Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[𝙽𝚒𝚌𝚔 𝙵𝚞𝚛𝚢]

"Wajar kau tak ingat, terakhir kita bertemu saat usiamu 7 tahun."

Peter diam, dia merasa tak asing dengan pria ini, tapi dia tak bisa ingat. Terkutuklah sebagian memori yang selalu ingin ia lupakan, kini semua itu benar-benar hilang disaat ia membutuhkannya.

"Dan, ya aku mengenal orangtuamu. Mereka hebat, tak ada satupun agen CIA yang tak tau seperti apa sejarah yang pernah mereka ukir," jelas Fury sambil mengelus kepala Peter.

"Mereka tak pergi karena hal sia-sia. Mereka penyelamat dunia," tambahnya.

"Uncle Nick?," tanya Peter ragu namun ia ingat jika nama itulah yang paling sering ia ucapkan jika menyangkut tentang pria berwajah seram yang dulu selalu mampir saat orangtuanya kembali dari pekerjaan.

"Kau ingat, huh?," Nick tampak tersenyum sekilas, beserta nada mengejek yang kadang ia lontarkan hanya untuk beberapa orang saja.

"Masih sedikit buram," jawab Peter jujur dan kemudian ia pun ingat pada seseorang yang dulu sempat menjadi bagian dari keluarganya.

"Teresa, bagaimana keadaannya?"

.
.

Alone
Marvel : Avengers
Disclaimer : Marvel Studios,
Stan Lee.
Fanfic by NixHiems_
Rate : T
Genre : Fanfic
Words : +-1424
.
Bab 5 : Nick Fury
.
Enjoy
.
"ᴷᵃʳᵉᶰᵃ ᵇᵃᵍᶤᵏᵘ˒ ᵏᵃᵘ ᵗᵃᵏ ʰᵃʳᵘˢ ᵇᵉʳᵃᵈᵃ ᵈᶤᵖᵘᶰᶜᵃᵏ ᵘᶰᵗᵘᵏ ᵐᵉᶰʲᵃᵈᶤ ᵖᵃʰˡᵃʷᵃᶰ˒ ᵏᵃᵘ ˢᵘᵈᵃʰ ᵇᶤˢᵃ ᵈᶤᵏᵃᵗᵃᵏᵃᶰ ˢᵉᵇᵃᵍᵃᶤ ᵖᵃʰˡᵃʷᵃᶰ ʲᶤᵏᵃ ᵐᵉˡᵃᵏᵘᵏᵃᶰ ʰᵃˡ ᵏᵉᶜᶤˡ ʸᵃᶰᵍ ᵇᵉʳᵈᵃᵐᵖᵃᵏ ᵇᵃᶤᵏ ᵖᵃᵈᵃ ᵒʳᵃᶰᵍ ˡᵃᶤᶰ˒"
.
.

"Tunggu-tunggu," Tony mengehentikan percakapan kedua orang yang sedang mengenang masa lalu mereka, dia heran bagaimana anak angkatnya dan bosnya bisa saling mengenal.

"Kalian saling kenal?," tanya Tony dan dijawab anggukan oleh kedua orang itu. "Bagaimana bisa?,"

Semua anggota Avengers pun ikut penasaran, kecuali Natasha yang memang sudah tau sejak mengingat ia sudah mencari tau tentang latar belakang keluarga Parker.

"Bagaimana menjelaskannya?," tanya Peter pada dirinya sendiri sedangkan Fury sudah duduk disofa panjang ruang keluarga Avengers.

"Aku dan orangtua Peter saling kenal. Mereka termasuk jajaran agen terbaik milik CIA sebelum meninggal karena kecelakaan pesawat, walau kutau itu bukan kecelakaan pesawat biasa," jelas Fury sambil mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto jajaran agen CIA yang sebagian besar tak asing dimata Peter.

"Keluarga Parker termasuk dalam keluarga agen yang cukup dipandang dengan segala keberhasilan yang mereka capai, bahkan banyak penjahat yang harus berkeja keras extra untuk dapat lolos dari incaran Parker dan rata-rata dari mereka berakhir dalam penjara terketat didunia," jelas Fury.

"Namun tidak dengan Peter dan adiknya, kedua orangtuanya ingin mereka menjadi anak normal dan merahasiakan semua pekerjaan mereka, namun aku yakin anak dengan IQ tinggi seperti dia sudah tau apa pekerjaan orangtuanya bahkan sejak usianya 5 tahun, benar bukan?," tanya Fury pada Peter dan dijawab anggukan singkat olehnya.

"Kini satu-satunya yang tersisa di keluarga Parker adalah sejarah yang terukir, status agen muda terbaik CIA yang berhasil disandang oleh anak perempuam mereka, serta anak laki-laki mereka yang misterius."

Peter menundukan kepalanya, ia hanya bisa tersenyum masam. Mengingat bagaimana sulitnya ia untuk kabur dulu, hingga akhirnya ia berhasil menemukan rumah paman dan bibinya di Queens.

"Menjadi kejaran para agen diusia dini bukan hal yang menyenangkan," komentar Peter sambil meminum soda miliknya dan akhirnya sadar bahwa Uncle Clint kesayangannya telah menghabiskan soda tersebut hingga kosong.

Fury mendengus, "kami hanya mau membawamu untuk kembali kemarkas, lagipula kenapa kau tak percaya pada kami dan meninggalkan adikmu begitu saja?," tanya Fury, kini giliran Peter yang mendengus.

"Entah aku tak ingat, banyak kal yang kulupakan," Peter tak berbohong, ia hanya ingat jika dirinya menjadi kejaran agen CIA dan kabur hingga Queens untuk tinggal dengan paman serta bibinya. Ia bahkan tak ingat bagaiaman ia bisa berakhir tinggal di markas besar CIA di Virginia dan mendadak sampai di Queens untuk kabur.

"Kau tak ingat?."

"Tidak, aku mengalami trauma berat dan berakhir lupa sebagian dari ingatan masa kecilku," jelas Peter dan dijawab anggukan paham oleh Fury.

"Jadi, bagaimana keadaan dia?," tanya Peter sekali lagi.

"Teresa? Dia berkembang terlalu baik, aku mendengar desas-desus bahwa dia kini menjadi agen muda terbaik CIA," jelas Fury. Peter diam dan memikirkan nasip adiknya itu.

"Tapi usianya baru 14 tahun," tambah Peter dan dijawab anggukan oleh Fury. Dan kemudian Fury menjelaskan bagaiman ia mencoba membuat Teresa masuk S.H.I.E.L.D agar ia bisa mengawasi mata-mata berusia 14 tahun itu secara penuh.

"Jaga dia," bisik Peter. Teresa adalah satu-satunya keluarga kandung yang tersisa dan ia tak ingin menyesal karena telah meninggalkan gadis usia 14 tahun itu sendiri di markas CIA saat usia dia 5 tahun dan Peter 7 tahun.

"Tentu, tapi ada satu syarat."

"Apa?, jika kau ingin aku menjadi seperti keluargaku yang lain? Lupakan, akan aku jaga dia dengan caraku sendiri."

"Dengan apa? Meretas data milik Pentagon, SHIELD, CIA dan badan keamanan lain?," tanya Fury meledek dan dijawab anggukan olehnya.

"Sebenarnya aku sudah melakukan itu saat usiaku 7 tahun, dan lucu rasanya saat kau tak sadar. Di data milik kalian aku dinyatakan meninggal bukan?," jelas Peter dan berhasil membuat Fury terkejut.

"Aku tau bahwa keluarga Parker berbahaya, tapi tak kusangka kalau kalian sudah menyeramkan sejak dini," gumam Fury dan disambut tawa yang cukup keras oleh Peter.

"Aku hanya ingin kalian berhenti mengejarku," jelas Peter dan Fury mendengus karenanya.

"Tolong kembalikan data itu sebagaimana seharusnya."

"Dan aku menjadi orang yang dianggap bangkit dari kubur?, kaupikir aku zombie?."

"Huft, terserah. Yang pasti aku hanya ingin kau mencari tau tentang Spider-Man. Dan kuharap kau bisa membantu keluarga Avengers-mu ini untuk mencarinya."

"Kau bukan atasanku, Uncle."

"Tidak memaksa, hanya ingin kau ikut berpartisipasi, hanya ingin tau sampai mana kemampuan-mu," jelas Fury.

"Untuk apa kau mencarinya?," tanya Peter kemudian, Fury menyerahkan dokumen yang ia bawa dan Peter membacanya sekasama.

"Dia memang agak gila, para tahanan sendiri yang berkata kalau dia sangat berisik, kelakuannya seprti anak kecil," Peter merasa tertohok namun ia hanya diam. "Namun aku mau dia menjadi anggota Avengers, dia bisa menjadi aset bagus bagi team," tambahnya.

"Ditolak."

"Huh?"

"Aku tidak mau jadi Avengers," jawab Peter lalu meletakan data yang diberikan Fury diatas meja. Tentu seisi ruangan hanya bisa kaget kecuali Tony yang mendengus, dia bangga anaknya bisa membuat seorang Nick Fury melongo.

"Tunggu, kau Spider-Man?," tanya salah satu dari mereka.

"Yaps, thats me. Friendly neighborhood Spider-Man."

Dan seisi ruangan hanya bisa mempertanyakan status mereka sebagai pahlawan, bagaimana bisa mereka tau banyak tentang rahasia dunia bahkan markas HYDRA sedangkan mereka tak tau rahasia kecil keponakan mereka sendiri yang ternyata seorang pahlawan kecintaan Queens; Spider-Man.

"Tunggu, kalian tak tau?," Peter bertanya pada semua paman dan bibi serta saudaranya. Dan mereka hanya menggeleng.

"Ku pikir dad sudah memberitahu kalian," ucap Peter terkejut dan Tony hanya mengangkat bahu "tak ada yang bertanya," jawbanya simple.

"Lagipula tadi saat rapat aku sudah bilangkan 'aku akan bertanya padanya'."

"Ku pikir bertanya yang kau maksud adalah mengintrogasinya," ujar Clint dan disetujui oleh yang lainnya.

"Pikiran kalian terlalu extrime," tambah Tony.

...

"Lalu, kenapa kau menolak?," tanya Fury sambil kembali mengamankan data penting tentang Spider-Man.

"E.... aku ada PR?," jawab Peter yang lebih terdengar seperti pertanyaan bagi semua orang diruangan itu. "Pokoknya aku tak bisa, aku hanya pahlawan kecil-kecilan yang berurusan dengan penjahat dijalan," jelas Peter.

"Aku tak mau mendengar itu dari orang yang membuat penjahat kelas kakap seperti Vulture berakhir dipenjara untuk seumur hidupnya," sinis Nick kemudian beranjak dari tempatnya. "Tapi terserah padamu, kau akan selalu diterima menjadi anggota Avengers secara resmi jika kau berubah pikiran," tambahnya dan hanya disambut senyuman dari Peter.

"Dan, apa yang kau lakukan disini?," tanya Fury saat ia, Peter dan yang lain pergi menuju lift untuk mengantar Fury. "Aku tinggal disini, Tony mengadopsiku," jawab Peter singkat.

"Kau bahkan tak harus pindah jika menjadi Avengers," gumam Fury sambil menggelengkan kepalanya, berpikir setelah ini akan ada sakit kepala yang datang berkunjung.

...

"Jadi, tak ada penjelaskan lengkap kenapa Peter bisa menjadi Spider-Man dan kenapa Peter menolak menjadi anggota resmi Avengers?," tanya Natasha.

Peter yang baru kembali dari dapur untuk mengambil soda menjawabnya dengan singkat, "Aku digigit laba-laba radioaktif. Jika aku mengikuti jejak kalian dan menjadi anggota Avengers, siapa yang akan memastikan jika jalanan cukup aman untuk dilalui oleh nenek tua?," dan pada anggota Avengers hanya bisa tersenyum bangga pada keponakan kesayangan mereka itu.

"Kau tau Peter, sepertinya diantara kita semua, kaulah pahlawan yang sesungguhnya," puji Steve dan dijawab anggukan oleh yang lain.

"Karena bagiku, kau tak harus berada dipuncak untuk menjadi pahlawan, kau sudah bisa dikatakan sebagai pahlawan jika melakukan hal kecil yang berdampak baik pada orang lain," tambah Peter dan membuat seisi ruangan tersenyum hangat padanya.

"Kupikir aku bisa mengutip kata-kata itu untuk video edukasi lainnya," tambah Steve dan yang lain hanya tertawa mendengarnya.

Esoknya saat pelajaran olahraga, Peter yang rutin menonton video Capten America dengan segala nasehatnya sebelum memulai pelajar mendapati kata-kata tersebut disana.

"Kau tak harus berada dipuncak untuk menjadi pahwalan, kau sudah bisa dikatakan pahlawan jika melajukan hal kecil yang berdampak baik pada orang lain, itulah yang keponakanku katakan padaku."

Peter hanya tersenyum simpul, sedangkan Ned sudah ber-Fanboy ria dan mengatakan seberapa kerennya Capten America. Peter mendengus, ia bersyukur jika ada hal baik yang bisa ia sampaikan pada dunia walau harus melalui perantara seorang Capten America.

...

Hope you like it.

:> Yang udah vote, komen dan baca serta nunggu ini cerita up. Makasih banyakkk, sayang kalian.

G sadar yang baca dah 200an :> seneng kalian suka. Yang vote juga banyaaak :> Makasih semua :>

Saya terharu :*.

Up lagi kalo ane ada inspirasi lagi :v kemungkinan bakalan cepet kelar ini cerita :v soalnya udah mikirin cerita ini bakalan kek mana akhirnya.

GTG Ciao~~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro