaguya dan Kuro. Dibutuhkan ketenangan dan pengendalian diri untuk melakukan hal semacam itu, karena jika Youu gagal dan ketahuan, waktu yang kita punya akan semakin terkikis demi menanggulangi hal itu.”

Mendengar perkataan Taka, mereka semua terdiam. Bahkan, Youu yang merasa mulai antusias melakukan pekerjaan itu, tiba-tiba merasa frustasi karenanya.

Taka kini menatap ke arah Youu dengan tatapan tajamnya. “Jadi, Youu. Kau siap atau tidak melakukannya?”

Youu hanya bisa terdiam menundukkan kepalanya, tak bisa menjawab pertanyaan Taka. Namun, di tengah suasana yang cukup menengangkan itu, tiba-tiba saja ada tamu yang tak diundang meninterupsi rapat.

“Permisi, maaf aku langsung ke sini. Soalnya, aku sudah mengetuk berulang kali, tapi tak ada yang membukanya juga.”

Semua mata kini tertuju pada sosok laki-laki yang tiba-tiba saja datang tanpa diundang itu. Namun, tak hanya mata saja yang tertuju pada laki-laki itu, tapi pistol milik Kaguya, Asuka, Yume, Kuro, dan Taka juga.

Mengetahui dirinya terancam, orang itu mengangkat kedua tangannya. “Aku ini asisten pribadinya Mr. Y. Namaku, Kazuya. Aku datang ke sini membawakan pizza untuk kalian sebegai tanda permintaan maaf karena lupa membersihkan markas ini.”

Sontak, mereka berlima mengokang pistol mereka, bukannya malah menurunkannya. Mereka kompak merasa kesal pada Kazuya karena lupa membersihkan markas ini.

Ogura langsung menghampiri Kazuya dan mencengkram dengan kuat kerah bajunya. “Kalau kau ingin mendapatkan permintaan maaf dari kami, bayarlah dengan tenagamu bukan dengan uangmu. Karena aku ingin kau menggantikan posisi Youu.”

Bersambung.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro