Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ᴛɪɢᴀ

"ɪ ᴡᴀɴᴛ ᴍʏ ғʀᴇᴇᴅᴏᴍ!"
"ʙᴜᴛ ᴀʀᴇ ʏᴏᴜ ᴡɪʟʟɪɴɢ ᴛᴏ ᴘᴀʏ ᴛʜᴇ ᴘʀɪᴄᴇ ʏᴏᴜʀ ғʀᴇᴇᴅᴏᴍ ᴡɪʟʟ ᴄᴏsᴛ?"

《》

Nana memandang ponselnya dengan tatapan ironis. Emoji dibalas titik, buble chat dua baris dibalas kalimat dua kata.

Meskipun sudah saling mengenal selama hampir tiga tahun, Nana sama sekali belum terbiasa dengan gaya komunikasi Osamu.


Lalu datanglah percakapan dari lain arah. Ibarat alternating current, sifat Osamu dan Atsumu benar-benar berkebalikan. Sulit mencari satu hal yang benar-benar cocok bagi keduanya. Selain Voli— tentu saja.


Mata yang mulai mengantuk harus ditahan supaya tidak tertutup, setidaknya untuk beberapa waktu. Saut-sautan dari grup voli seakan memaksa Nana memusatkan atensi, meskipun hal yang dibahas tak ada penting-pentingnya sama sekali.


"Apaansi salah ngetik gitu doang," Nana berdecak. Kesal melihat kelakuan teman-temannya yang terbilang hiperbola.

Lalu, percakapan dengan Atsumu mengakhiri malam Nana yang terasa panjang. Meninggalkan perasaan gondok yang hanya bisa diobati dengan tidur nyenyak.


》《


“Disuruh ngedata perwakilan.” Kata Nana saat seluruh anggota Klub Voli tengah berkumpul di ruangan klub.

Atsumu memasang cengiran tengil, “kan udah sama mbak manajer?”

Gadis yang disinggung hanya mencibir penuh dengki, “kin idih simi mbik minijir. Disuruh dua orang, biar nggak capek.”

Ginjima, si Kapten kesayangan kita, memberi saran yang tak diduga-duga. “Yaudah Nana sama ‘Samu aja.”

Atsumu tersenyum miring, “nah, boleh tuh!”

“Setuju.”

“Cocok.”

“Kenapa nggak sama Kapten?”

Tatapan hina dilayangkan hampir seluruh anggota kepada Suna.

“Eh iya, Kapten kan ngatur waktu latihan.” Seru Suna, buru-buru mengoreksi perkataan sendiri.

“Boleh.” Kata Osamu dan Nana berbarengan.

"Petrus brou." Celetuk Atsumu yang tak kuat menahan diri untuk menggoda.

Satu-satunya gadis yang ada di ruangan itu mendengus geli, "kalian udah kelas tiga kok masih gini-gini aja."

《¤》

Nana dan Osamu keluar dari ruangan OSIS dengan perasaan yang sama: lelah.

Yang katanya menampung aspirasi malah berlaku oligarki. Mementingkan kesenangan pihak-pihak tertentu yang berkuasa, lalu untuk apa diadakan rapat akbar kalau hasilnya sudah ditentukan sejak awal?

"Jabatan doang tinggi, pemikirannya rendah." Keluh Osamu saat keduanya berjalan pulang. "Otak nggak dipake jadinya gitu tuh."

Tak disangka-sangka, Nana tertawa lepas. Suaranya terdengar merdu, setidaknya bagi Miya Osamu. 

"Bener sih, tapi nggak semuanya gitu kok. Temenku banyak yang baik. Meskipun nurut-nurut aja kalau disuruh, juga beraninya komplain dibelakang." 

Osamu diam tak menjawab. 

"Maaf merepotkan, 'Samu. Tapi boleh antar aku pulang nggak?"

Laki-laki berpikir tanpa berucap, 'bukannya udah pasti aku anter juga?'

Nana berhenti. Kepalanya menunduk dengan sebutir keringat menetes melalu dahi. Tak lama, badan kecilnya ambruk tepat pada lengan Osamu. 

》¤《

Nana terbangun dengan wangi masakan yang menguar masuk kedalam indra penciuman. Saat badan mencoba duduk, kepala menolak dengan mengeluarkan rasa sakit yang sangat menyengat. 

Kepala Osamu menyembul dari daun pintu, tatapannya lurus menuju perempuan yang tengah terbaring diatas kasur. 

"Kalau capek tuh bilang." 

Osamu masuk dengan sepiring nasi goreng bertengger pada kedua tangan. Nana tersenyum lebar, "kan aku udah bilang. Maaf merepotkan."

"Bukan berarti bisa pingsan seenaknya." 

Kepala Nana kembali menunduk, "iya maaf." 

Osamu menghela nafas, perasaan tak enak mulai muncul karena memarahi orang yang jelas-jelas tengah sakit. 

"Kenapa nggak istirahat? Kenapa nggak bilang dari awal kamu belum makan? Kenapa nggak izin aja? Minta Atsumu atau anggota voli lain gantiin kamu?"

Gadis itu semakin menunduk, "nggak bisa. Orang tuaku selalu bilang aku harus punya tanggung jawab. Mau kayak gimanapun keadaannya, aku harus bisa mengerjakan apa yang kapasitasnya emang harus aku kerjakan."   

"Bebal. Kalau sakit kayak gini mau tetep aja maksa gitu?"

Nana memeluk lutut tanpa menjawab lebih lanjut. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro