Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

END

"ɪ’ᴍ ɢᴏɪɴɢ ᴛᴏ ᴇᴀᴛ ʏᴏᴜ."

《》

"'Samu- ah! S-serius disini?"

"Hm?" Kedua tangan kekar mengunci lengan kecil, hidung mancung menyusuri lekuk leher yang tertutup rambut. "Kenapa emangnya?"

"Kenapa nggak dikamar?"

Netra coklat mentap iris abu, mulai  merasakan ketidaksabaran yang dipancarkan sang suami. Osamu tersenyum miring, membawa kepala menyusuri dada. "Kamu tahu aku nunggu berapa lama?"

Tiga bulan. Setelah menikah, Nana dan Osamu belum pernah melakukan apa-apa.

Osamu mengerti, menghadapi sifat nggak peka (yang sudah keterlaluan) masih menempel pada sang istri. Bahkan setelah disindir beberapa kali oleh teman-teman Klub Voli, Nana belum mengerti apa yang biasanya dilakukan pada malam pertama sepasang suami istri.

Baru pada percakapan Nana dan Atsumu kemarin, perempuan itu berani menanyakan hal semacam itu pada sang suami.

"Ne, Osamu-kun. Apa penismu masih terasa sakit setiap mengingat bentuk tubuhku?"

".... hah?"

"Setelah tak sengaja melihat aku ganti baju, kau-"

"Atsumu bilang?"

'Aduh salah.'

"Memangnya sakit gimana sih?"

Hening. Di dalam ruang tamu yang hanya ditempati mereka berdua, benar-benar tak terdengar suara apa-apa.

"Mau tahu?"

Lalu situasnya berlanjut seperti saat ini.

Nana memejamkan mata, tak sanggup melihat apa yang Osamu lakukan kepada tubuhnya. Laki-laki itu memasang senyum miring, tangan kanan membuka satu persatu dari sekian banyak kancing.

"Pintunya udah dikunci?"

Osamu tak menghiraukan, mulut yang biasa mengeluarkan omongan yang menyakiti hati kini menghisap penuh nafsu. Sang istri mendesah keras, menggigit bibir dengan harapan suara yang dikeluarkan tak sampai terdengar tetangga.

"'Osamu-kun...."

Tangan kecil mulai bergerak naik, melingkar diatas leher yang berkeringat. Osamu tersenyum dalam kuluman. Merasa terangsang akibat remasan pada potongan undercut yang sampai saat ini masih ia pertahankan.

Osamu menjauhkan diri, ruangan itu kini tak lagi terasa sepi. Suara nafas yang memburu terdengar ke seluruh ruangan, meninggalkan pipi yang tersipu akibat melakukan aktivitas yang tengah dilakukan.

Keduanya kembali bertatapan, Nana melemparkan Netra sayu dihadapan Osamu. Telapak besar mulai menyusuri bagian tubuh bawah, menarik celana paksa seraya dilemparkan entah kemana.

"... nggak pake daleman?"

Nana mengalihkan pandangan, tak mau menjawab pertanyaan ambigu yang suaminya lemparkan. Osamu tertawa ringan, tangannya kembali bergerak dengan niat memuaskan.

"Nggh-ahhh!"

Osamu menarik nafas berat, matanya tertuju pada lubang yang hanya sanggup menerima dua ruas jarinya. Tangannya yang lain bergulir meraih telapak sang istri, menciumnya khidmat seraya menutup mata. Seakan ingin menunjukan bahawa pemilik tangan itu, Nana Konitsu, adalah sesuatu yang sangat berharga kepunyaan Osamu Miya.

Punggung tangan yang telah dikecup kemudian dibawa menuju bagian bawah tubuh, Osamu meletakannya pada pangkal paha. Menyenggol sesuatu yang keras, Nana menutup mata tak sanggup membayangkannya.

"Pegang."

Bergetar. Sang istri masih malu-malu saat menyentuh kepunyaan Osamu. Laki-laki itu lagi-lagi tertawa dengan kelopak yang menutup, mencabut dua jari yang sedari tadi bergerak kaku.

"Maaf." Osamu menyentuh pipi sang istri dengan jemari yang basah, "aku nggak tahan."

Nana menarik nafas berat, menerima ciuman panas yang mencuri nafasnya hingga sesak.

Tangan Osamu membuka celana training yang ia gunakan dengan mudah, melemparkan ke sembarang arah seraya memegang benda keras yang terlihat memerah.

"Lihat." Sang suami memaksa Nana membuka mata, ditatapnya kejantanan yang setengah mengeras. "Lain kali akan kubuat kau menghisapnya."

Nana lagi-lagi memejamkan mata. Osamu kembali mengeluarkan tawa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro