Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 60

Zhao Yong ... tampaknya kau juga berhasil melewatinya.

***

Tungku api raksasa kini mengeluarkan gumpalan asap merah kehitaman. Asap yang entah bagaimana mulai membentuk wujud layaknya tubuh ular raksasa. Namun, bersisik hitam, kuat layaknya baja dan bergerigi dari punggung leher hingga ekor, mata nyalang merah, bertanduk. Sosok yang kini terbang mengelilingi tungku dan area sekitar Mogui Xinzang, menatap setiap orang sebelum akhirnya mewujudkan sosok Zhao Yong lengkap dengan kobaran api. Perlahan, menapakkan kaki dengan api yang sedikit demi sedikit hilang, terserap dalam tubuhnya. Menyeringai dengan mata merah yang senada dengan jubahnya.

Begitu pula dengan Yue Hua yang juga mengenakan warna pakaian sama dengan Zhao Yong, rambut terkepang setengah dengan hiasan bunga merah melengkapi. Tampak dirinya kebingungan akan pergi ke mana, tapi kini malah melangkah masuk ke dalam suatu ruangan.

Kurasa penobatannya telah usai.

"Yue Hua ohh Yue Hua ... bagaimana bisa dirimu sekarang malah terjebak dalam Alam Iblis bersama Mo Wang?"

Cheng Yuan, aku merindukan keluargaku ... merindukan dirimu dan kehidupanku yang lalu.

Yue Hua mendesah, cukup kuat untuk memenuhi ruangan, menghapus air bening yang menghiasi wajahnya, melihat sekitar mencoba untuk mengalihkan pikiran. Sayang, kamar ini terbilang kosong dengan nuansa hitam dan merah sepenuhnya. Akan tetapi, ada hal yang menangkap pandangan Yue Hua. Tertarik, sangat tertarik hingga membuat langkahnya cepat, mendekati.

"In-ini ... diriku?"

"Menurutmu?"

Seolah ketahuan sedang mencuri, Yue Hua memalingkan wajahnya ke arah suara. Melangkah mundur begitu Zhao Yong melangkah maju, tak bisa dipungkiri bahwa Yue Hua sempat takjub dengan penampilan Zhao Yong sekarang. Kulit putihnya tampak lebih berkilau dalam pakaian merahnya.

"Katakan ... siapa wanita dalam lukisan ini? Kenapa wajahnya begitu mirip denganku ...? Jangan bilang dia adalah aku karena aku tahu dia bukan."

"Jika kuceritakan sekarang, akan butuh waktu cukup panjang. Maka, kau harus bermalam dalam satu ruangan denganku." Zhao Yong tersenyum kecil, semakin menambah pesonanya.

Sadar hal ini tak benar untuk disaksikan terus-terusan, Yue Hua memalingkan pandangan ke sekitaran dengan canggungnya, memilih duduk di tempat yang paling dekat jangkauan, pinggiran ranjang, siap mendengarkan cerita. Hal itu sontak membuat Zhao Yong tersenyum lebar, menuangkan teh pada cangkir lalu memberikan pada Yue Hua, siap memulai cerita.

Di sisi lain, kembali ke tempat cerah yang berbanding terbalik dari Alam Iblis. Dalam suatu aula yang bersinggasana, terlihat Long Jun yang duduk dengan gagahnya, terlihat pula serius. Namun, tetap tenang.

"Tian Di ... kau baik-baik saja? Yakin tidak perlu istirahat dulu?" tanya Ta Hai.

"Benar, sekarang kau memiliki tanggung jawab yang besar. Tidak boleh membiarkan dirimu sakit," tambah Wen Rou.

"Bahkan jika aku ingin istirahat ... takutnya juga tidak bisa."

"Zhao Yong telah resmi menjadi Mo Wang, jelas dia tidak ingin kalah darimu," ujar Yang Jian yang memandang Long Jun dengan serius.

"Firasatku tidak enak, kurasa Zhao Yong kali ini akan bergerak sepenuhnya dengan lebih brutal dari biasanya tanpa menahan-nahan lagi," ujar Long Jun.

"Berdasarkan sifatnya itu sudah pasti, dirinya tidak akan tunduk pada Alam Langit. Belum lagi, Yue Hua kini bersamanya. Bukankah itu hanya akan menambah sisi ambisiusnya?" tanya Zhen Xi.

"Keberadaan Yue Hua di sisinya tidak bisa dibilang buruk sepenuhnya."

"Tian Di, apa maksudmu ... Yue Hua bisa jadi kelemahannya?" tanya Ding Bei.

"Kelemahan atau kekuatan bagi sisi siapa saat ini, tentu aku tidak tahu pasti. Yang jelas, Langit pasti punya jalannya sendiri untuk memunculkannya pada kita."

"Sebelum Zhao Yong bergerak akan lebih baik kita bersiap," tegas Ta Hai.

"Bagaimana jika persiapan kita disalahartikan Alam Iblis dan malah menciptakan peperangan lebih awal? Kurasa kita harus berhati-hati dalam hal ini."

"Wen Rou benar, saat ini hubungan kita semakin menegang. Sekali saja salah maka akibatnya fatal, nyawa setiap alam taruhannya," ujar Long Jun.

"Lantas tidak mungkin kita berdiam diri saja saat ini, bukan?" tanya Ding Bei.

"Tentu tidak ... lagian sejak kapan Alam Langit takut dengan Alam Iblis? Kita saat ini hanya menimbang resiko terkecil yang bisa terjadi," jawab Zhen Xi.

"Itu benar, konflik saat ini bukan hanya antara dua alam melainkan enam alam." Jiang Zhong menambahkan.

Setelahnya, Long Jun hanya terdiam memandang dan mendengar setiap pembicaraan orang-orang terdekatnya, tidak menyela atau menghentikan layaknya keluar dari diskusi. Namun, jelas Long Jun tenggelam dalam pikiran. Hal itu disadari oleh Ta Hai, Wen Rou juga Yang Jian. Ketiganya saling bertukar pandang sebelum berakhir mengalihkan kembali pandangan pada Long Jun.

"Ding Bei! Zhen Xi ...! Aku ingin kalian berdua pergi ke Alam Manusia. Hentikan dan lindungi manusia dari serangan Alam Iblis," titah Long Jun. "Sementara sisanya, kembalilah ke alam kalian masing-masing. Lindungi dan jagalah alam kalian," tambahnya lagi.

"Tian Di, kenapa menggunakan cara ini?" Yang Jian menanyakan, binar kebingungan terpancar jelas dari sepasang matanya.

"Paman Ming ... kalian jangan lupa jika Paman Ming berasal dari Alam Roh. Kini dirinya telah menjadi bagian dari iblis juga Penasihat Alam Iblis. Aku khawatir jika dirinya akan menyarankan menggunakan ilmu yang tak sepatutnya digunakan."

"Selain itu, jika melihat sifat Zhao Yong yang tersulut emosi. Dirinya kemungkinan akan menyerang setiap alam secara bersamaan untuk mengalihkan fokus kita semua," tambah Wen Rou.

"Benar sekali! Karena itu kugunakan cara ini dan kalian tidak perlu khawatir, diriku tidak akan berpaling pada kalian."

"Tian Di bijak!" sahut setiap dari mereka bersamaan.

Setiap dari mereka kemudian satu demi satu meninggalkan aula, tapi harus mengecualikan Ta Hai dan Wen Rou, seolah ada semacam kekuatan tak kasat mata yang memberatkan langkah mereka, tak mampu melawan yang akhirnya memilih tinggal.

"Tian Di, apa ada hal yang kau sembunyikan dari kami? Kenapa terlihat rahasia sekali?" tanya Wen Rou.

"Kuharap kalian memanggil Long Jun saja saat sedang bertiga seperti ini. Kalian orang terdekatku, tidak perlu seformal itu."

"Baiklah ... Long Jun!" panggil Ta Hai.

Ketiganya pun tertawa. Namun, sekejap saja, karena keseriusan kembali memenuhi Long Jun, menghentikan waktu tawa mereka. Sontak, Ta Hai dan Wen Rou saling bertukar pandang, menyadari akan banyaknya perubahan Long Jun kini. Tampak pikiran dan hatinya, barangkali hanya secuil saja tidak lagi memikirkan dirinya sendiri, melainkan sepenuhnya berisi hal lain yang tak lain adalah keselamatan dan kedamaian enam alam.

"Kau bilang kami orang terdekatmu, jadi ... utarakan semua yang kau rasakan dan pikirkan, kapan pun kami akan siap mendengar dan membantumu," ujar Wen Rou.

"Katakan, apa yang kau pikirkan saat ini?" tanya Ta Hai.

"Yue Hua ...."

Wen Rou dan Ta Hai sontak bertukar pandang kembali, tidak mengerti alasan di balik pemikiran Long Jun. Sementara Yue Hua sendiri, kini masih berada dalam ruangan Zhao Yong, berdiri memandang lukisan wanita yang serupa dengannya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Zhao Yong.

"Tidak ada, hanya merasa aneh saja."

"Aneh? Apa maksudmu?"

"Jika aku benar reinkarnasi Ayong ... kenapa tidak diriku merasakan apa pun ketika melihatnya atau mendengar ceritamu?"

"Tidak peduli apa pun, kau pasti reinkarnasinya."

Zhao Yong duduk kembali pada ranjangnya dengan Yue Hua yang masih terpaku pada lukisan, menyentuh dengan tatapan penuh keseriusan.

Apa benar dia diriku? Jika benar ... bukankah itu berarti Zhao Yong melihat diriku sebagainya? Jika ketahuan diriku bukan, maka ... akankah dia membunuhku?

"Yue Hua, sudah larut. Kau kembalilah ke kamar, aku ada urusan untuk dibicarakan dengan Awen dan Paman Ming."

Tanpa membantah, Yue Hua pun menuruti, meninggalkan ruangan dengan pikiran yang berkecamuk. Sedangkan pada Istana Langit, tak lagi pada aula. Ruangan tampak sedikit berbeda dari biasanya dengan bagian tengah terhiasi suatu benda bulat berupa lempengan tembaga emas besar, cukup mendominasi ruangan. Selain itu, terdapat jarum-jarum yang menghiasi lempengan tersebut, layaknya menunjuk sesuatu. Di mana di dalamnya terukir tulisan yang tidak diketahui apa bentuknya, unik dan terkesan kuno.

"Hormat pada Tian Di."

"Apa kau Dewa Takdir ... Si Ming?" tanya Wen Rou.

"Benar ... tapi, apa yang membawa kalian kemari sampai repot-repot datang sendiri?"

"Si Ming, bantu kami mengecek manusia bernama Yan Yue Hua. Seperti ... kehidupan masa lalunya," pinta Ta Hai.

"Itu ... tentu aku bisa, hanya ... jika bukan keperluan mendesak, diriku tidak bisa. Urusan manusia, bahkan abadi tinggi sekalipun tidak seharusnya ikut campur."

"Jika menyangkut keselamatan enam alam, apa kau masih menolak?" sela Long Jun.

"Karena Tian Di mengatakan begitu, baik! Akan kulihat, mohon tunggu sebentar." Si Ming memberikan hormatnya, melangkah pergi ke sisi lain ruangan.

"Long Jun, untuk apa kau mengetahuinya? Apa sepenting itu?" tanya Wen Rou.

"Aku hanya ingin tahu kebenarannya."

Barangkali akan ada gunanya suatu saat nanti.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro