Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 3 : Delusi

Suatu malam Angela hanya sibuk membolak balikkan halaman buku PR nya. Tidak konsen dengan rumus-rumus dihadapannya. Perkataan kakaknya tempo lalu masih terngiang di kepalanya..

"Bagaimana kalau kamu saja? Kita kan bukan saudara kandung, "

Angela menggeleng dan tiba-tiba jantungnya berdetak lebih cepat.
Masa sih aku suka sama kakak sendiri? Kenapa aku iniiii.. Angela sadarlaaaah... Pekik hati Angela.

Tok tok..

Sebuah ketukam dipintu membuat Angela mengalihkan atensinya.

"Siapa? "

Krieeet..

Pintu dibuka dan muncullah sosok tampan kakaknya yang menggunakan piyama tidur.

"Angel." panggil kakaknya. Raut wajahnya tampak kusut dan ada lingkaran hitam disekitar netra birunya.

"Kakak baru bangun tidur? Atau mimpi buruk? "

Adnan melangkah. Tapi pekikan Angela menahannya.
"Jangan masuk! Kamarku ini privasiku kaaak! " protes Angela.

Tetapi Adnan malah nekad duduk ditempat tidur Angela.

"Angelaa.. Aku sudah bingung mau cerita sama siapa? "

Angela yang berhati lembut pun hanya ikut terdiam melihat kakaknya yang tampak berantakan. "memangnya ada apa kak? "

Adnan memainkan jemarinya. Menimbang. Dan ia tahu pasti adiknya akan memahaminya.
"Sesuatu mencoba menarikku. Entah apa Ngel. " kata Adnan kemudian.

Angela mendekati kakaknya dan duduk disamping Adnan.
"Sesuatu? "Angela bertanya hati-hati. Masih merasa bingung.

"iya Ngel. Suara. Desahan angin. Dan entah apa yang membawanya terdengar olehku. Memanggil namaku. Apa itu suara malaikat kematian? "

"YAK! " sentak Angela. "jangan ngaco deh. Mana ada malaikat kematian mau nyabut nyawa pake kode-kode nyebut nama segala?! Kalau semua gitu bisa tobat dulu dong.. " Angela bersungut-sungut.

"Iya juga yaa... Kan nggak surprise namanya. Hahaha.. "

"Iyaaa... " mereka berdua tertawa sesaat "udah ah nggak baik ngetawain malaikat kematian. Nanti kena kutuk lagi. "

"Ok.. "

"Kakak nggak usah ambil pusing itu ya. Mungkin aja itu hanya delusi sesaat. "

Tetapi dalam hati Adnan menyanggah pernyataan Angela walaupun ia mengangguk. Baginya, Panggilan itu nyata. Terdengar jelas.

"O ya .. Ingat nggak? Seminggu lagi ulangtahun kak Adnan lhooh.. Kakak mau dikado apa? " Angela mengalihkan pembicaraan.

"Kakak nggak minta apa-apa Ngel. Yang kakak minta keluarga kita tetap utuh dan bahagia. "

"Aamiiin.. Sekarang kakak balik kekamar yah. Angela mau tidur. Sanaa.. " Angela mendorong Adnan sampai keluar kamar. Akhirnya perasaannya lega. Masih gegara perkataan Adnan tempo hari, membuat jantung Angela terasa nyut-nyutan.

***

Suatu hari sepulang sekolah Angela tiba-tiba menghilang dari kelas. Tidak menunggu Adnan seperti biasa. Sedang Adnan yang ditinggal sibuk celingak-celinguk mencari adiknya.

"Fred. Tahu Angela dimana? " tanya Adnan pada ketua kelasnya yang duduk di Hall bersama siswa-siswa lain yang asyik wifi-an.

"Waah.. Ora ngerti Nan. " jawab Fredi dengan bahasa jawa. Namun Adnan memahaminya. Kemudian ia berlalu. Menyusuri jalan pulang. Berharap berpapasan dengan adiknga saat menuju jalan pulang.

"Siang ma.. " Adnan menyapa mamanya yang sedang merajut didepan tv.

"Siang Ad. Mana adik kamu? Tumben nggak bareng? "

"Eh? Angela belum pulang ma? " Adnan mendekati mamanya dan mengecup kening dan pipinya.

"Belumlaaah.. Biasanya juga bareng?"

"Iya ma. Angela menghilang duluan tadi. "

"Yaudah kamu ganti baju dulu kemudian cari Angela kalau dia belum pulang yah? "

"Allright mom.. "

"Ok. Thank you love.. "

Hari sudah menjelang gelap. Adnan saat ini sedang menyusuri jalan raya untuk mencari Angela. Telefon Angela pun tidak aktif.

Adnan mengunjungi beberapa rumah teman Angela. Bahkan beberapa toko yang mungkin dikunjungi adiknya. Namun hasilnya tetaplah nihil.

Dari kesekian toko yang ia masuki ia tetap tak menemukan sosok Angela. Ia sesaat termangu di parkiran. Memikirkan kira-kira dimana adiknya berada?

"Mas mas.. Artis korea? " tanya tukang somay yang kebetulan berpapasan dengan Adnan.

"Eh. Bukan buk.. Saya remaja sini. "
Jawab Adnan kikuk.

"Remaja siniii? Masak sih? Baru kali ini liat yang gantengnya kaya sampean.. "

"Ibu bisa saja. . Ayah saya memang dari Canada buk. Jadinya saya.. . "

"Oooh.. " ibu-ibu tukang somay itu hanya ber ooh.. "Boleh minta foto? "

"Buat apa bu? "

"Buat kenang-kenangan foto sama bule blasteran Indo-Canada. .."

"Hahaha. . " Adnan menerima permintaan ibu tukang somay.

Setelah berfoto ibu itu pergi dengan hati riang dan bangga..

🎶🎶🎵🎶

Rington hp Adnan berbunyi. Sebuah nomor yang tidak dikenali Adnan menghubunginya.

"Halo? "

"Halo Adnan Shaw? Putraku? Wkwkwk.. "

Papa?

Bersambung..

Akankah Adnan kembali ke Toronto, Kanada?



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro