Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[𝙺𝚊𝚞 𝚃𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚂𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒]

Peter berlari dengan cepat menuju sebuah gang sempit yang tak begitu jauh dari menara Stark, tergesa dia mengganti pakaian dan memasang web-shooter dipergelangan tangan lalu memasukan barang yang tak ia butuhkan kedalam tas bersama ponsel serta smartwatch, segera Peter memanjat dinding.

Peter berhenti ditengah saat sedang memanjat, disana ia menempelkan tasnya kedinding dengan spider-web, lalu pergi menuju atas sehingga ia bisa mulai berpatroli.

"Ok, aku siap,"ujar Peter sambil melompat-lompat kecil tak lama berselang ia berlari menuju pagar pembatas atap dan meloncatinya, mengelurakan spider-web, dimulailah patroli rutin seorang Spider-Man.

.
.
Alone
Marvel : Avengers
Disclaimer : Marvel Studios, Stan Lee.
Fanfic by NixHiems_
Rate : T
Genre : Fanfic
Words : +-1718
.
Bab 2 : Kau tidak sendiri
.
Enjoy
.
❝𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊, 𝚝𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊.❞
.
.


Awalnya tak ada masalah besar, hanya masalah-masalah kecil seperti seorang nenek yang menyebrang jalan dan tak tau dimana dia sekarang, pencurian sepeda yang berhasil digagalkan dan kini pelaku sedang tergantung didepan restoran prancis. Hanya masalah kecil namun bisa membuat perut superhero ini penuh dengan churros dan roti isi yang diberikan secara sukarela oleh mereka, bahkan ada seorang anak yang memberikannya permen karena telah membantunya menangkap balon yang hampir terbang.

Hingga masalah yang sebenarnya, pencurian bank. Peter masuk kedalam bank dengan tenang sampai para perampok tak sadar jika pahlawan kesayangan Queens tiba. "Hai, kawan," sapa Peter ramah sambil bersandar pada kaca. Para perampok panik lalu menodong Peter dengan pistol.

"Woa.. santai bung, "ucap Peter sambil mengangkat kedua tangannya, para perampok saling menatap heran, "aku menyerah,"ucap Peter kemudian. Peter dengan cepat mengeluarkan spider-web kearah para perampok saat mereka lengah sedikit, semua pistol jatuh kelantai sedangkan para rampok menempel dikaca.

"Hei, aku memang menyerah tapi bukan berarti tak akan melawankan," seru Peter sambil menendang satu-per-satu pistol menjauh dari mereka. Para rampok itu berusaha melepaskan tangan masing-masing namun tak lama mereka sadar bahwa jaring itu tak bisa dilepas begitu saja. "Berengsek," gerutu salah satu dari mereka.

"Language!," seru Peter sambil menembak spider-web pada mereka. Para perampok mulai meracau karena kedua tangan mereka sudah terikat, Peter kemudian menembakan web ke mulut mereka satu persatu "shuu, lebih baik kalian diam dan aku saja yang bercerita," ujarnya kemudian.

"Kau tau, mencuri itu tak baik, maksudku kau bisa mencari pekerjaan bukan. Soal pekerjaan-" Peter tampak mulai tak bisa mengendalikan diri, dia mulai bercerita sampai lupa jika yang sedang dihadapannya adalah lawan.

"Spider-Man," panggil salah seorang polisi yang baru saja tiba, Peter menengok dan menyapa mereka ramah "akhirnya kalian tiba," serunya sambil menghampiri para polisi.

"Pukul berapa sekarang?,"

"11 malam."

"Yaps, aku harus pergi. Senang bercerita dengan kalian, ku serahkan sisanya padamu kawan," dan Peter pun pergi untuk menjemput tasnya.

Peter sampai dipantinya, dilihatnya keadaan sekitar sebelum mulai memanjat untuk masuk kekamarnya melali jendela. Peter tidak memiliki teman sekamar, dulu ia sempat memilikinya hingga suatu hari temannya diadopsi oleh pasangan muda.

"KAREN," panggil Peter sambil merebahkan dirinya dikasur setelah melempar tas ke pojok ruangan. "Ya Peter?". Peter tersenyum samar, walau kaku tapi suara KAREN berhasil membuatnya lupa kalau ia sendir,

"Malam KAREN. Mimpi indah."

...

Selama seminggu kegiatan Peter tidak begitu menarik, hanya kegiatan biasa seperti berpatroli, membantu para ilmuan di SI serta menelan bulat-bulat semua caci maki Flash. Satu-satunya hal aneh adalah Tony menghilang setelah beberapa hari sibuk dengan pengembangan AI.


"Hi Pete," Ned menepuk pundak Peter pelan. Ia tersentak dan mengutuk Ned dengan tatapannya sedangkan Ned hanya tertawa pelan. Ned mulai bercerita tentang filem yang ia tonton semalam dan tentang segala macam kesenangan yang ia rasakan saat menyusun balok demi balok lego.

"Ah, sayang kau tak bisa datang. MJ bahkan membantuku, walau dia lebih banyak menghabiskan waktu menggambar wajahku yang bingung,"

"Maaf aku tak bisa datang Ned, kau tau kan kenapa?,"ucap Peter sambil mengambil buku di lokernya untuk 2 kelas yang akan ia hadiri sebelum istirahat, ia menutup kembali lokernya dan menemukan MJ yang sudah berdiri didepan mereka.

"Hi, Losers."

"Hi, MJ."

...

Setelah melalui banyak hal dikelas, seperti Peter yang kembali disuruh membentulkan jawaban dari seorang Flash Thompson kemudian berakhir dengan Flash yang semakin benci padanya ataupun kejadian dimana ia harus terjebak didalam kelas bahasa inggirs yang membosankan.

Akhirnya jam Istirahat pun tiba.

Peter memakan roti isi yang ia beli dikantin dengan lahap ditemani sekaleng soda kesukaannya, Ned makan sambil terus bercerita tentang filemnya sedangkan MJ sibuk menggambar wajah seseorang yang sedang memikirkan nasipnya dipojok ruangan.

"Oh, aku tak pernah bertanya sebelumnya. Bagaimana caramu bisa menjadi intern di SI?," bisik Ned lalu meminum habis susu kotaknya.

"Oh, aku tak pernah cerita?"

"Tidak."

"Harley yang menawarkanku, dia bilang salah satu kepala divisi sedang mencari anggota untuk pengembangan senjata, namun sayangnya Harley yang tertarik tak bisa ikut karena sudah menjadi salah satu anggota team Dr. Banner yang saat itu juga sedang ada projek penting. Harley yang sudah kenal dengan Mr. Stark sejak lama memintanya untuk menjadikanku intern dan dia bilang aku bisa menjadi intern disana jika berhasil membuat Dr. Banner terkesan, setelah mengikuti 3 tes aku diperbolehkan ikut masa ujicoba. Kau tau, dengan umurku yang sekarang aku seharusnya tak bisa menjadi intern disana, namun karena aku berhasil melewati masa uji cobaku dengan baik, beberapa kepala divisi meminta Ms. Potts untuk menjadikanku intern resmi SI," jelas Peter panjang lebar.

"Tunggu, siapa Harley?"

"Teman sekamarku saat dipanti, sekarang usianya 20. Jika aku tak salah ingat dia diadopsi setengah tahun setelah aku pindah ketempat itu, walau sebentar dia sudah seperti kakak bagiku," jelas Peter lalu melahap bagian terakhir roti isinya.

"Ya, sehebat apapun kalian. Kalian tetap pecundang dimataku," ujar MJ sambil mengangkat buku gambarnya, "bagaimana?"

"Bagus," jawab Ned dan Peter bersamaan.

"Hah, pembohong."

Ned dan Peter menengok kebelakang dan menemukan Flash yang sedang menatap mereka rendah, diam-diam Peter dengan kesal mengutuk keberadaan manusia satu ini didepannya.

"Mana mungkin seorang pecundang sepertimu bisa menjadi intern di SI. Kau hanya seorang pecundang, tak mungkin kau bisa menapakan kakimu ditempat itu, Penis Parker!," seru Flash keras dan disambut tawa oleh orang-orang dibelakangnya.

"Pergi Flash, berhenti menganggu kami," geram Peter. Ia benci saat semua mata menatapnya, ia benci saat semua orang berbisik tentangnya terlebih sejak ia digigit laba-laba radioaktif, kini ia bisa mendengar setiap kata yang mereka ucapkan bahkan ia bisa mendengar pertengkaran yang terjadi disalah-satu perumahan yang jauhnya lebih dari 5 kilometer dari tempat ia berada.

Sensory overload

"ORANG SEPERTIMU TAK PANTAS BICARA DENGANKU, KAU HANYA MANUSIA RENDAH YANG TAK PANTAS UNTUK HIDUP. PECUNDANG YANG HANYA MEMBAWA KEMATIAN, KELUARGAMU MATI KARENAMU PARKER. KAU MENYEDIHKAN, KAU HANYA SAMPAH, PEMBOHING MENYEDIHKAN. KAU BAHKAN BERKAYA BAHWA DIRIMU MENJADI INTERN DI SI, HAHA.. MENYEDIHKAN,-" teriak Flash dengan sejuta kata kasar yang ia miliki dikamusnya.

Peter menutup kedua telingannya dengan earphone lalu menyalakan musik untuk membuatnya tenang. Peter benci saat dirinya ada dalam keadaan menyedihkan seperti saat ini, tidur sekitar 1,5 jam dan hanya makan sebuah roti isi serta soda yang tentu saja tidak akan cukup dengan metabolismenya yang terlalu cepat.

Ponsel Peter bergetar, di lihatnya pesan yang masuk, sambil beranjak dari duduknya. Mengabaikan Flash yang masih setia memberinya sejuta sumpah serapah, MJ bangkit dan dengan senang hati membalas setiap perkataannya.

KAREN : "Detak jantungmu diatas rata-rata Peter. Haruskah saya memberitahu Mr. Stark?"

"No, i'm ok," balas Peter cepat. KAREN tak pernah bicara selama ia ada disekolah, dan sebagai gantinya akan ada pesan masuk kedalam ponsel Peter.

KAREN : "Baik."

Peter menutup bilik toilet lalu berjongkok sambil memegang kedua kakinya, kepalanya pusing, pendengarannya berdengung, berisik.

"Berisik, berisik, berisik,"gumam Peter berkali-kali, seolah kata itu adalah mantra yang bisa menghilangkan sakit kepalanya. Hingga ponselnya bergetar, dilihatnya nama yang tertera dilayar.

Mr. Stark

Peter terdiam, diangkatnya telp tersebut dan siap menyimak setiap kata yang akan dilontarkan oleh Tony.

"Peter, keluar dari sana."

"Peter, keluar dari sana."

Peter terdiam, Mr. Stark, bos-nya sedang berada di sekolahnya, tapi kenapa?

"Aku baik-baik saja, Mr. Stark," jawab Peter sambil memeluk kedua lututnya, menenangkan dirinya sendiri sambil berusaha fokus pada apa yang ada dihadapannya sehingga ia tak perlu mendengar suara klakson mobil yang berada jauh dari tempatnya.

"Tidak, buka pintunya atau akan kuhancurkan pintu itu," ancam Tony, Peter terdiam dari suaranya saja ia tahu bahwa itu bukan hanya sekedar gertakan. Peter membuka pintu toilet pelan lalu berdiri didepan Tony.

Tony terdiam, ia melihat bayangan dirinya sendiri pada diri Peter dan tanpa sadar ia sudah menarik Peter dalam pelukan, tentusaja perlakuan hangat dari Tony berhasil membuat Peter menangis.

...

Mereka memutuskan untuk pergi ke menara setelah Peter kembali tenang, beruntung Happy berhasil meyakinkan gurunya bahwa Peter memang tak seharunya tetap berada disekolah hari ini dan Peter akan aman bersama mereka, Happy bahkan memberikan nomor ponsel pribadinya sebagai jaminan.

"Jadi, apa sekarang kau mau bercerita tentang apa yang terjadi padamu, kiddo?," tanya Tony sambil mengunyah pelan donatnya, mereka ada dimobil saat ini dengan Happy (yang tidak terlihat happy) mengendarai mobil dengan kecepatan normal.

Peter menggeleng pelan, ia tak siap memberitahu seberapa menyedihkan hidupnya. Tony mengangguk tanda mengerti, ia menepuk kepala Peter pelan "aku tak akan memaksa, tak semua orang dapat dengan mudah bercerita tentang hidup mereka."

Peter tersenyum, setidaknya ia tau ada orang lain yang perhatian padanya selain Ned dan MJ serta keluarga mereka tentu saja.

"Terimakasih, Mr. Stark," gumamnya pelan, bahkan Peter sendiri tak yakin apakah orang disampingnya itu mendengar atau tidak, sedangkan Tony hanya tersenyum sekilas sebagai jawaban.

...

"Selamat datang Mr. Stark," sapa FRIDAY sesaat setelah Tony berjalan melewati scanner, sedangkan Peter diam sebentar dan mencari lencananya didalam tas.

"Ayo cepat," ujar Tony. Peter mendengus, ia baru berhasil menemukan lencananya yang berada didasar tas beberapa menit setelah mencari, secepat mungkin Peter memasukan kembali semua barang yang berserakan dilantai dan meletakan ID Card-nya pada scanner.

"Peter Parker, Intern, Sigma Black Level 6, unlimited, limited access, no dangerous objects detected."

Setelah melewati sedikit hambatan akhirnya Peter bisa masuk. Tony sudah menunggunya didepan lift, mereka naik keatas dimana laboratorium pribadi stark berada.

"FRI, ke laboratoriumku," ujar Tony kemudian menatap Peter yang tampak bingung.

"Ada apa?,"

"Bukankah nama AI-mu JARVIS?"

"Oh, aku kehilangan JARVIS saat misi di Sokovia, dulu JARVIS adalah AI untuk kostum Iron-Man sedangkan FRIDAY AI yang menjalankan tempat ini. Kini FRI melakukan semuanya sendiri," jelas Tony sambil bersandar pada dinding lift.

"Oiya, Aku sudah menyelesaikan kostum-mu, kita hanya perlu memindahkan KAREN kesana dan menginstal beberapa hal lalu mencocokannya," Peter diam lalu tersenyum penuh arti.

"Terimakasih Mr. Stark"

"Sama-sama, kiddo."

Tak lama kemudian pintu lift terbuka. Peter sibuk dengan Tony membicarakan tentang projek "Spider-Man suit" yang sedang mereka kembangkan sampai tak sadar jika ada orang lain disana.

"Stark?"

"Aw.... Fuck."

"LANGUAGE"

...

Mau bilang apa y.. ini sebenernya dah kelar lamaaaaa banget tapi ya baru aing publis karena tiba-tiba lupa sama alurnya dan harus buat chapter ini ulang karena dah keluar dari yang seharusnya. (Maklum masih bobrok)

Semoga suka.

Bye.

Oiya, kalo soal latar anggep aja dri avanger ultron tapi ada bau2 homecoming dan civil war belom terjadi.

Jadi ya... latarnya agak berantakan :v

Sorry :">

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro